Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Cloudberry, Buah Emas Arktik dengan Nilai Jual Tinggi

potret cloudberry
potret cloudberry (unsplash.com/Your Fellow)
Intinya sih...
  • Cloudberry hanya tumbuh di daerah dingin, seperti wilayah Alpine dan Arktik
  • Dijuluki "emas dari Arktik" karena kelangkaannya dan harganya yang tinggi
  • Mengandung banyak nutrisi, termasuk vitamin C yang sangat tinggi dan berperan dalam menjaga imun
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Cloudberry atau Rubus chamaemorus merupakan salah satu buah liar yang tumbuh di wilayah bersuhu dingin dan kerap disebut sebagai salah satu harta alam khas Arktik. Dengan warna keemasan yang mencolok, buah ini sering dianggap eksotis karena keberadaannya yang terbatas serta sulit ditemui di daerah beriklim hangat. Tidak heran jika cloudberry menjadi perhatian bagi banyak peneliti, pecinta alam, hingga penikmat kuliner.

Di balik ukuran kecilnya, cloudberry menyimpan berbagai fakta menarik yang mungkin jarang diketahui banyak orang. Mulai dari habitatnya yang ekstrem, nilai budayanya di negara Nordik, hingga perannya dalam hidangan khas, semuanya menunjukkan bahwa cloudberry memiliki karakter yang istimewa. Penasaran apa saja hal menarik dari buah ini? Yuk, simak lima faktanya berikut ini!

1. Hanya tumbuh di daerah dingin

potret bunga cloudberry tumbuh liar di wilayah dingin
potret bunga cloudberry tumbuh liar di wilayah dingin (commons.wikimedia.org/Johan Spaedtke)

Cloudberry adalah tanaman herbal yang berasal dari wilayah Alpine serta kawasan Arktik dan Subarktik. Buah ini tumbuh alami di lingkungan basah seperti bog atau rawa, terutama pada lahan tanpa drainase. Penyebarannya mencakup negara-negara Nordik, sebagian wilayah Baltik, Rusia utara hingga Siberia, serta kawasan utara Amerika seperti Kanada dan Alaska. Iklim bersuhu rendah menjadi habitat ideal bagi cloudberry, bahkan tanaman ini mampu bertahan pada suhu ekstrem hingga −40 derajat Celsius.

Karena kebutuhan lingkungannya yang spesifik, cloudberry hanya dapat berkembang optimal di daerah yang dingin dan lembap. Tanaman ini tidak dapat beradaptasi dengan baik pada iklim hangat, sehingga keberadaannya menjadi khas wilayah utara. Kondisi tersebut membuat cloudberry dikenal sebagai buah liar eksotis yang benar-benar bergantung pada iklim dingin untuk tumbuh dengan baik.

2. Dijuluki “emas dari Arktik”

potret cloudberry matang, si buah emas dari Arktik
potret cloudberry matang, si buah emas dari Arktik (unsplash.com/Anne Nygård)

Cloudberry sering dijuluki sebagai “emas dari Arktik” karena kelangkaannya dan nilai tinggi yang membuat buah ini begitu dihargai. Buah ini hanya dapat ditemukan di alam liar, sehingga proses mendapatkannya tidak mudah. Para pemetik biasanya harus menempuh perjalanan jauh dan mengandalkan pengetahuan lokal yang diwariskan turun-temurun. Tak heran jika lokasi terbaik untuk memetik cloudberry kerap dirahasiakan oleh masyarakat setempat.

Kelangkaan tersebut membuat harga cloudberry melambung tinggi, bahkan dalam satu musim dapat mencapai sekitar 15 hingga 25 euro per kilogram. Selain rasanya yang khas, nilainya juga dipengaruhi oleh statusnya sebagai buah premium yang memiliki tempat penting dalam budaya masyarakat Arktik. Dengan warna keemasan dan aksesnya yang sulit, tidak mengherankan jika cloudberry memperoleh julukan yang begitu istimewa tersebut.

