Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret Jorge Lorenzo (commons.wikimedia.org/Alberto-g-rovi)
potret Jorge Lorenzo (commons.wikimedia.org/Alberto-g-rovi)

Sebagai seorang legenda, Jorge Lorenzo punya rival tangguh kala mengaspal di MotoGP. Spaniard yang berkarier di Grand prix pada 2002—2019 itu berduel dengan banyak pembalap hebat pada masanya. Saat turun balap di kelas premier sejak 2008, rival terkuatnya mengerucut kepada empat nama.

Keempat nama ini bukan sembarang pembalap. Mereka juga punya kualifikasi seorang legenda dan sama-sama pernah menang atau menjadi juara dunia. Tak heran, meski rival, Lorenzo tak segan memuji kualitas balap mereka. Yuk, simak siapa saja rival MotoGP yang dipuji Jorge Lorenzo berikut ini!

1. Dani Pedrosa punya teknik gila

Dani Pedrosa termasuk rival Jorge Lorenzo yang paling sengit. Rivalitas keduanya sudah ada sejak sama-sama mengaspal di kelas ringan. Saat mereka berada di kelas premier, persaingan terus berlanjut.

Lorenzo dan Pedrosa sering beradu argumen keras. Momen paling terkenal dari rivalitas ini adalah saat Raja Spanyol memaksa mereka bersalaman usai seri Spanyol 2008. Kendati saingan, Lorenzo tetap mengakui kehebatan Pedrosa di lintasan.

“Pedrosa sangat kuat di kelas 125cc dan 250cc karena dengan postur tubuhnya yang kecil, ia punya teknik yang gila. Terutama ia memanfaatkan berat badannya untuk mengangkat motor. Itu sangat sulit dan ia yang pertama membuatnya jelas. Kami meniru teknik itu,” kata Lorenzo dilansir Crash.

2. Casey Stoner punya bakat alami

Casey Stoner dan Jorge Lorenzo turun balap di kelas 125cc pada 2003—2004 dan kelas 250cc pada 2005. Di kelas MotoGP, mereka jadi rival sejak Lorenzo naik kelas pada 2008. Saat itu, Stoner sudah merebut titel juara dunia bersama Ducati setahun sebelumnya.

Persaingan ketat mereka memuncak pada 2011. Kala itu keduanya memperebutkan titel juara dunia. Pada akhirnnya Stoner unggul dan Lorenzo harus puas menempati posisi runner-up. Bagi Lorenzo, Stoner itu pembalap dengan bakat yang paling alami.

“Stoner itu bakat alami. Misalnya saat lintasan basah dengan tambalan air, ia malah keluar dari garasi dan membuat rekor lintasan untuk kamu (pecahkan). Padahal semuanya butuh 2 atau 3 detik lebih lama. Kemampuannya untuk melihat kondisi limit sirkuit dan bisa berimprovisasi secara langsung sangat luar biasa,” ujar Lorenzo dikutip Crash.

3. Marc Marquez punya karakter buas dan unik

Rivalitas antara Jorge Lorenzo dan Marc Marquez bisa dilacak mulai pada era 2013. Keduanya bersaing dalam perebutan gelar musim itu. Sejak kedatangan Marquez di kelas premier, Lorenzo tahu kompatriotnya ini bakal jadi ancaman. Marquez punya mentalitas juara yang menakutkan.

“(Dengan mentalitasnya) Marquez itu buas, dan satu-satunya pembalap yang tidak akan bilang kalau ia suka jatuh. Karena memang tak ada yang suka jatuh, tetapi ia tidak takut jatuh,” kata Lorenzo.

Marquez punya ambisi tinggi untuk menang. Lorenzo sadar, rivalnya ini akan tampil maksimal meski sedang dalam kondisi tak prima. Cedera dan masalah teknis pada motor tak mengurangi keagresifan Marquez.

“Di atas lintasan, meskipun motornya tak bekerja dengan baik, ia tetap punya ambisi. Ia ingin selalu mengalahkanmu. Ia berpikir ia terjatuh, tetapi ia tak takut jatuh. Dalam hal ini, ia unik,” ujar Lorenzo seperti dilansir Crash.

4. Valentino Rossi punya kualitas yang lengkap

Satu nama lagi yang menjadi rival paling panas Lorenzo adalah Valentino Rossi. Saking panasnya persaingan mereka, pada era 2008—2010 perlu ada dinding pemisah di garasi Yamaha untuk memisahkan sudut keduanya. Saat keduanya kembali tandem pada era 2013—2016, hubungan mereka kembali memanas dalam perebutan titel musim 2015.

Kendati begitu, Lorenzo tahu kemampuan apa yang dimiliki Rossi. Bagi Spaniard, The Doctor adalah pembalap dengan kualitas paling lengkap. Rossi seorang pembalap cerdas.

“Valentino? Sangat lengkap. Sebagai seorang pribadi, ia secara alami sangat pintar dan sangat karismatik. Sangat berdedikasi, seorang pembalap yang bisa banyak berimprovisasi dengan motornya. Saat sedang balapan, meski lelah, ia sangat lembut saat (mendorong). Ia sangat cerdas. Sangat lengkap. Ia tak punya kualitas super, tetapi ia sangat lengkap,” ungkap Lorenzo dikutip Crash.

Jorge Lorenzo tak segan memuji para rivalnya. Dalam kejuaraan, menganalisis kelebihan dan kekurangan lawan memang hal yang wajib. Dengan kesadaran ini pula bakal timbul rasa sportivitas dan penghormatan pada lawan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team