Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-09-23 at 18.23.30.jpeg
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Erick Thohir (dok.NOC Indonesia)

Jakarta, IDN Times - Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan memasuki satu tahun pada 19 Oktober 2025 mendatang. Sejumlah dinamika muncul, termasuk dalam bidang olahraga, meski skalanya tak terlalu besar.

Praktis, memang tak ada terobosan yang signifikan dari pemerintahan Prabowo-Gibran. Hanya ada tiga momen yang patut disoroti dari pemerintahan Prabowo-Gibran di bidang olahraga.

Salah satunya tentu pergantian atau reshuffle di tubuh Menteri Pemuda dan Olahraga. Dito Ariotedjo dicopot dari jabatan tersebut dan secara mengejutkan pada 18 September 2025, Erick Thohir digeser posisinya dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke Menpora.

1. Erick Thohir diwarisi tugas berat oleh Dito

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir didampingi Mantan Menpora, Dito Ariotedjo dan Wamenpora Taufik Hidayat. (IDN Times/Margith Damanik)

Saat menjadi Menpora, Erick diwarisi sejumlah tugas yang berat. Salah satunya adalah mengakali efisiensi anggaran di tengah situasi dan agenda olahraga penting pada akhir tahun. Formulasinya memang sudah ada di masa jabatan Dito, tapi Erick harus menyelesaikan masalah-masalah yang tersisa.

Dengan kebijakan efisiensi anggaran, ada pemangkasan jumlah kontingen Indonesia yang dikirimkan ke SEA Games 2025. Rencana awal, Dito akan memberangkatkan cabang olahraga prioritas dengan afiliasi Asian Games dan Olimpiade.

Bahkan, cabor prioritas juga harus dievaluasi kinerja secara keseluruhan dan performa atletnya. Kemenpora bersama tim review pada akhirnya harus melakukan penilaian ulang.

Di tengah ketidakpastian, tiba-tiba Dito dicopot dari jabatannya dan Erick menggantikannya. Erick langsung bergerak demi memastikan nasib kontingen Indonesia. Dia mengakui, jika Indonesia cuma memiliki dana Rp10 miliar untuk memberangkatkan atlet ke Thailand. Dengan anggaran tersebut, hanya 120 atlet yang bisa bertempur di Negeri Gajah Putih.

Maka dari itu, Erick melobi Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, untuk melakukan sinkronisasi anggaran. Menurut Erick, Purbaya menyambut positif permintaan tersebut agar partisipasi Indonesia di SEA Games 2025 lebih maksimal.

"Pak Menteri Keuangan (Menkeu Purbaya) sangat terbuka, sangat responsif (menyambut permintaan sinkronisasi anggaran untuk SEA Games 2025)," kata Erick dalam rapat kerja pertamanya bersama Komisi X DPR, Senin (29/9/2025).

Efisiensi anggaran sebenarnya tak cuma berdampak pada keberangkatan atlet ke SEA Games. Sebelumnya, Badan Doping Indonesia, IADO, mengalami masalah dalam operasionalnya demi menyelenggarakan tes doping sesuai dengan standar Badan Doping Dunia (WADA).

Imbasnya, surat teguran dari WADA muncul dan Indonesia terancam sanksi. Ini menjadi tugas Erick yang paling berat, lantaran ada ancaman sanksi buat Indonesia.

anti saya follow up, pasti. Pasti di-follow up,” kata Erick ditemui usai serah terima jabatan Menpora, di Kemenpora, Jakarta, Kamis (18/9/2025).

"WADA kayaknya dari zaman Asian Games juga kena terus kita ya. Jadi bukan sesuatu yang baru. Jadi nanti kami coba konsolidasikan," ujar Erick yang pernah menjabat sebagai Ketua Pelaksana Asian Games 2018 Jakarta-Palembang.

2. Sorotan utama ke Timnas

Timnas Indonesia lawan Irak di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. (Dok. PSSI)

Sorotan utama publik saat ini, justru mengarah ke Timnas Indonesia. Setelah Shin Tae Yong dipecat dari kursi kepelatihan Timnas dan Patrick Kluivert mengambil alih, gejolak muncul.

Polarisasi tercipta karena banyak yang masih membandingkan Timnas era Shin dengan Kluivert. Ada yang sudah ikhlas, namun pada akhirnya mereka kecewa.

Sebab, sederet hasil buruk diterima Timnas. Puncaknya, Pasukan Garuda akhirnya gagal lolos ke Piala Dunia 2026. Mereka kalah dua kali dari Arab Saudi dan Irak di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Hasil buruk ini kemudian menciptakan reaksi dari fans. Tagar PatrickOut menggema di media sosial, fans meminta adanya evaluasi menyeluruh dan meminta adanya perubahan agar PSSI tak mengulangi kesalahan ketika memecat Shin.

3. Sudah bangun dan renovasi infrastruktur

Wapres Gibran Rakabuming Raka meninjau pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Velodrome-Manggarai dan Cibubur Youth Elite Sport Center (CYESC) di Jakarta Timur,  Selasa (22/10/2024). (dok. Setwapres)

Dalam satu pemerintahan Prabowo, sebenarnya banyak infrastruktur olahraga yang rampung dibangun. Pusat Pelatihan Olahraga di Cibubur, Youth Elite Sport Centre, telah selesai dibangun dan siap digunakan.

Peresmiannya telah dilakukan pada Hari Olahraga Nasional, 9 September 2025 lalu. Mirisnya, dalam peresmian itu, belum ada sosok Menpora, membuat Haornas menjadi tawar. Kemudian, ada juga Paralympic Training Center yang sudah selesai dibangun di Karanganyar.

Sebanyak 17 stadion juga sudah selesai proses renovasinya pada Maret 2025 lalu. Diharapkan, 17 stadion tersebut bisa digunakan dengan baik demi pembinaan sepak bola nasional.

Editorial Team