Di balik kemenangan fenomenal ini, ada perubahan filosofi yang signifikan dalam cara kerja Red Bull. Tim tak lagi sepenuhnya bergantung kepada data simulasi, melainkan lebih memberi ruang dengan masukan langsung Max Verstappen, terutama terkait level downforce. Pendekatan ini membuat mobil terasa lebih mudah dikendalikan, sesuai dengan gaya balap sang juara.
Laurent Mekies, yang baru saja menggantikan Christian Horner sebagai team principal, turut memberi warna baru. Dengan latar belakang sebagai insinyur balap, ia menyebut Verstappen mampu mengajukan pertanyaan-pertanyaan teknis yang tepat kepada tim. Mekies sendiri merendah dengan kemenangan yang diraih murni karena kemampuan sang pembalap. Akan tetapi, baik Verstappen maupun Helmut Marko menegaskan arah teknis yang diambil menunjukkan hasil konkret.
Kemenangan ini pun didukung dengan paket upgrade yang signifikan, termasuk floor baru, sayap belakang low downforce, serta power unit Honda yang segar. Kombinasi ini tidak hanya menghadirkan performa dominan di Monza, tetapi juga menghidupkan kembali motivasi Verstappen yang sempat redup akibat periode frustrasi panjang. Kendati begitu, Verstappen tetap realistis dengan menyebut performa Red Bull masih sangat bergantung kepada karakteristik trek dan ujian sejati baru akan datang di sirkuit lain.
Kemenangan Max Verstappen di Monza 2025 menjadi bukti, juara sejati mampu bangkit pada saat yang paling tak terduga. Namun, apakah ini awal dari era baru Red Bull atau hanya kilatan cahaya di Monza? Jawabannya masih menunggu di balapan berikutnya.