Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera China (pixabay.com/glaborde7)

Michael Schumacher merupakan salah satu pembalap terbaik sepanjang sejarah Formula 1. Schumacher merupakan pemegang gelar juara dunia terbanyak bersama Lewis Hamilton dengan tujuh gelar juara dunia. Schumacher mencetak total 91 kemenangan selama kariernya di Formula 1. Jumlah itu hanya kalah dari Hamilton yang mengoleksi 105 kemenangan.

Salah satu kemenangan yang diraih Schumacher terjadi di GP China 2006. Kemenangan itu terbilang spesial karena menjadi kemenangan terakhirnya di Formula 1. Ia saat itu harus menghadapi Fernando Alonso yang tampil superior bersama Renault. Mari menilik kembali kemenangan terakhir Michael Schumacher di GP China 2006.

1. Michael Schumacher bersaing ketat dalam perebutan gelar juara dunia dengan Fernando Alonso

Michael Schumacher menatap musim 2006 dengan ambisi meraih gelar juara dunia kedelapan. Ia ingin bangkit setelah performa buruk pada 2005. Ia hanya menempati peringkat ketiga usai meraih satu kemenangan saat itu. Saingan terberat Schumacher untuk meraih gelar juara dunia adalah pembalap Renault, Fernando Alonso, yang juga merupakan juara bertahan.

Alonso membuka musim dengan baik berkat dua kemenangan di GP Bahrain dan GP Australia. Schumacher menjawab dengan dua kemenangan beruntun di GP San Marino dan GP Eropa. Alonso sempat menjauh setelah meraih empat kemenangan beruntun dari GP Spanyol hingga GP Kanada. Schumacher menipiskan jarak setelah meraup lima kemenangan.

Memasuki seri ke-16 di GP China, Alonso masih memimpin dengan 108 poin. Namun, Schumacher tak tertinggal jauh karena hanya terpaut dua poin. Dengan hanya tiga balapan tersisa, kemenangan menjadi harga mati jika Schumacher ingin mengudeta Alonso dari puncak klasemen.

2. Michael Schumacher tak punya rekor apik di GP China

GP China terlihat lebih menguntungkan bagi Alonso dibanding Schumacher. Alonso merupakan juara bertahan GP China. Sementara, Schumacher tak pernah sekali pun meraih poin dari dua kali balapan di Sirkuit Shanghai. 

Pada 2004, Schumacher yang start dari pit lane pulang tanpa poin setelah hanya menempati urutan ke-12. Semusim berselang, Schumacher kembali mengawali balapan dari pit lane setelah mengalami insiden dengan Christijan Albers. Ia akhirnya gagal finis setelah mobilnya melintir ke gravel pada periode safety car

3. Michael Schumacher sukses menaklukan Sirkuit Shanghai di tengah cuaca yang tak menentu

Michael Schumacher memulai GP China 2006 dengan hasil kurang memuaskan pada sesi kualifikasi. Ia hanya mampu membawa mobil Ferrari miliknya menempati urutan keenam. Di sisi lain, Alonso tampil perkasa dengan meraih pole position.

Pada saat balapan, hujan deras yang mengguyur Sirkuit Shanghai lebih menguntungkan Alonso yang memakai ban Michelin. Terbukti, ia langsung melaju jauh setelah bendera start dikibarkan. Sementara, Schumacher yang memakain ban Bridgestone terlihat cukup kesulitan untuk menusuk ke barisan depan.

Harapan Schumacher untuk meraih kemenangan terbuka setelah lintasan perlahan mulai mengering. Kondisi tersebut kini lebih menguntungkan bagi pembalap yang menggunakan ban Bridgestone seperti Schumacher. Alhasil, ia perlahan, tetapi pasti mulai memangkas jarak dari Alonso yang sempat menyentuh 20 detik.

Alonso yang mulai kehabisan ban terpaksa memberikan posisi terdepan kepada rekan setimnya, Giancarlo Fisichella. Schumacher akhirnya menyalip Alonso pada lap ke-31 dan mulai mengejar Fisichella. Pada lap ke-41, Schumacher berhasil mendahului Fisichella untuk mengambil alih pimpinan balapan.

Schumacher akhirnya menjadi pembalap pertama yang menyentuh garis finis. Sementara, Alonso mengakhiri balapan sebagai runner-up setelah bertukar posisi dengan Fisichella. Hasil tersebut membuat jumlah poin Schumacher dan Alonso sama-sama 116 poin dengan 2 balapan tersisa.

4. Gagal menutup musim sebagai juara dunia

Setelah meraih kemenangan heroik di GP China, hasil buruk menimpa Schumacher pada seri berikutnya di GP Jepang. Ia gagal meraih poin setelah mobilnya mengalami gagal mesin. Hasil itu membuatnya berjarak sepuluh poin dengan Alonso yang meraih kemenangan.

Memasuki seri terakhir di GP Brasil, peluang Schumacher untuk menjadi juara terbilang kecil. Sebab, ia harus meraih kemenangan dan Alonso gagal meraih poin. Jika situasi tersebut terpenuhi, poin keduanya akan sama. Namun, Schumacher berhak menjadi juara dunia karena memiliki jumlah kemenangan lebih banyak.

Balapan di Sirkuit Interlagos cukup sulit bagi Schumacher yang harus mengawali balapan dari posisi kesepuluh. Meski telah memacu mobilnya dengan sekuat tenaga, ia hanya mampu finis di posisi keempat. Hasil itu membuat gelar juara dunia musim 2006 menjadi milik Alonso.

5. GP China 2006 menjadi kemenangan terakhir Michael Schumacher di Formula 1

Michael Schumacher telah mengumumkan pensiun dari dunia balap setelah musim 2006 berakhir. Pengumuman itu dibuat setelah Schumacher menjuarai GP Italia di Sirkuit Monza. Schumacher pensiun setelah 15 musim berkompetisi di ajang balap mobil paling populer di dunia tersebut. 

Schumacher sempat kembali mengaspal pada 2010 bersama Mercedes. Namun, ia gagal meraih kemenangan selama 3 musim bersama tim asal Jerman tersebut. Itu membuat GP China 2006 menjadi kemenangan terakhir Schumacher di Formula 1.

Michael Schumacher berhasil meraih kemenangan di GP China 2006 di tengah kondisi yang kurang menguntungkan. Sayang, kemenangan itu gagal membuatnya keluar sebagai juara dunia. GP China 2006 pada akhirnya menjadi kemenangan terakhir Schumacher di Formula 1.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team