Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Atlet Timnas Kickboxing Teriak Dicurangi di SEA Games 2025
Atlet kickboxing, Andi Mesyara Jerni Maswara. (Instagram/@andijerni).

Intinya sih...

  • Andi Jerni merasa dicurangi di atas ring saat menghadapi wakil Vietnam di semifinal point fighting 50kg putri.

  • Poin Andi tidak bertambah, sementara poin lawan melonjak drastis tanpa sebab jelas, dan waktu tidak berhenti meski wasit meneriakkan stop.

  • Dideportasinya manajer timnas kickboxing berdampak buruk bagi atlet karena tidak ada yang bisa protes.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Mimpi buruk Timnas Kickboxing Indonesia di SEA Games 2025 masih berlanjut. Usai Rosi Nurasjati selaku manajer dideportasi, ada atlet yang teriak merasa dicurangi di atas ring.

Pengalaman buruk itu disampaikan Andi Mesyara Jerni Maswara, yang turun di point fighting 50kg putri. Andi Jerni merasa ada kejanggalan saat menghadapi wakil Vietnam, Thi Thuy Giang Hoang di semifinal.

1. Heran dengan sistem penilaian

Andi Jerni sebenarnya memulai pertandingan cukup apik. Di ronde pertama, ia berhasil unggul dengan poin 4-3. Namun, wasit mendesaknya untuk lebih menyerang, yang praktis merusak strategi dan permainan Andi Jerni.

"Di ronde pertama, saya sudah unggul 4-3. Di situ saya udah tenang, saya sudah berusaha untuk mencari jarak yang enak, main yang enak, tapi tiba-tiba disetop sama wasit dengan alasan saya harus fight. Saya harus menyerang," kata Andi Jerni di Instagram pribadinya, @andijerni.

2. Poin gaib lawan dan waktu tidak berhenti

Puncaknya terjadi saat jeda ronde. Jerni dibuat kaget saat melihat papan skor. Poinnya tak bertambah, sementara milik lawan melonjak drastis tanpa sebab yang jelas.

"Pas aku duduk, aku langsung lihat papan skor. Tiba-tiba skor lawan naik ke 7. Skorku 4. Bayangkan, 4 ke 7 guys! Padahal lawanku gak pernah nendang badan atau kepala. Kalaupun nendang, saya (berhasil) block. Pada saat poin bersamaan, kita ambil poin bersamaan, poinku tidak naik, sedangkan lawanku yang naik," ujar Andi Jerni.

Kejanggalan lainnya adalah waktu tidak berhenti meski wasit meneriakkan setop. Hal ini tentu merugikan Andi Jerni yang sedang mengejar ketertinggalan poin.

"Nah terus poin yang ketiga. Saat wasit mengatakan stop, waktu tidak stop sama sekali guys. Waktu tidak stop sama sekali. Sedangkan pada saat jari aku keluar dari glove, disetop guys. Aku heran sekali ada apa ini," ucap Andi Jerni.

3. Manajer dideportasi, tak ada yang bisa protes

Dideportasinya Rosi Nurasjati berdampak buruk bagi Timnas Kickboxing. Dalam situasi seperti ini, atlet menjadi mati kutu karena tidak ada sosok yang bisa menjadi tameng.

"Ini memang ada kesengajaan untuk dicurangi, karena manajer kami sudah dipulangin. Jadi manajer kami tidak bisa protes. Kami tidak ada yang bisa protes, guys," ungkap Andi Jerni sambil menahan tangis.

Andi Jerni kini hanya bisa berharap pada kekuatan media sosial. Ia meminta video pengakuannya diviralkan agar Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Kemenpora segera bertindak.

"Ya Allah Ya Rabbi aku udah benar-benar pusing banget. Tolong viralin video ini guys supaya NOC dan Kemenpora juga lihat bahwa kami di cabor kickboxing dari kemarin itu benar-benar memprihatinkan," kata Andi Jerni.

Editorial Team