Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Francesco Bagnaia (motogp.com)
Francesco Bagnaia (motogp.com)

Di atas kertas, Ducati seharusnya bisa mendominasi MotoGP 2022. Dari 24 pembalap yang berlaga di musim ini, 8 di antaranya memacu Ducati Desmosedici yang cukup untuk membuat pabrikan lain kewalahan.

Hanya saja, tidak semua pembalap Ducati menggunakan mesin yang sama sehingga tak bisa dipastikan apakah setiap motornya bisa tampil dengan performa yang sama garangnya. Untuk musim 2022, Ducati memiliki 3 versi mesin. Ketiganya memiliki karakteristik yang berbeda.

1. Ducati menghomologasi 3 versi mesin

potret Francesco Bagnaia (motogp.cm)

Sebelum sesi latihan bebas pada seri pertama MotoGP, setiap pabrikan wajib menghomologasi mesinnya. Ini semacam segel yang menjamin bahwa tidak ada pengubahan mesin selama musim berjalan.

Paolo Ciabatti, Sporting Director Ducati Corse, menyebut bahwa ada tiga spesifikasi mesin yang ia homologasikan. Mesin inilah yang akan dipakai selama musim 2022.

“Kami punya tiga spesifikasi yang dihomologasi. Salah satunya adalah mesin 2021 untuk beberapa pembalap tim satelit dan kami punya dua versi berbeda dari mesin 2022,” kata Ciabatti dikutip The Race.

2. Desmosedici GP21

Enea Bastianini (motogp.com)

Versi pertama adalah Ducati Desmosedici GP21. Motor ini yang tahun lalu digunakan oleh para pembalap tim Ducati Lenovo dan Pramac Racing. Untuk musim ini, Desmosedici GP21 akan digunakan oleh tiga pembalap. Mereka adalah Enea Bastianini dan Fabio Di Giannantonio (Gresini Racing) serta Marco Bezzecchi (Mooney VR46 Racing Team).

Meski bukan versi terbaru, Desmosedici GP21 disebut sebagai motor yang sudah sempurna. Pasalnya, dengan motor inilah Francesco Bagnaia bisa mendominasi MotoGP di enam seri terakhir balapan tahun lalu.

3. Desmosedici GP22

Jorge Martin (motogp.com)

Ducati Desmosedici GP22 jadi versi motor yang paling anyar. Ini adalah motor yang dipakai pada tes pramusim di Sepang dan Mandalika. Selain punya mesin baru, aerodinamis motor ini pun baru.

Hanya saja, Desmosedici GP22 belum terlihat keandalannya. Dilansir MotoGP.com, selama tes pramusim, beberapa pembalap Ducati mengeluh GP22 sedikit lebih sulit dikendalikan dibandingkan GP21.

Ada tiga pembalap yang akan menggeber GP22 musim ini. Mereka adalah Johann Zarco dan Jorge Martin (Pramac Racing) serta Luca Marini (Mooney VR46 Racing Team).

4. Desmosedici GP22 versi Hybrid

Pecco Bagnaia dan Jack Miller (motogp.com)

Tak terlalu merasa cocok dengan karakter Desmosedici GP22, Francesco Bagnaia dan Jack Miller akan menggunakan mesin motor dengan karakter yang berbeda.

Para pembalap tim pabrikan ini tetap memacu mesin GP22. Namun, ada beberapa karakter mesin GP21 yang digunakan sehingga menjadikannya versi hybrid. Daripada versi murni GP22, versi hybrid ini berbeda dalam hal pengiriman tenaga yang sedikit lebih halus.

“Jadi, mereka (Bagnaia dan Miller) bertanya, setelah tes Sepang, apakah mungkin untuk merevisi beberapa karakteristik mesin. Kami mencoba memenuhi permintaan itu dan membawa mesin hybrid semacam ini yang memiliki karakteristik lebih mirip dengan versi 2021,” kata Paolo Ciabatti dikutip GPOne.

5. Spesifikasi umum Desmosedici

Luca Marini dari tim Mooney VR46 Racing Team (motogp.com)

Meski ada tiga versi mesin dengan karakter yang berbeda, secara umum, spesifikasi motor Ducati tetaplah sama. Berat kosong motor sekitar 157 kg dengan mesin 4-tak, 90 derajat V4, berpendingin cairan, penggerak katup Desmodromic DOHC, dan 4 katup per silinder.

Kapasitas mesinnya 1000cc, bertenaga maksimum sekitar 250 hp dengan kecepatan maksimum lebih dari 350 km/jam. Transmisi menggunakan Ducati Seamless berpenggerak akhir rantai. Sistem pembakarannya injeksi elektronik tidak langsung, 4 throttle body dengan injektor di atas dan di bawah throttle. Katup butterfly dikontrol sistem Ride by Wire ganda.

Bagian elektroniknya menggunakan ECU Magneti Marelli dengan software tunggal Dorna. Untuk sistem pengeremannya adalah Brembo, sementara suspensinya Ohlins, dan knalpot dari Akrapovic. Bahan bakarnya sendiri menggunakan Shell Racing V-Power.

 

Ducati Desmosedici GP22, baik versi asli maupun hybrid belum menunjukkan keunggulannya. Justru Desmosedici GP21 yang berhasil membawa Enea Bastianini finis posisi pertama di Sirkuit Lusail. Akankah keadaannya berbalik di seri kedua di Sirkuit Mandalika?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team