Perjalanan ke luar angkasa memang penuh tantangan, bukan hanya bagi tubuh, tetapi juga bagi penglihatan manusia. Selama ini, banyak astronaut mengalami gangguan penglihatan setelah menghabiskan waktu di orbit. Kini, para peneliti di Amerika Serikat telah mengembangkan alat deteksi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang mampu memprediksi risiko masalah ini bahkan sebelum peluncuran.
Fokus mereka adalah pada spaceflight associated neuro-ocular syndrome (SANS). Ini merupakan kondisi penurunan penglihatan yang terkait dengan waktu di luar angkasa. Meskipun sebagian gejala bisa membaik setelah kembali ke Bumi, tidak semua astronaut seberuntung itu. Oleh karena itu, deteksi dini menjadi langkah penting dalam misi ruang angkasa masa depan.
Penelitian ini diterbitkan dalam American Journal of Ophthalmology.
