Tata Nama IUPAC dalam Kimia: Pengertian dan Aturan

Senyawa juga diberi nama biar gak tertukar

Senyawa kimia sebenarnya telah ditemukan sejak dahulu. Namun, ilmuwan pada masa itu hanya memberikan sebutan non baku pada tiap senyawanya. Hasilnya, beberapa senyawa sama, tetapi memiliki nama berbeda. 

Guna merumuskan pemberian nama internasional, pada 1892 perhimpunan ilmuwan kimia merumuskan penamaan senyawa kimia yang diberi nama tata nama IUPAC atau International Union of Pure and Applied Chemistry.

Apa itu IUPAC?

Tata Nama IUPAC dalam Kimia: Pengertian dan Aturanilustrasi logo IUPAC (iupac.org)

IUPAC merupakan badan internasional yang mewadahi dan mewakili para peneliti di bidang kimia serta ilmu pengetahuan dan teknologi terkait lainnya. IUPAC menjadi sebuah organisasi resmi yang berfungsi sebagai katalis. Badan ini bertujuan mempromosikan standar dan memfasilitasi komunikasi yang jelas serta gak ambigu di seluruh dunia. 

Salah satu bentuk usahanya yakni dengan membentuk sistem tata nama standar internasional untuk memberikan nama pada senyawa. Tata nama IUPAC berguna untuk memberi setiap senyawa organik nama yang unik dan gak ambigu. Dengan begitu, akan lebih mudah membedakan antar senyawa lain yang disebutkan dalam sistem.

Contoh produk dari IUPAC yang paling sering ditemui adalah tabel periodik kimia. Sebagaimana kamu tahu, masing-masing unsur dan senyawa diberikan nama dengan inisial dan kodenya masing-masing. Dengan begitu, kamu memahami H sebagai Hidrogen di Indonesia sama dengan di Beatrice, Amerika. 

Penamaan senyawa organik

Tata Nama IUPAC dalam Kimia: Pengertian dan Aturanilustrasi rumus kimia (pexels.com/RF._.studio)

Sistem penamaan IUPAC pun mengikuti aturan umum. Aturan itu yaitu sebuah molekul yang diidentifikasi oleh ilmuwan sebagai organik ketika kandungannya gak hanya karbon, tapi ada satu elemen lain. Nah, senyawa tambahan paling umum ditemukan adalah hidrogen.

Tata nama IUPAC memperhatikan tiga hal pokok yaitu kata dasar, awalan kimia, dan akhiran. Adapun penjabarannya seperti berikut:

  • Akar kata. Diberikan berdasar jumlah atom karbon yang ada dalam rantai primer (atau rantai atom karbon terpanjang). Misalnya, 'Oct' dalam 'Octane', merujuk pada panjang rantai sepanjang delapan atom karbon.
  • Prefiks adalah bagian dari tata nama IUPAC yang muncul sebelum kata dasar. Misalnya, 'siklo' adalah awalan untuk senyawa 'siklopropana'. Pemberian prefiks ini digunakan untuk membedakan antara senyawa siklik dan senyawa asiklik. Selain itu, terdapat prefiks sekunder yang didasarkan pada rantai samping atau kelompok substituen. Misalnya, gugus 'CH3 ' , yang disebut gugus metil.
  • Akhiran mengacu pada kelompok fungsional utama dan ikatan ganda yang ada dalam senyawa organik. Misalnya, 'ol' dalam 'alkohol', mengacu pada kelas spesifik senyawa organik.

Dengan begitu, penamaan senyawa membantu peneliti membedakan dengan cepat antara jenis molekul, struktur, komponen, dan panjang rantai. Lebih efisien dan memudahkan, kan?

Baca Juga: Rumus Momen Gaya: Pengertian, Penerapan, dan Contoh Soalnya

Metode penamaan (nomenklatur) IUPAC

Tata Nama IUPAC dalam Kimia: Pengertian dan Aturanilustrasi nama unsur kimia (pexels.com/artem podrez)

IUPAC memberikan standarisasi khusus dalam pemberian nama senyawa. Metode tata nama IUPAC ini dilakukan berdasar kelompok tertentu yang mengidentifikasi sebuah senyawa. 

Ada tiga metode penamaan alias nomenklatur menurut IUPAC, yakni berdasarkan komposisi, gugus substituen, dan tata nama koordinasi. Penjelasannya di bawah ini, ya!

