Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret mobil Formula 1 Ferrari
potret mobil Formula 1 Ferrari (pexels.com/Jonathan Borba)

Intinya sih...

  • Sakon Yamamoto menjadi anggota parlemen Jepang pada 2021 setelah pensiun dari Formula 1

  • Patrick Tambay terjun ke politik sebagai Wakil Wali Kota Le Cannet pada 1995, meninggal dunia karena penyakit Parkinson pada 2022

  • Carlos Reutemann pernah menjadi Gubernur Provinsi Santa Fe dan Senator di Argentina setelah pensiun dari Formula 1

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mantan pembalap Formula 1 biasanya bakal kembali berkarier di bidang yang masih linier dengan profesi lamanya. Banyak dari mereka yang jadi komentator dan analis Formula 1. Bahkan, ada juga yang menggeluti dunia manajerial tim balap.

Kendati begitu, ada pembalap yang justru jadi pejabat negara usai tak lagi mengaspal di Formula 1. Siapa saja mereka? Berikut empat eks pembalap Formula 1 yang pernah banting setir jadi politikus usai pensiun.

1. Sakon Yamamoto jadi anggota parlemen Jepang pada 2021

Sakon Yamamoto adalah mantan pembalap Formula 1 asal Jepang. Ia mengaspal di ajang balap jet darat pada 2006, 2007, dan 2010. Selama itu, ia pernah membela tiga tim berbeda, yakni Super Aguri (2006), Spyker (2007), dan HRT (2010). 

Selama membalap di Formula 1, Yamamoto tak pernah mencetak satu pun poin. Ini lantaran tim yang ia bela kebanyakan berasal dari tim papan bawah yang kurang dana. Oleh karena itu, mereka tak bisa membuat mobil kompetitif untuk bersaing sengit dengan tim-tim Formula 1 lain di grid.

Pada 2011, Yamamoto kehilangan kursinya di Formula 1. Ini setelah kontraknya bersama HRT berakhir. Tak lagi membalap di Formula 1, Yamamoto sempat terjun ke Formula E pada 2015. Namun, pada 2021, ia akhirnya terjun ke dunia politik usai terpilih menjadi anggota parlemen Jepang. Ia mengemban jabatan tersebut hingga 2024.

2. Patrick Tambay jadi wakil wali kota Le Cannet pada 1995

Patrick Tambay mengawali kariernya di Formula pada 1977 bersama Ensign. Ia juga pernah membela tim Formula 1 lainnya, seperti McLaren (1978–1979), Theodore (1981), Ligier (1981), Ferrari (1983), dan Renault (1984–1985). Lola menjadi tim Formula 1 terakhir yang ia bela pada 1986. 

Pada 1987, Tambay sudah tak lagi mengaspal di Formula 1. Usai tak lagi menjadi pembalap jet darat, Tambay sempat menjadi pembalap Le Mans dan Rally. Setelah itu, ia memutuskan gantung setir sepenuhnya pada 1990. Kemudian, pada 1995, Tambay terjun ke dunia politik karena terpilih sebagai wakil wali kota Le Cannet, sebuah kota kecil di Prancis.

Tambay sendiri saat ini sudah meninggal dunia. Pembalap asal Prancis itu wafat pada 2022 karena Parkinson. Sebagai informasi, Parkinson merupakan penyakit yang menyerang saraf di otak kecil. Penyakit ini membuat penderitanya mengalami gangguan keseimbangan di seluruh bagian tubuhnya.

3. Carlos Reutemann pernah jadi gubernur di Argentina pada 1991

Carlos Reutemann merupakan salah satu pembalap Formula 1 legendaris asal Argentina. Reutemann berkarier di Formula selama 12 tahun, yakni pada 1970--1982. Selama mengaspal di Formula 1, ia tercatat pernah memenangi 12 balapan. Ia juga hampir merengkuh titel juara dunia Formula 1 bersama Williams pada 1981. Namun, upaya itu gagal karena dirinya dikalahkan Nelson Piquet.

Usai pensiun dari Formula 1 pada 1982, Reutemann sebetulnya pernah menjajal ajang balap lain. Namun, pada 1991, ia akhirnya menjadi pejabat negara karena terpilih sebagai gubernur Santa Fe. Ia mengemban jabatan tersebut selama 2 periode. 

Pada 2003, ia kembali menjadi pejabat karena terpilih sebagai senator di Argentina dari Partai Justicialist. Reutemann mengemban jabatan tersebut sampai akhir hayatnya pada 2021. Kala itu, ia wafat pada usia 79 tahun.

4. Maurice Trintignant jadi wali kota Vergeze usai pensiun dari Formula 1 pada 1964

Maurice Trintignant pensiun dari Formula 1 pada 1964. BRM menjadi tim Formula terkahir yang ia bela. Selama membalap di Formula 1, prestasi Trintignant sebetulnya tak begitu mentereng. Sebab, pembalap berpaspor Prancis itu hanya pernah menorehkan dua kemenangan.

Usai pensiun dari Formula 1, Trintignant kembali ke kampung halamannya di Vergeze. Di sana, Trintignant bekerja sebagai petani. Ia membuka kebun anggur bersama sang istri. Beberapa tahun kemudian, ia terpilih sebagai wali kota Vergeze. Namun, tidak ada informasi lengkap soal berapa lama Trintignant mengemban jabatan tersebut.

Trintignant sudah meninggal pada 2005. Saat itu, ia wafat pada usia 87 tahun. Sebelum mengembuskan napas terakhirnya, ia pernah menerima Legion d'honneur pada 1960. Penghargaan ini diberikan karena dirinya dianggap berjasa di bidang motorsport Prancis.

Empat eks pembalap Formula 1 di atas menjadi bukti, pembalap tidak hanya bisa berkarier di dunia balap, tetapi juga di bidang lain. Sebab, banyak dari mereka yang banting setir jadi politikus. Mereka menjalani profesi tersebut untuk mengabdi kepada bangsa dan negara.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team