Junior World Championship (motogp.com)
Sudah menjadi rahasia umum bahwa balapan itu tak murah. Bradley Smith, salah satu pembalap Inggris yang pernah berlaga di MotoGP, sempat mengutarakan pengalamannya pada Bikesport News.
Menurut pengakuannya, salah satu alasan ia bisa menjadi pembalap seperti sekarang adalah keberuntungan. Ia bisa masuk ke ajang Grand Prix karena Dorna mencari talenta muda Inggris untuk berlaga di kelas 125cc.
Saat ia mulai membalap, Bradley Smith tak memiliki sponsor dari perusahaan Inggris. Padahal, bujet yang dibutuhkan untuk balapan tidaklah murah.
Temannya di Spanyol pernah bercerita bahwa bujet balapan kelas junior saja sudah mahal. Dana untuk mengikuti kejuaraan balap Junior Moto3, misalnya, bisa sekitar 60.000 Euro atau sekitar Rp970 juta setiap tahunnya.
Bujet itu untuk tim yang biasa saja. Jika masuk ke tim papan atas seperti Estrella Galicia Junior Moto3, dana yang harus disiapkan bisa mencapai 200.000 Euro atau sekitar Rp3,5 miliar setiap tahun. Itu hanya biaya untuk kejuaraan junior, bukan kelas Moto3 di ajang Grand Prix yang tentu lebih mahal lagi.
Di Inggris, terang saja orang tua pun lebih memilih untuk mengirim anaknya ke tempat latihan sepak bola daripada ke arena balap. Ini berbeda dengan orang tua di Spanyol yang membiarkan anaknya kebut-kebutan di lintasan balap. Karena memang fasilitasnya tersedia, sehingga membuat biaya untuk menekuni balapan menjadi lebih terjangkau dibandingkan di Inggris.
Bujet untuk balapan sulit dimiliki oleh pembalap muda Inggris. Sementara untuk mencari sponsor, pun bukan hal yang mudah.
Dari segi market, pasar motor di Inggris tak sebesar negara Eropa lain. Sehingga para sponsor tidak begitu tertarik mengeluarkan uang. Karena pada akhirnya, ajang balapan adalah promosi yang diharapkan memberi timbal balik bagi penjualan. Jika ukuran pasarnya saja kecil, kenapa harus repot-repot menjadi sponsor.