- Lebih sering mencari makan di tanah.
- Bersarang di tempat tersembunyi agar aman dari predator.
- Mengembangkan strategi sosial seperti hidup berkelompok untuk perlindungan.
Mengapa Beberapa Burung Berevolusi Menjadi Tidak Bisa Terbang?

- Burung awalnya berevolusi untuk menghindari predator dan mencari makanan.
- Faktor ekologi: Saat terbang tak lagi dibutuhkan
- Pada pulau-pulau terpencil, burung kehilangan kemampuan terbang karena minimnya predator darat.
Ketika mendengar kata burung, kebanyakan orang langsung membayangkan hewan yang bisa terbang bebas di langit. Namun faktanya, tidak semua burung punya kemampuan itu. Seiring perjalanan evolusi, ada banyak spesies burung yang justru kehilangan sayap fungsionalnya. Fenomena ini bukan hanya unik, tetapi juga membuka wawasan baru tentang bagaimana makhluk hidup beradaptasi dengan lingkungannya.
Bagi para ahli biologi, burung tak bisa terbang (flightless birds) adalah contoh nyata betapa kuatnya pengaruh lingkungan, perubahan perilaku, hingga tekanan evolusi terhadap kehidupan suatu spesies. Lalu, mengapa ada burung yang rela “menukar” sayapnya dengan kaki yang kuat atau tubuh yang lebih berat? Di sini kita akan mencoba menguliknya.
1. Latar belakang evolusi kemampuan terbang
Kemampuan terbang pada burung awalnya berevolusi sebagai cara untuk menghindari predator, mencari makanan di berbagai tempat, hingga menempuh jarak jauh dengan lebih efisien. Nenek moyang burung modern yang merupakan dinosaurus berbulu kecil perlahan mengembangkan sayap dan rangka ringan yang memungkinkan mereka terbang. Adaptasi ini jelas memberi keuntungan besar untuk bertahan hidup.
Namun, tidak semua burung mempertahankan kemampuan ini. Dalam beberapa kasus, justru terjadi proses sebaliknya: sayap semakin mengecil, tulang dada kehilangan “keel” untuk melekatkan otot terbang, dan kaki menjadi lebih kuat. Proses inilah yang melahirkan burung-burung darat yang hanya mengandalkan kecepatan, kekuatan, atau kemampuan berenang, bukan terbang.
2. Faktor ekologi: Saat terbang tak lagi dibutuhkan
Salah satu alasan utama hilangnya kemampuan terbang adalah lingkungan tempat burung tersebut hidup. Terbang membutuhkan energi besar, otot khusus, hingga struktur tulang yang kompleks. Bila faktor lingkungan membuat terbang tidak lagi penting, evolusi justru mendorong burung untuk mengalihkan energinya ke hal lain.
Hal ini sering terjadi di pulau-pulau terpencil yang minim predator darat. Contoh paling terkenal adalah dodo dari Mauritius. Burung ini berkembang di pulau tanpa mamalia pemangsa. Karena tidak ada ancaman besar, dodo perlahan kehilangan kebutuhan untuk terbang. Sayapnya mengecil, sementara kakinya menjadi lebih kuat untuk berjalan di tanah.
3. Pertukaran energi dalam evolusi

Terbang bukan hanya melelahkan, tetapi juga sangat boros energi. Burung terbang membutuhkan metabolisme tinggi, sistem pernapasan canggih, dan otot dada besar. Ketika terbang tidak lagi esensial, energi tersebut lebih baik dialihkan ke kebutuhan lain, seperti pertumbuhan tubuh, reproduksi, atau pertahanan diri.
Contohnya, burung unta di Afrika. Mereka memang tidak bisa terbang, tapi memiliki kaki panjang dan kuat yang bisa berlari cepat untuk melarikan diri sekaligus menyerang predator. Energi yang dulu digunakan untuk otot terbang kini sepenuhnya dialihkan untuk membentuk kaki super tangguh.
4. Perubahan bentuk tubuh dan adaptasi perilaku
Burung yang kehilangan kemampuan terbang mengalami banyak perubahan morfologi. Sayap mengecil, otot terbang melemah, dan tulang dada datar karena tidak lagi membutuhkan tempat untuk otot besar. Sebaliknya, kaki menjadi lebih tebal dan kuat.
Contoh unik adalah penguin. Sayap mereka memang mengecil, tapi justru berevolusi menjadi “sirip” yang luar biasa efektif untuk berenang di air. Tubuh mereka yang padat pun membantu menyelam, bukan terbang.
Burung tak bisa terbang biasanya juga mengubah perilaku untuk menyesuaikan diri. Mereka cenderung:
Dengan begitu, meski tidak bisa kabur lewat udara, mereka tetap mampu bertahan hidup dengan cara lain.
5. Contoh burung yang tak bisa terbang
Beberapa spesies terkenal yang kehilangan kemampuan terbang antara lain:
- Burung unta: Burung terbesar di dunia, mengandalkan kecepatan lari.
- Kiwi: Burung kecil nokturnal dengan sayap mini tersembunyi di balik bulu.
- Penguin: Tak bisa terbang tapi mengembangkan kemampuan menyelam dan berburu ikan.
- Dodo: Kehilangan kemampuan terbang akibat teisolasi di pulau tepencil tanpa predator.
- Kasuari dan emu: Besar, kuat, dengan kaki yang bisa melukai predator.
Burung bisa kehilangan kemampuan terbang karena kombinasi faktor lingkungan, efisiensi energi, perubahan bentuk tubuh, hingga adaptasi perilaku. Evolusi ini terjadi saat biaya terbang lebih besar daripada manfaatnya. Dari untaian kisah ini, kita bisa melihat betapa fleksibelnya evolusi dalam membentuk kehidupan sesuai kebutuhan lingkungannya.
Referensi
Discover Wildlife. Diakses pada Oktober 2025. Flightless Birds
Field Museum. Diakses pada Oktober 2025. When Birds Lose the Ability to Fly, Their Bodies Change Faster Than Their Feathers
Harvard Gazette. Diakses pada Oktober 2025. The Evolution of Flightless Birds
Minchey, S. G., & Menke, D. B. (2019). Developmental evolution: Downsizing wings in the flightless EMU. Current Biology, 29(21), R1131–R1133. https://doi.org/10.1016/j.cub.2019.09.038