Zahra juga pernah berkarier di Indonesia. Salah satunya pada 2025 saat Zahra bergabung dengan Yogya Falcons. Kala itu, Zahra memulai debutnya di Proliga. Zahra mengisi posisi middle blocker dan memilih nomor punggung 11. Bagi Zahra, ada perbedaan yang cukup signifikan antara voli di Indonesia dan di Australia.
"Saya merasa sedang menemukan titik tengah antara suasana yang terlalu intens di Indonesia dan agak terlalu santai dengan Australia," kata Zahra.
Zahra bahkan berkelakar kerap dapat hukuman saat berkarier di Indonesia karena kompetisi dan kedisiplinannya yang ketat. Tapi, ketika berkarier di Australia yang intensitas kompetisinya lebih santai, justru Zahra bisa dengan mudah beradaptasi.
"Suasana di sana (Indonesia) jauh lebih ketat. Saya bisa dihukum hampir untuk semua hal. Tapi, sebenarnya itu yang membentuk saya menjadi seperti sekarang. Saya disiplin dan menjadi pekerja keras," kata Zahra.
Kedisiplinan dan karakter pekerja keras yang terbangun saat berkarier di Indonesia membangun Zahra untuk bisa mengatasi kekurangannya dalam urusan postur. Dia jadi paham, keunggulan dalam kecepatan membuatnya lebih responsif ketimbang rekan-rekan satu timnya.
"Karena sebagian besar pemain di Indonesia juga memiliki tinggi yang mirip dengan saya, kami biasanya mengandalkan kecepatan. Jadi, ketika saya bermain di sini, merasa kadang lebih cepat," kata Zahra.