Langkah selanjutnya dalam penelitian ini adalah melihat apa yang terjadi jika elemen pengatur tersebut dihapus menggunakan teknologi CRISPR-Cas9. Hasilnya memberikan bukti bahwa pada tikus yang kehilangan wilayah pengatur itu, jari tangan dan kaki mereka gagal terbentuk dengan sempurna. Sebaliknya, pada ikan zebra, bagian yang tidak berkembang sesuai rencana justru kloaka, bukan siripnya.
Temuan ini menunjukkan bahwa fungsi asli dari lingkup genetik tersebut adalah membantu pembentukan kloaka pada ikan purba yang berperan dalam pembuangan dan reproduksi.
Namun, seiring evolusi hewan berkaki empat dari nenek moyang akuatik mereka, sistem genetik lama ini kemudian “didaur ulang” oleh alam untuk membentuk struktur baru, yaitu jari-jari yang kini menjadi ciri khas manusia dan banyak hewan darat lainnya.
Masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menelusuri keterkaitan ini serta berbagai perubahan lain yang mungkin terjadi sepanjang evolusi kehidupan di Bumi. Namun, bisa dipastikan bahwa evolusi bukanlah proses yang selalu dimulai dari nol, melainkan perjalanan panjang yang penuh kreativitas.
Referensi
Hintermann, Aurélie, Christopher C Bolt, M Brent Hawkins, Guillaume Valentin, Lucille Lopez-Delisle, Madeline M Ryan, Sandra Gitto, et al. “Co-option of an Ancestral Cloacal Regulatory Landscape During Digit Evolution.” Nature, September 17, 2025.
"The origin of our digits". Diakses pada Oktober 2025. Université de Genève.