3. Mengandung banyak nutrisi

potret cloudberry, buah yang mengandung banyak nutrisi
potret cloudberry, buah yang mengandung banyak nutrisi (pixabay.com/Markéta Klimešová)

Cloudberry memiliki kandungan vitamin C yang sangat tinggi, bahkan hingga empat kali lebih banyak dibandingkan jeruk. Buah ini juga kaya kalium, zinc, magnesium, dan beta karoten yang berperan dalam menjaga imun, mendukung produksi hormon, dan membantu menurunkan risiko penyakit kronis. Berkat kombinasi nutrisinya, cloudberry sering dianggap sebagai salah satu buah liar paling menyehatkan di wilayah utara.

Menariknya, manfaat ini sudah dikenal jauh sebelum vitamin C ditemukan secara ilmiah. Para penjelajah Nordik, termasuk Adolf Erik Nordenskiöld, membawa cloudberry selama ekspedisi karena buah ini diyakini mampu mencegah kudis. Kepercayaan tersebut telah ada sejak era Viking dan terbukti membantu menjaga kesehatan para pelaut. Dengan riwayat panjang dan nutrisinya yang kuat, cloudberry menjadi buah yang tidak hanya lezat tetapi juga penuh manfaat.

4. Menjadi bagian penting budaya Nordik

potret Lakka, minuman khas Finlandia yang terbuat dari cloudberry
potret Lakka, minuman khas Finlandia yang terbuat dari cloudberry (commons.wikimedia.org/Hanno Böck)

Cloudberry memiliki peran penting dalam budaya masyarakat Nordik. Disana terdapat tradisi memetik cloudberry yang sudah berlangsung lama dan sering dianggap sebagai bagian dari identitas lokal. Di Finlandia, musim panennya bahkan dikenal sebagai cloudberry fever karena banyak orang menantikan momen ini. Aktivitas memetiknya sering dilakukan bersama keluarga atau teman, lengkap dengan piknik dan berkemah, sehingga menjadi bagian dari kehidupan sosial masyarakat utara.

Dalam dunia kuliner, cloudberry memiliki peran penting. Buah ini digunakan dalam hidangan khas seperti multekrem di Norwegia, Lakka di Finlandia, hingga selai untuk waffle dan pancake di Swedia. Rasanya yang khas membuat cloudberry menjadi ikon kuliner Nordik, baik dinikmati segar maupun diolah. Perpaduan tradisi, cerita lokal, dan penggunaannya dalam masakan menjadikan buah ini bagian yang tak terpisahkan dari budaya masyarakat Arktik.

5. Memiliki aturan khusus dalam aktivitas memetik

potret cloudberry di alam liar, pemetikannya diatur oleh tradisi dan hukum lokal
potret cloudberry di alam liar, pemetikannya diatur oleh tradisi dan hukum lokal (unsplash.com/Katja Anokhina)

Meski terlihat sederhana, aktivitas memetik cloudberry di Norwegia ternyata memiliki aturan yang cukup unik. Secara umum, siapa pun boleh memetik dan membawa pulang cloudberry yang ditemukan di alam bebas, selama tidak berada di area dekat permukiman atau lahan pribadi. Kebebasan ini membuat banyak pendaki dan warga lokal menjadikan kegiatan memetik cloudberry sebagai tradisi tahunan saat musimnya tiba.

Namun, aturan berbeda berlaku di Nordland dan Troms og Finnmark. Di dua wilayah ini, pemilik lahan dapat memasang tanda yang melarang seseorang membawa pulang cloudberry. Jika tanda tersebut ada, buah hanya boleh dimakan di tempat. Tanpa tanda larangan, cloudberry boleh dipetik dan dibawa pulang seperti biasa. Aturan ini dibuat untuk menjaga tradisi memetik sekaligus melindungi sumber daya alam setempat.

Cloudberry bukan sekadar buah liar. Dengan habitat unik, nilai tinggi, nutrisi melimpah, dan peran penting dalam budaya Nordik, buah ini menunjukkan keterkaitan alam dan manusia. Aturan memetiknya mengingatkan kita untuk menghargai dan menjaga sumber daya alam. Cloudberry bukan hanya simbol alam dan warisan budaya, tetapi juga mengajak kita merenungkan pentingnya menjaga keseimbangan antara menikmati dan melestarikan alam.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

6 Fakta Bare Faced Bulbul, Burung Berkepala Botak yang Masih Misterius

08 Des 2025, 15:29 WIBScience