ilustrasi ibu dan anak remaja (pexels.com/Cottonbro)
Studi yang diterbitkan di The Journal of Neuroscience menunjukkan bahwa otak anak sudah berevolusi. Fenomena ini memungkinkan perintah ibu terkadang diabaikan oleh sang anak sehingga ibu harus memintanya berulang kali untuk benar-benar dipatuhi. Seperti misalnya memintanya membuang sampah di tempat yang benar, merapikan tempat tidur atau membantu ibu di dapur.
Kondisi tersebut terjadi karena otak remaja tidak lagi hanya fokus pada suara sang ibu, tetapi mereka juga sedang mendengarkan suara lainnya dalam satu waktu yang sama, termasuk mendengarkan suara-suara peralatan rumah tangga. Intinya, otak menjadi sangat responsif dalam merespon suara.
Pada usia sekitar 13 tahun, mereka bergeser untuk mulai mendengarkan suara-suara baru. Itu bagian dari tumbuh dewasa. Temuan ini menunjukkan bahwa proses tersebut berakar pada perubahan neurobiologis. Ketika remaja tampak memberontak dengan tidak mendengarkan orang tua mereka, itu karena mereka terbiasa untuk lebih memperhatikan suara-suara di luar rumah mereka.
Sebuah studi meneliti anak-anak usia 13 hingga 16,5 tahun, meminta mereka mendengarkan beberapa suara; suara ibu mereka, suara wanita yang tidak mereka kenal, dan suara di sekitar rumah tangga biasa. Tidak seperti bayi, yang otaknya hanya menanggapi suara ibu mereka, otak remaja lebih tertarik pada apa yang dikatakan orang asing. Meskipun begitu, mereka masih mengenali suara ibu mereka 97 persen, tetapi otak mereka merespon kurang tertarik.