1. Nomenklatur komposisi

Metode penamaan yang pertama dilakukan berdasarkan pada komposisi spesies. Selain itu, pemberi nama senyawa juga merujuk pada sistem yang melibatkan informasi struktural atau komposisi. Nomenklatur komposisi biasanya memiliki kriteria:

  • Nama stoikiometri (hubungan kuantitatif reaktan dan produk reaksi kimia) umum terlibat dalam tata nama IUPAC. Zat diberi nama menggunakan beberapa awalan sehingga stoikiometri keseluruhan senyawa dibuat jelas dari namanya
  • Dalam kasus di mana beberapa komponen hadir, komponen dibagi menjadi dua kelas yakni elektronegatif elektropositif
  • Nama-nama ini mirip dengan nama garam. Namun, penamaan ini gak memprediksi atau menyarankan perilaku dan sifat kimia dari spesies yang memiliki nama sedemikian rupa.

Contohnya: fosfor triklorida yang merujuk senyawa PCI3

2. Nomenklatur substitutif

IUPAC juga menerapkan metode substitusi dalam mengategorikan nama senyawa. Hal ini berdasarkan pada pengubahan hidrida induk melalui penggantian atom hidrogen dengan gugus substituen. Ketentuannya yakni:

  • Dalam tata nama IUPAC, pemberian nama senyawa organik menggunakan gugus fungsi sebagai awalan atau akhiran nama senyawa induk
  • Senyawa turunan hidrida unsur-unsur tertentu juga dapat diberi nama menggunakan metode ini. Termasuk unsur-unsur dari senyawa berstruktur cincin atau berstruktur rantai
  • Hidrida yang termasuk golongan 13 sampai 17 dari tabel periodik modern diberi nama dengan akhiran 'ane'. Contohnya termasuk Borane, Phosphane, dan oxidane, dll.

Contohnya: Trichlorophosphine yang juga merujuk senyawa PCI3

3. Nomenklatur aditif

Terakhir, penamaan IUPAC berdasar pada tata nama senyawa koordinasi. Penerapan tata nama ini cukup bervariasi. Contoh, nama Penta-ammine-chloro-cobalt(III) pada klorida yang digunakan untuk menggambarkan senyawa koordinasi dari rumus kimia [CoCl(NH 3 ) 5 ]Cl 2.

Awalan 'kloro' digunakan sesuai dengan Klorida, sedangkan awalan 'klorido' sesuai dengan ligan. Contoh lainnya yakni nama tri-klorido-fosfor yang digunakan untuk menggambarkan senyawa dengan rumus PCl 3.

Tata nama IUPAC dari beberapa senyawa alifatik penting

Tata Nama IUPAC dalam Kimia: Pengertian dan Aturanilustrasi rumus kimia (pexels.com/rf._.studio)

Alifatik merupakan istilah pada senyawa organik yang gak memiliki gugus fenil (aromatik). Tata nama IUPAC ini meliputi alkana, alkena, dan alkuna. Apa itu?

  • Alkana (alkanes)
    Rumus umum alkana sesuai dengan C n H 2n+2. Akhiran 'ane' dalam alkane umumnya diberikan guna menggambarkan alkana. Misalnya, penamaan alkana sesuai pedoman IUPAC yakni ‘metana atau metane’ untuk senyawa CH 4 dan ‘butana alias butane’ untuk senyawa C 4 H 10.
  • Alkena (alkenes)
    Rumus umum alkena digambarkan sebagai C n H 2n. Akhiran ‘ene’ digunakan untuk mendeskripsikan alkenes. Contoh penerapannya yakni ‘etene’ yang menggambarkan senyawa C 2 H 4. Selain itu ada ‘propene’ senyawa dari C 3 H 6.
  • Alkuna (alkynes)
    Rumus umum alkuna adalah C n H 2n-2. Ciri khasnya adalah akhiran 'yne' untuk menggambarkan alkuna. Contoh tata nama IUPAC untuk alkuna yakni ‘ethyne’ yang menggambarkan senyawa yang dari C 2 H 2.

Penemuan dan penerapan tata nama IUPAC ini sangat penting, lho! Dengan begitu, kimiawan di seluruh dunia bisa memahami satu senyawa dengan cara baku yang sama.

Baca Juga: Rumus Slovin: Pengertian, Ketentuan, dan Contoh Soalnya

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya