Hadirnya Marc Marquez sebagai rekan setim membuat sorotan terhadap Francesco Bagnaia makin tajam. Marquez tidak hanya lebih cepat, tetapi juga konsisten dengan dominasi pada balapan sprint maupun balapan utama. Bahkan, Alex Marquez yang mengendarai motor satelit Ducati kerap tampil lebih kompetitif daripada Bagnaia. Kondisi ini menempatkannya dalam posisi sulit.
Situasi ini memunculkan perbandingan langsung di dalam Ducati. Marquez mampu segera menaklukkan GP25, sementara Bagnaia justru terlihat canggung dan sering kehilangan kecepatan saat dibutuhkan. Tekanan makin besar ketika General Manager Ducati, Luigi Dall’Igna, mengkritik performanya dan menuntutnya tampil lebih baik.
Puncak ketegangan muncul usai balapan GP Austria 2025. Bagnaia secara terbuka menegaskan sudah kehabisan kesabaran dengan situasi yang berulang. Ia menilai masalah bukan berada pada dirinya, karena sempat berhasil memenangkan balapan di sirkuit yang sama dalam 3 musim terakhir. Bagnaia bahkan menuntut Ducati segera memberikan penjelasan konkret atas performa yang membuatnya tertinggal jauh dari para pesaing.
Francesco Bagnaia kini berada dalam periode terberat sejak debut di MotoGP. Ketidakcocokan motor, problem teknis berulang, dan tekanan internal dari tim membuatnya kesulitan tampil maksimal. Jika solusi tidak segera ditemukan, MotoGP 2025 bisa berakhir tanpa pencapaian besar bagi sang juara dunia dua kali ini.