Dalam jurnal Frontiers, Max Slutter dan Nattapong Thammasan melakukan eksperimen pengukuran aktivitas otak kepada eksekutor penalti selama proses adu penalti. Ada banyak variabel yang disiapkan.
Para pesertanya terdiri dari beragam latar belakang. Mulai dari pemain profesional hingga amatir. Selain itu, kondisi penalti yang disiapkan juga beragam. Mulai dari tanpa kiper, suasana santai dengan kiper, melawan kiper yang memprovokasi, hingga adanya trofi yang dilombakan.
Hasilnya ketika pemain yang kurang pengalaman gugup, mereka membiarkan aktivasi temporal korteksnya meningkat. Ada indikasi bahwa mereka terlalu memikirkan situasinya dan mengabaikan skill mereka sendiri. Di samping itu, aktivasi korteks temporal kiri terlihat lebih tinggi jika para pemain tak berpengalaman sukses mencetak gol penalti.
Jika penendang bisa tenang dan menguasai situasi, maka mereka akan berpotensi lebih besar untuk mencetak gol penalti. Sayangnya, menguasai diri saat semua mata di seluruh dunia tertuju pada kita bukan perkara mudah. Bahkan banyak pemain bintang yang gagal mengeksekusi penalti karena mereka tak bisa menguasai diri sehingga mengabaikan skill mereka dan berakhir gagal mencetak gol penalti.