Christian Adinata bersama pelatih kepala tunggal putra PBSI, Irwansyah di Malaysia Masters 2023 (dok. PP PBSI)
Kepada IDN Times, Christian mengaku sempat waswas soal nasibnya di Pelatnas sebelum resmi dicoret. Tepatnya, tiga hari sebelum PBSI memutuskan soal daftar nama penghuni pelatnas, Christian sempat menghubungi Eng Hian. Dia mengabari telah menyerahkan seluruh laporan rekam medis yang diminta PBSI terkait dengan kondisi fisiknya.
"Saya sudah penuhi semua itu. Jadi saya MRI, terus ada tes fisioterapi, kekuatan segala macam. Hasilnya membaik, semuanya on the track gitu. Tinggal sedikit lagi, sudah bisa berkompetisi," kata Christian.
Namun, kondisinya yang lama cedera membuat Christian merasa tak layak ada di skuad utama. Christian pun menyampaikan permohonan kepada Eng Hian agar bisa dipindah ke skuad pratama pada 2025.
"Dengan kerendahan hati saya ko. Saya request turun ke pratama saja. Karena saya merasa di utama merasa gak layak dengan kondisi seperti ini. Saya takut gak bisa mengikuti teman-teman yang lain kan. Apalagi dengan pelatih baru. Mereka gak tahu kondisi saya seperti apa," kata Christian mengulangi permintaannya pada Eng Hian.
Christian mengatakan orang yang mengetahui pasti soal perkembangan kondisi fisiknya adalah Irwansyah dan Harry Hartono. Namun, keduanya sudah tak lagi masuk dalam skuad pelatih teknis Pelatnas.
"Keduanya gak ada di situ. Siapa yang mau mengerti saya, siapa yang membela saya? Istilahnya kayak gitu," kata Christian.
Selain itu, dia juga memahami secara peringkat dunia, Christian kini harus mengulangi perjuangannya dari turnamen level kecil seperti yang dilakukan oleh atlet-atlet pratama. Dia tak keberatan untuk mulai kerja keras lagi dari bawah. Namun, jawaban Eng Hian membuat Christian kaget.
"Kemudian dijawab, 'Nanti dulu ya, ini bukan soal utama atau pratamanya. Kita lagi mengadakan meeting soal kamu mau dipertahankan atau enggak.' Itu dari situ saya langsung kaget gitu. Saya gak bisa ngomong apa-apa lagi dan baru dapat kabarnya ya Sabtu pagi," kata Christian.