Penelitian ini menemukan bahwa beberapa gen yang terkait stres panas, penuaan, dan metabolisme berperilaku berbeda pada beruang kutub di Greenland tenggara. Perubahan ini menunjukkan adanya penyesuaian terhadap kondisi yang lebih hangat.
Peneliti juga mendeteksi gen lompat aktif di bagian genom yang berperan dalam pengolahan lemak. Fungsi ini penting saat makanan langka. Temuan ini membuka kemungkinan bahwa beruang kutub di wilayah tenggara mulai beradaptasi dengan pola makan yang lebih kasar dan berbasis tumbuhan, berbeda dengan populasi utara yang bergantung pada anjing laut berlemak.
Temuan ini menunjukkan bahwa beruang kutub tidak sepenuhnya pasif menghadapi pemanasan global. Perubahan genetik memberi sinyal adanya kemampuan adaptasi jangka pendek. Namun peluang bertahan hidup tetap bergantung pada ketersediaan makanan dan ruang hidup yang terus menyusut.
Referensi
Godden, Alice M, Benjamin T Rix, and Simone Immler. “Diverging Transposon Activity Among Polar Bear Sub-populations Inhabiting Different Climate Zones.” Mobile DNA 16, no. 1 (December 12, 2025): 47.
Laidre, Kristin L., Megan A. Supple, Erik W. Born, Eric V. Regehr, Øystein Wiig, Fernando Ugarte, Jon Aars, et al. “Glacial Ice Supports a Distinct and Undocumented Polar Bear Subpopulation Persisting in Late 21st-century Sea-ice Conditions.” Science 376, no. 6599 (June 16, 2022): 1333–38.
"Polar bears are adapting to climate change at a genetic level – and it could help them avoid extinction". Diakses pada Desember 2025. The Conversation.