Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ayao Komatsu, Tokoh Penting di Balik Tim Formula 1 Haas

ilustrasi sirkuit (IDN Times/Mardya Shakti)

Sepanjang 2021—2023, tim Formula 1 Haas dua kali finis terakhir dalam klasemen konstruktor. Selain itu, pembalap mereka juga belum pernah menembus podium. Oleh karena itu, Gene Haas selaku pemilik Haas mengutus Ayao Komatsu sebagai kepala tim untuk menghadapi musim 2024.

Kenyang pengalaman Formula 1 selama lebih dari 2 dekade, Komatsu mengelola departemen teknik, baik sebagai kepala insinyur balap dan direktur teknik, sebelum mengemban jabatan kepala tim. Mengarungi Formula 1 2024, dirinya menargetkan Haas untuk finis kedelapan dalam klasemen konstruktor. Lantas, siapa sebenarnya Ayao Komatsu, tokoh penting di balik tim Formula 1 itu?

1. Ayao Komatsu mulai meniti karier pada 2003 bersama BAR Honda

Ayao Komatsu dilahirkan pada 28 Januari 1976 di Tokyo, Jepang. Semenjak kecil, dia memiliki ketertarikan terhadap motorsport, terutama balap roda dua, berkat Norick Abe sebagai bintang MotoGP dari Jepang yang dibesarkan di kota yang sama. Ketertarikannya berpindah ke Formula 1 yang disiarkan gratis di berbagai penjuru Negeri Matahari Terbit.

Menginjak usia 18 tahun, Komatsu merantau ke negara yang dikenal sebagai rumah motorsport, Inggris. Di sana, ia memulai studi teknik otomotif di Universitas Loughborough yang populer dalam bidang olahraga dan teknik, meskipun Komatsu tidak terlalu tertarik dengan matematika atau fisika. Setelah lulus pada 1999, dirinya melanjutkan studi pada bidang yang sama untuk mengejar gelar Doktor Filsafat.

Pekerjaan penuh waktu Ayao Komatsu dalam motorsport terjadi pada 2003 bersama BAR Honda. Di tim itu, dia bekerja untuk divisi pengujian dengan berfokus terhadap dinamika kendaraan. Kendati demikian, pada 2005, ia beralih fokus terhadap analisis ban yang disuplai Michelin dan Bridgestone.

Komatsu direkrut Renault, masih sebagai analis ban, pada 2006 yang menjadi musim kemenangan Fernando Alonso di Formula 1. Mulai 2007, perannya berganti menjadi insinyur performa di divisi balap. Peran itu membawanya berkolaborasi selama 3 tahun dengan para pembalap, termasuk Nelson Piquet Jr dan Romain Grosjean.

Pada 2012, Ayao Komatsu memilih berseragam Lotus dan kembali bekerja sama dengan Romain Grosjean, kali ini sebagai insinyur balap. Kedekatan antara keduanya menghasilkan sembilan podium dan pertarungan meraih kemenangan pada 2013. Pada 2015, Komatsu dipromosikan menjadi kepala insinyur balap dan membantu Grosjean meraih satu-satunya podium tim pada musim yang sama.

2. Secara mengejutkan, jabatan Guenther Steiner digantikan Ayao Komatsu

Untuk kali pertama dalam 6 tahun, Haas hadir sebagai tim penantang baru pada Formula 1 2016. Tim ini mengikat kontrak dengan Romain Grosjean, sekaligus mempekerjakan Ayao Komatsu sebagai kepala insinyur balap. Bagi Komatsu, kesempatan bergabung dengan Haas terlalu indah untuk dilewatkan.

Tidak hanya sebagai kepala insinyur balap, Komatsu turut membantu Haas merintis sebagai pendatang. Dirinya menjadi bagian integral dari kredibilitas awal Haas di Formula 1. Dia mengelola semua kegiatan teknik di sirkuit, teknik kelistrikan di fasilitas tim yang bermarkas di Inggris, dan grup performa serta sains kendaraan.

Sampai 2023, Ayao Komatsu berperan besar dalam berbagai kesuksesan Haas. Sesi kualifikasi Formula 1 Grand Prix Brasil 2022 yang menegangkan karena diguyur hujan, misalnya, ketika Kevin Magnussen sukses mempersembahkan posisi terdepan pertama bagi Haas. Selain itu, ada pula ketika duet pembalap Haas berhasil meraih posisi keempat dan kelima yang menjadi catatan finis terbaik Haas.

Untuk Formula 1 2024, manajemen Haas secara mengejutkan memilih untuk tidak memperpanjang kontrak Guenther Steiner, sang kepala tim. Sebagai gantinya, jabatan itu akan diisi Komatsu. Dengan keluarnya Steiner, Komatsu bertanggung jawab atas strategi dan kinerja tim di lintasan.

Ayao Komatsu jelas sangat senang untuk naik pangkat menjadi kepala tim. Namun, ia memiliki banyak tantangan di depan mata, mengingat Haas menyelesaikan Formula 1 2023 sebagai musim terburuk kedua dalam sejarah tim. Tak lupa, mereka juga kehilangan 20 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp326,5 miliar karena turun dua peringkat dari 2022.

3. Ayao Komatsu mempunyai kehidupan pribadi yang sangat tertutup

Ayao Komatsu menjalani kehidupan pribadi yang sangat tertutup. Dirinya mengikat tali pernikahan dengan perempuan bernama Sachie pada 2010, tetapi memutuskan tidak memiliki anak. Mengutip FanAmp, mereka tinggal di Inggris.

Sumber yang sama menyebutkan bahwa kekayaan bersih Komatsu tidak diketahui khalayak umum, tetapi diperkirakan tinggi karena memiliki karier panjang dan sukses di Formula 1. Meskipun tidak ada rincian pasti dari gajinya, dia diasumsikan menerima peningkatan signifikan. Kucuran gaji itu dianggap tidak terlepas dari jabatannya sebagai kepala tim Haas.

Yang unik, Komatsu awalnya tertarik dengan jurnalisme investigatif. Selain itu, ayahnya juga ahli musik yang menulis buku tentang Beethoven. Kecintaannya terhadap motorsport berkembang pada 1980-an, terutama setelah balapan Formula 1 di Sirkuit Suzuka pada 1988 dan 1989 yang teramat intens.

Berkat karier motorsport yang panjang dan latar belakang teknik, Ayao Komatsu dianggap mampu memimpin perkembangan Haas. Tekad dan dedikasinya diharapkan membawa kesuksesan pada musim-musim Formula 1 mendatang. Etos kerja dan komitmen tokoh berkebangsaan Jepang itu benar-benar siap untuk menggantikan kepemimpinan Guenther Steiner.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us