TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Yuk Kurangi, 6 Kebiasaan Ini Memperparah Pencemaran Udara

Apakah termasuk kebiasaanmu juga?

pixabay/DarkWorkX

Pencemaran udara belakangan ini menjadi isu yang sangat mengkhawatirkan. Di kota-kota besar seperti Jakarta, pencemaran udara semakin hari semakin meningkat. Masalah ini akan sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi, karena perekonomian baik akan menimbulkan kecenderungan seseorang untuk menggunakan bahan-bahan berteknologi tinggi yang dapat menimbulkan pencemaran udara seperti kendaraan bermotor.

Tidak hanya itu, tanpa sadar kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukan sehari-hari pun ternyata juga ikut andil dalam terjadinya pencemaran udara. Ini 6 kebiasaan yang sering kita lakukan yang menyebabkan pencemaran udara.

1. Membakar sampah

unsplash/rahadiansyah

Membakar sampah sudah menjadi kebiasaan dalam lingkup rumah tangga saat ini. Selain dianggap cepat dalam menghilangkan sampah, pada umumnya orang-orang belum tahu bahwa membakar sampah dapat menyebabkan pencemaran udara.

Saat membakar sampah, bahan-bahan yang terkandung di dalamnya akan memuai ke udara dan menyebabkan pencemaran udara. Emisi karbon dioksida yang dihasilkan akan menipiskan lapisan ozon dan meningkatkan gas rumah kaca sehingga suhu bumi semakin panas.

Di sisi lain, jika sampah dibiarkan menggunung, sampah akan menyimpan kandungan karbon dan hidrogen yang kemudian berikatan dengan zat lain yang berasal dari sisa makanan seperti klorida.

Hasil ikatan kimia ini akan menghasilkan gas yang berbahaya bagi manusia saat dibakar. Gas-gas tersebut seperti dioksin dan furan, di mana saat zat ini terhirup dalam waktu singkat, tubuh kita akan menimbulkan reaksi sesak napas, batuk, dan pusing. Jika terjadi terus menerus, paparan dioksin dapat memicu kanker.

Baca Juga: Kurangi Polusi, Dosen ITS Ciptakan Bata Ramah Lingkungan

2. Penggunaan air conditioner (AC)

unsplash/thomas chan

Penggunaan AC sebagai pengganti ventilasi alami dapat meningkatkan kenyamanan dalam ruang, akan tetapi AC yang jarang dibersihkan dapat berubah menjadi tempat mikroorganisme berkembang biak. Filter AC yang tidak diganti secara teratur dapat membuat udara dan debu bersatu. Hal ini menyebabkan kualitas udara dalam ruang menurun dan gangguan kesehatan yang disebut Sick Building Syndrome (SBS).

Penggunaan AC yang memiliki komponen Freon dapat meningkatkan penipisan ozon. Penipisan lapisan ozon meningkatkan radiasi ultraviolet-B, dimana peningkatan radiasi ini dapat mengurangi daya tahan tubuh terhadap infeksi, menimbulkan kanker kulit, dan katarak mata pada manusia.

Radiasi ultraviolet-B pada tanaman dapat menghambat pertumbuhan tanaman, sehingga menurunkan kemampuan organisme penyerap karbondioksida, sehingga konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer meningkat. Hal ini dapat memicu reaksi kimiawi yang menghasilkan hujan asam, asap beracun, serta gangguan pernapasan.

3. Selalu menggunakan kendaraan pribadi

Pexels/Matthew Ang

Menggunakan kendaraan pribadi memang memberikan kemudahan. Melakukan rutinitas sehari-hari atau bepergian ke suatu tempat juga dapat mempersingkat waktu. Akan tetapi, asap yang dihasilkan kendaraan bermotor ikut andil dalam mencemari udara.

Emisi gas buang yang berupa asap dari kendaraan bermotor merupakan akibat terjadinya proses pembakaran yang tidak sempurna. Zat-zat emisi yang dihasilkan seperti CO, SOx, NOx, debu, hidrokarbon dan timbal.

Zat-zat tersebut dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti iritasi pada mata dan kulit, penyakit pernapasan kronis seperti bronchitis kronis, emfiesma paru dan kanker paru-paru.

4. Penggunaan alat rumah tangga berbahan kimia

Ilustrasi cairan kimia atau air keras. Pexels/Pixabay

Banyak yang tidak mengetahui bahwa penggunaan alat-alat rumah tangga berbahan kimia juga berdampak pada pencemaran udara. Penggunaan pengharum, sabun, sampo, deodoran dan penyegar udara ikut berkontribusi sekitar 38 persen terhadap emisi VOC (Volatile Organic Compunds).

VOC merupakan senyawa atau bahan kimia yang mudah menguap, umumnya VOC adalah turunan minyak. Emisi VOC dalam jangka panjang dapat menimbulkan masalah paru-paru.

5. Merokok

Unsplash/Антон Воробьев

Asap rokok yang kelihatannya tak sebanyak asap kendaraan bermotor ternyata ikut menyumbang polusi udara. Selain mencemari udara, gas residu dari asap rokok juga dapat menempel pada benda-benda di sekitar asap rokok tersebut berasal. Meskipun seseorang tidak merokok, tetapi jika berada di sekitar perokok, mereka tetap menghirup racun yang berasal dari asap rokok tersebut.

Merokok tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga merugikan orang lain dan lingkungan. Kebiasaan merokok sebaiknya dihentikan, selain dapat mengatasi pencemaran udara, berhenti merokok juga meningkatkan kesehatan.

Baca Juga: Waspadai! Ini 5 Sumber Pencemaran Udara dalam Ruangan

Verified Writer

Regina Amalia

@reginaamalia.ra

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya