7 Pembalap Kandidat Juara Dunia Formula E 2023/2024

London akan menggelar balapan ke-15 dan ke-16, dua balapan penutup musim Formula E musim ke-10 (2023/2024) bertajuk double header E-Prix London 2024 pada 19–21 Juli 2024. Lokasinya berada di Sirkuit ExCeL London, Newham, Inggris. Sirkuit tersebut sudah masuk kalender Formula E sejak musim 2020/2021 dan selalu menggelar dua balapan dalam satu pekan (double header) yang berarti Sirkuit ExCeL London akan menggelar E-Prix London ke-7 dan ke-8 dalam sejarah Formula E.
Nah, meski berstatus sebagai balapan penutup musim, E-Prix London 2024 masih menarik perhatian karena belum ada satu pun pembalap yang berhasil menjadi juara dunia musim ini. Total ada tujuh pembalap yang akan bertarung untuk menjadi juara dunia Formula E musim ke-10. Nah, bila penasaran siapa saja ketujuh pembalap tersebut, kamu bisa mengikuti pembahasannya di bawah ini.
1. Sebagai pemuncak klasemen, Nick Cassidy punya peluang terbesar untuk jadi juara dunia

Kandidat pertama yang punya peluang paling besar untuk menjadi juara dunia ialah Nick Cassidy. Pembalap berkebangsaan Selandia Baru ini berada di puncak klasemen sementara pembalap dengan 167 poin. Ini tentu jadi momen membanggakan untuk dirinya yang baru bergabung ke Jaguar musim ini setelah pindah dari Envision Racing.
Dari 14 balapan yang sudah dilalui musim ini, ia berhasil finis di 12 balapan. Cassidy membawa pulang poin di sepuluh balapan. Menariknya, di kesepuluh balapan itu, ia berhasil finis di atas podium sebanyak delapan kali dengan dua di antaranya ialah kemenangan di balapan ke-2 Diriyah dan balapan ke-1 Berlin.
Nick Cassidy sudah pernah mengikuti balapan di Sirkuit ExCeL London sejak dirinya dan sirkuit tersebut masuk ke kejuaraan Formula E musim ke-7 (2020/2021). Dari enam balapan sebelumnya di sirkuit tersebut, ia berhasil finis di empat balapan. Ia pernah meraih dua podium dengan finis ketiga di balapan ke-1 E-Prix London 2022 dan menjadi pemenang balapan ke-2 E-Prix London 2023.
2. Rekan satu tim Cassidy di Jaguar, Mitch Evans, juga ikut bersaing

Selain Nick Cassidy, pembalap Selandia Baru satu lagi yang juga membela Jaguar, yaitu Mitch Evans, juga ikut berebut gelar juara dunia musim ini. Ia berada di posisi kedua klasemen pembalap dengan 155 poin. Hasil tersebut didapat dari raihan poin di 12 balapan dari 14 balapan yang telah dijalaninya musim ini. Tak seperti Cassidy, Evans hanya sanggup empat kali finis di atas podium dengan dua kemenangan di Monako dan balapan ke-1 Shanghai.
Dari pengalamannya mengikuti E-Prix London di Sirkuit ExCeL London sejak musim 2020/2021, Mitch Evans mampu melewati garis finis di lima balapan. Dari lima balapan tersebut, ia meraih poin di empat balapan dengan finis di posisi lima besar. Nah, ia pernah naik podium tiga kali dengan finis ketiga di balapan ke2 E-Prix London 2020, menjuarai balapan ke-1 E-Prix London 2023, dan finis kedua di balapan ke-2 E-Prix London 2023.
3. Pascal Wehrlein punya pengalaman kurang baik di Sirkuit ExCeL London

Selanjutnya ialah pascal Wehrlein yang berada di posisi ketiga klasemen sementara. Pembalap Jerman ini yang membela Porsche ini mengumpulkan jumlah poin yang sama dengan Mitch Evans yakni 155 poin. Hasil ini diraih dari konsistensi meraih poin di 12 balapan dari 14 balapan yang telah dijalaninya musim ini. Tak seperti kedua pembalap Jaguar di atas, ia hanya sanggup tiga kali finis di atas podium dengan menjadi pemenang di E-Prix Meksiko dan balapan ke-2 E-Prix Misano serta finis kedua di balapan ke-1 E-Prix Shanghai.
Cukup disayangkan, ia punya pengalaman yang kurang baik di enam balapan di Sirkuit ExCeL London. Wehrlein memang sanggup menyelesaikan keenam balapan tersebut. Hasil terbaiknya adalah finis kelima di balapan ke2 E-Prix London 2021. Sisanya ialah tiga kali finis kesepuluh dan satu kali finis di posisi sembilan.
4. Da Costa bisa ikut persaingan berkat meraih tiga kemenangan beruntun

Porsche juga punya satu pembalap lagi yang berpeluang menjadi juara dunia musim ini. Ia adalah Antonio Felix da Costa, pembalap Portugal yang berada di posisi keempat klasemen dengan 134 poin. Hasil ini dibantu oleh raihan empat podium yang menariknya merupakan empat kemenangan, yakni di balapan ke-2 E-Prix Berlin serta tiga kemenangan beruntun dari balapan ke-2 E-Prix Shanghai hingga double header E-Prix Portland. Keempat kemenangan ini masuk ke dalam delapan balapan musim ini yang diselesaikannya dengan membawa pulang poin.
Sama seperti Wehrlein, Pengalaman Da Costa mengikuti enam E-Prix London di Sirkuit ExCeL London juga kurang memuaskan. Ia finis kedelapan di balapan ke-1 dan gagal finis di balapan ke-2 E-Prix London 2021. Lalu, ia finis kesembilan di balapan ke-1 dan ketujuh di balapan ke-2 E-Prix London 2022. Di double header E-Prix London 2023, Da Costa finis di posisi ke-16 di kedua balapan tersebut.
5. Oliver Rowland, pembalap Inggris yang perpeluang jadi juara dunia di rumahnya sendiri

Yang kelima adalah Oliver Rowland, pembalap Inggris yang kini membela tim Nissan. Ia akhirnya kembali membalap setelah absen di double header E-Prix Portland karena sakit, membuat dirinya kehilangan kesempatan untuk mendulang poin di kedua balapan tersebut. Rowland berada di peringkat kelima dengan 131 poin.
Dari 12 balapan yang ia telah jalani musim ini, ia berhasil menyelesaikan sembilan balapan dengan membawa pulang poin. Ia meraih enam podium dari sembilan balapan tersebut. Rinciannya ialah satu podium kemenangan, satu podium kedua, dan empat podium ketiga.
Oliver Rowland baru empat kali mengikuti E-Prix London di Sirkuit ExCeL London. Dari keempat balapan itu, ia hanya sekali finis di balapan ke-2 E-Prix London 2021. Itu pun tidak meraih poin karena finis di posisi ke-18. Rowland tidak mengikuti E-Prix London 2023 karena mengundurkan diri dari tim Mahindra usai E-Prix Monako 2023.
6. Jean-Eric Vergne belum pernah fiis di posisi sepuluh besar di Sirkuit ExCeL London

Yang keenam adalah Jean-Eric Vergne, pembalap Prancis yang membela tim DS Penske. Ia kini berada di peringkat keenam klasemen sementara pembalap dengan 129 poin. Menariknya, ia tampil sempurna karena berhasil menyelesaikan 14 balapan yang telah diadakan musim ini dengan meraih poin di 13 balapan. Namun, dari 13 balapan itu, ia hanya meraih tiga podium yang meliputi podium kedua di balapan ke-1 E-Prix Diriyah da E-Prix Berlin serta podium ketiga di balapan ke-1 E-Prix Portland.
Vergne sudah pernah mengikuti E-Prix London baik di Sirkuit Battersea park maupun ExCeL London. Nah, di Sirkuit ExCeL London, ia meraih hasil kurang memuaskan karena hanya sanggup menyelesaikan empat balapan. Ia bahkan tidak meraih poin karena finis di luar posisi sepuluh besar.
7. Jake Dennnis pernah mengunci gelar juara dunia di Lodon 2023

Yang terakhir adalah Jake Dennis, berada di peringkat ketujuh dengan 122 poin. Ini adalah pembalap Inggris kedua setelah Oliver Rowland yang ikut berebut gelar juara dunia. Dari 14 balapan musim ini, ia berhasil finis di 13 balapan dan meraih poin di 10 balapan. Ia naik podium empat kali dengan menjuarai balapan ke-1 E-Prix Diriyah, finis ketiga di E-Prix Tokyo, dan finis kedua di double header E-Prix Misano.
Di Sirkuit ExCeL London, ia selalu meraih poin di enam balapan dan menariknya berhasil meraih lima podium. Dennis bahkan menjadi pembalap pertama yang menang di sirkuit ini di balapan ke-1 E-Prix London 2021 sebelum kembali menang di balapan ke-1 E-Prix London 2022. Setelah itu, ia finis kedua secara beruntun di balapan ke-2 E-Prix London 2022 dan double header E-Prix London 2023. Bahkan, ia mengunci gelar juara dunia di balapan ke-1 E-Prix London 2023.
8. Klasemen sementara pembalap menjelang Formula E London 2024

Di tiap balapan, tiap pembalap bisa mengoleksi maksimal 29 poin. Rinciannya ialah 25 poin untuk pemenang, 3 poin untuk peraih pole position, dan 1 poin untuk peraih fastest lap yang finis di posisi sepuluh besar. Karena ada dua balapan di E-Prix London 2024, berarti total poin maksimal yang bisa diraih adalah 58 poin.
Untuk memangkas jarak dengan Nick Cassidy, jelas bahwa keenam pembalap tersebut harus finis di depan pembalap Jaguar tersebut di kedua balapan. Bila gelar juara belum bisa dipastikan di balapan ke-1, maka keenam pembalap perlu berselisih 29 poin atau lebih kecil dari total poin Nick Cassidy sebelum balapan ke-2 dimulai. Kondisi akan menjadi sangat mudah bila Cassidy tidak meraih poin atau gagal finis.
Dari ketujuh kandidat di atas, sangat jelas bahwa Nick Cassidy lebih diuntungkan. Sementara itu, Mitch Evans dan Pascal Wehrlein punya peluang cukup besar dibandingkan empat pembalap di bawahnya untuk bersaing merebut posisi puncak. Selisih poin keduanya dengan Nick Cassidy hanya 12 poin. Sementara itu, selisih poin dari Oliver Rowland hingga Jake Dennis menuju Nick Cassidy mencapai 33 poin hingga 45 poin, lebih besar dari jumlah poin maksimal yang bisa diraih dalam satu balapan.
Perjalanan merebut gelar juara dunia Formula E 2023/2024 tampaknya akan sangat ketat di antara tujuh pembalap terbaik musim ini. Semuanya akan memberikan performa terbaik untuk menjadi pembalap nomor satu agar bisa memuaskan tim ataupun penggemarnya. Untuk ikut menjadi saksi siapa yang akan menjadi juara dunia, pastikan kamu menyakksikan E-Prix London 2024 akhir Minggu ini.