ilustrasi nama unsur kimia (pexels.com/artem podrez)
IUPAC memberikan standarisasi khusus dalam pemberian nama senyawa. Metode tata nama IUPAC ini dilakukan berdasar kelompok tertentu yang mengidentifikasi sebuah senyawa.
Ada tiga metode penamaan alias nomenklatur menurut IUPAC, yakni berdasarkan komposisi, gugus substituen, dan tata nama koordinasi. Penjelasannya di bawah ini, ya!
1. Nomenklatur komposisi
Metode penamaan yang pertama dilakukan berdasarkan pada komposisi spesies. Selain itu, pemberi nama senyawa juga merujuk pada sistem yang melibatkan informasi struktural atau komposisi. Nomenklatur komposisi biasanya memiliki kriteria:
- Nama stoikiometri (hubungan kuantitatif reaktan dan produk reaksi kimia) umum terlibat dalam tata nama IUPAC. Zat diberi nama menggunakan beberapa awalan sehingga stoikiometri keseluruhan senyawa dibuat jelas dari namanya
- Dalam kasus di mana beberapa komponen hadir, komponen dibagi menjadi dua kelas yakni elektronegatif elektropositif
- Nama-nama ini mirip dengan nama garam. Namun, penamaan ini gak memprediksi atau menyarankan perilaku dan sifat kimia dari spesies yang memiliki nama sedemikian rupa.
Contohnya: fosfor triklorida yang merujuk senyawa PCI3
2. Nomenklatur substitutif
IUPAC juga menerapkan metode substitusi dalam mengategorikan nama senyawa. Hal ini berdasarkan pada pengubahan hidrida induk melalui penggantian atom hidrogen dengan gugus substituen. Ketentuannya yakni:
- Dalam tata nama IUPAC, pemberian nama senyawa organik menggunakan gugus fungsi sebagai awalan atau akhiran nama senyawa induk
- Senyawa turunan hidrida unsur-unsur tertentu juga dapat diberi nama menggunakan metode ini. Termasuk unsur-unsur dari senyawa berstruktur cincin atau berstruktur rantai
- Hidrida yang termasuk golongan 13 sampai 17 dari tabel periodik modern diberi nama dengan akhiran 'ane'. Contohnya termasuk Borane, Phosphane, dan oxidane, dll.
Contohnya: Trichlorophosphine yang juga merujuk senyawa PCI3
3. Nomenklatur aditif
Terakhir, penamaan IUPAC berdasar pada tata nama senyawa koordinasi. Penerapan tata nama ini cukup bervariasi. Contoh, nama Penta-ammine-chloro-cobalt(III) pada klorida yang digunakan untuk menggambarkan senyawa koordinasi dari rumus kimia [CoCl(NH 3 ) 5 ]Cl 2.
Awalan 'kloro' digunakan sesuai dengan Klorida, sedangkan awalan 'klorido' sesuai dengan ligan. Contoh lainnya yakni nama tri-klorido-fosfor yang digunakan untuk menggambarkan senyawa dengan rumus PCl 3.