Transisi kepemimpinan Formula 1 Red Bull Racing menandai akhir dari era Christian Horner yang telah membangun tim mulai pada 2005. Setelah lebih dari 2 dekade, kursi kepemimpinan kini ditempati Laurent Mekies, seorang insinyur Prancis yang membawa pengalaman luas dari Minardi, Ferrari, Racing Bulls, hingga Federation Internationale de l'Automobile (FIA). Tak sekadar formalitas, pergantian ini menjadi momentum perubahan di tengah penurunan performa, gejolak internal, dan ketidakpastian masa depan pembalap.
Mekies diangkat hanya beberapa hari setelah Grand Prix Inggris 2025 dan menghadapi tantangan kompleks yang tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga struktural dan kultural. Ia mewarisi tim dengan reputasi mentereng yang kini berada dalam periode sulit akibat kehilangan figur penting seperti Adrian Newey, Rob Marshall, dan Jonathan Wheatley. Dalam pidato perdananya, ia menyebut fokus awalnya adalah mendengarkan, memahami, dan membangun kembali semangat di balik mesin ajaib bernama Red Bull F1.