ilustrasi matahari (pexels.com/@pixabay)
Dengan tidak adanya hidrogen yang tersisa untuk berfusi di dalam inti, cangkang hidrogen fusi akan terbentuk di sekitar inti yang berisi helium. Ini dijelaskan oleh astrofisikawan, Jillian Scudder, dalam sebuah artikel untuk The Conversation.
Gaya gravitasi akan mengambil alih, menekan inti Matahari dan membiarkan bagian Matahari lainnya mengembang. Bintang kita akan tumbuh menjadi lebih besar dari yang kita bayangkan. Begitu besar sehingga akan menelan planet-planet bagian dalam, termasuk Bumi. Saat itulah matahari akan menjadi raksasa merah yang akan bertahan selama sekitar satu miliar tahun.
Kemudian, hidrogen di inti terluar tersebut akan habis, meninggalkan helium dalam jumlah besar. Unsur tersebut kemudian akan melebur menjadi unsur yang lebih berat, seperti oksigen dan karbon, dalam reaksi yang tidak mengeluarkan banyak energi.
Ketika semua helium lenyap, gaya gravitasi akan mengambil alih dan Matahari akan menyusut menjadi katai putih atau white dwarf. Semua material luar akan menghilang, meninggalkan nebula planet.
Apa yang terjadi saat matahari mulai mati? | Ketika mulai mati, matahari akan membengkak menjadi red giant dan menelan planet-planet terdekat termasuk Merkurius dan Venus. Kondisi ini akan membuat Bumi tidak lagi bisa dihuni. |
Apakah manusia akan masih ada saat matahari mati? | Kemungkinan besar tidak, karena waktunya sangat lama dari sekarang. Jika manusia masih ada, mereka harus sudah menemukan cara hidup di luar tata surya. |
Mengapa matahari tidak bisa bersinar selamanya? | Karena matahari menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi, dan jumlahnya terbatas. Setelah hidrogen habis, proses ini berhenti sehingga matahari kehilangan sumber cahayanya. |