Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto kalah di 16 besar All England 2025 (dok. PP PBSI)
Sebenarnya, target Indonesia di All England adalah meraih satu gelar. Bukan tanpa alasan, karena Indonesia punya tradisi yang kuat. Terlebih, Indonesia memiliki dua juara bertahan yang berlaga di edisi 2025, Fajar/Rian dan Jonatan Christie.
"Ya, secara target ya mesti harus mempertahankan karena kan juga punya keinginan mau hattrick. Nah, ya itu tadi memotivasi Fajar/Rian," kata pelatih ganda putra Pelatnas PBSI, Antonius Budi Ariantho, kepada wartawan pada awal Februari 2025 lalu.
Hal serupa juga dilontarkan Fajar. Dia berharap bisa kembali jadi juara di edisi 2025 agar bisa mencatatkan sebuah rekor.
"Pasti ingin menjadi yang terbaik. Tahun lalu kami bisa juara jadi semoga bisa mendapat gelar juara lagi untuk ketiga kalinya. Amin!" kata Fajar saat ditemui di Pelatnas PBSI Cipayung di waktu yang sama.
Sementara, Kepala Bidang Pembinaan Prestasi, Eng Hian, menyatakan gelar memang jadi fokus bagi PBSI. All England merupakan salah satu turnamen yang paling bersahabat dengan Indonesia dan selalu ada catatan manis yang bisa dibawa pulang dari sini.
"Tentunya di All England, kami akan berusaha sebaik mungkin untuk meraih gelar juara seperti tahun sebelumnya," kata Eng Hian.
Namun, harapan itu malah buyar sejak awal karena Fajar/Rian dan Jojo harus angkat koper lebih dulu. Nasib mereka begitu miris, karena tersingkir sejak babak 16 besar. Jojo dipermalukan oleh tunggal India, Lakshya Sen, dengan skor 13-21, 10-21. Kemudian, hasil yang sama juga ditelan oleh Fajar/Rian.
Mereka dipermalukan oleh ganda Korea Selatan, Kang Min Hyuk/Ki Dong Ju, dengan skor 18-21, 27-25, 21-23. Atas catatan itu, Fajar/Rian serta Jojo dipastikan tak berhasil mempertahankan gelarnya.