Wawancara Eperaim Ginting: Peran Keluarga dan MMA Indonesia

Jakarta, IDN Times - Untuk terjun ke dalam sesuatu hal, lazimnya ada faktor internal atau eksternal yang terlibat. Hal itu dialami Eperaim Ginting. Berkat faktor keluarga, dia akhirnya merasakan diri terjun ke Mixed Martial Arts (MMA).
Eperaim merupakan satu dari empat petarung MMA Indonesia yang sempat bertarung di Road to Final UFC Season 2. Sayang, di babak semifinal, Eperaim tumbang dari petarung asal China, Daermisi Zhawupasi, dalam waktu 58 detik saja.
Buntut dari hasil ini, Eperaim pun gagal menyusul jejak Jeka Saragih, mendapatkan kontrak UFC. Terlepas dari itu, rasa cinta Eperaim terhadap MMA pun tidak memudar. Rupanya, itu sudah tertanam dalam kecil.
Hal itu Eperaim ungkapkan dalam wawancara eksklusif bersama IDN Times beberapa waktu lalu. Berikut obrolan kami bersama Eperaim.
Halo Bang Eperaim, kalau boleh tahu, kenal MMA dari mana nih?
Kalau kenal MMA-nya bukan sejak kecil, tapi kalau olahraganya di memang sudah kenal sejak kecil. Kebetulan pelatih di daerahku itu paman ku sendiri.
Jadi, saat masih kecil sering dibawa latihan sama paman. Ya walaupun cuma lari-larian aja di sana.
Jadi sebelum MMA, dikenalkan olahraga apa dulu oleh paman?
Jadi sama paman saya itu, saya dikenalkan ke olahraga gulat. Ya karena itu tadi udah dikenalkan dari kecil, terus teman-temanku itu juga banyak yang latihan dan kami sekeluarga itu sudah latihan.
Harus diakui buat saya, berkat gulat ini, banyak pengaruh positifnya yang saya rasakan saat saya menjalani MMA.
Apa saja itu pengaruhnya?
Olahraga gulat ini cukup penting di MMA. Banyak juga teman-teman yang basic-nya lain, tapi sangat pengen juga coba olahraga gulat. Makanya gulat menurutku sangat penting di MMA.
Tapi ya bukan karena basic-ku gulat, ya, tapi teman-teman juga merasakan. Kalau dari gulat, untuk posisi dominan itu di bawah itu sangat terpakai di MMA.
Lalu kenapa akhirnya memutuskan pindah MMA? Apa karena menjanjikan?
Kalau dibilang menjanjikan, tergantung levelnya. Kalau aku lihat di level internasional seperti sekarang ini, kan banyak juga fighter profesional di tingkat internasional, nah itu menjanjikan.
Tapi kalau kita masih di level awal, kita harus siap sama banyak pahitnya. Namanya perjuangan itu diawali dengan kepahitan ya biasa.
Lalu, kalau menurut Bang Eperaim, bagaimana MMA di Indonesia?
Ya mungkin itu (MMA) masih tabu di masyarakat Indonesia, karena kita mengenal MMA masih termasuk baru di Indonesia, dibanding negara lain. Karena kalau mma di indonesia itu masih sangat baru dan belum dikenal masyarakat.
Ibaratnya, kita masih ketinggalan jauh. Dari promosi atau semuanya. Makanya olahraga ini harus dikenalkan lebih luas lagi ke masyarakat, agar orang tahunya tidak cuma olahraga kekerasan doang.
Orang tua bagaimana bang ketika tahu Bang Eperaim masuk MMA?
Orang tuaku dulu juga takut saat aku masuk MMA, karena mereka taunya ini olahraga keras. Ini olahraga yang pukul tendang, bahaya gitu. Tetapi semenjak mereka paham setelah aku jelasin, mereka mengerti. keluargaku sudah paham.
Aku harap masyarakat indonesia dan teman-etman lain, tidak ada salahnya mencoba. Semua olahraga juga bisa cedera, tapi combat sport ini, kalau kita tahu tekniknya, ya tidak bakal gampang cedera.
Jadi, Bang Eperaim yakin MMA bisa berkembang di Indonesia?
Ya, menurut saya sih, kalau pemerintah lebih support lah memberikan dukungan, bisa maju. Aku cerita di daerah ku, banyak gitu teman-teman yang banyak potensi di MMA itu tapi wadahnya tidak tahu ke mana.
Tapi ya buat sekarang, walaupun MMA masih kurang didukung, kita harus tetap semangat dan jangan berkecil hati. Aku juga minim support, tapi aku bisa melangkah jauh karena semangat dan tekadku. Aku yakin yang muda-muda bisa melebihi ini.