Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Liam Lawson saat menjalani pekan balap GP Jepang 2025.
Liam Lawson saat menjalani pekan balap GP Jepang 2025. (commons.wikimedia.org/ Liauzh)

Intinya sih...

  • Liam Lawson hanya memperkuat Red Bull selama dua balapan awal Formula 1 2025

  • Liam Lawson menilai hasil balap GP China yang buruk menjadi penyebab dirinya kembali turun ke Racing Bulls

  • Liam Lawson tak ambil pusing soal peluangnya kembali ke Red Bull di Formula 1 2026

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Liam Lawson menjadi salah satu pembalap yang menjalani musim penuh untuk pertama kalinya di Formula 1 2025. Pembalap berkebangsaan Selandia Baru itu memperkuat Racing Bulls sejak GP Jepang. Sebelumnya, Lawson menjadi pembalap Red Bull pada dua balapan awal musim ini.

Lawson punya peluang kembali memperkuat Red Bull pada 2026. Itu seiring dengan performanya yang semakin membaik di Racing Bulls. Alih-alih memikirkan kursi balap di Red Bull untuk musim depan, Lawson justru memilih fokus meraih hasil terbaik bersama Racing Bulls.

1. Liam Lawson hanya memperkuat Red Bull selama dua balapan awal Formula 1 2025

Red Bull mengumumkan Liam Lawson sebagai pembalap mereka menjelang bergulirnya Formula 1 2025. Lawson menjadi rekan setim Max Verstappen setelah Sergio Perez dan Red Bull sepakat berpisah. Padahal, Perez masih memiliki kontrak hingga akhir 2026.

Namun, masa bakti Lawson bersama Red Bull berlangsung singkat. Pembalap bernomor mobil 30 itu mengemudikan RB21 hanya dalam dua seri balap. Ia tak berhasil meraup poin pada balapan utama GP Australia karena mengalami insiden. Lawson juga gagal membawa pulang poin dari Shanghai International Circuit usai menuntaskan balapan utama di posisi ke-12.

Hasil tersebut tak membuat Red Bull puas. Lawson harus menerima keputusan kembali ke Racing Bulls. Sementara itu, Yuki Tsunoda ditunjuk sebagai rekan setim Max Verstappen di Red Bull sejak GP Jepang.

2. Liam Lawson menilai hasil balap GP China yang buruk menjadi penyebab dirinya kembali turun ke Racing Bulls

Liam Lawson buka suara perihal keputusan Red Bull mengembalikan dirinya ke Racing Bulls. Ia menyinggung salah satu faktor yang membuat dirinya kehilangan kursi balap di Red Bull. Lawson mengungkapkan, dirinya mengikuti saran tim untuk mencoba eksperimen pengaturan untuk mobilnya pada pekan balap GP China.

Bukannya membawa hasil bagus, pengaturan mobil justru tak membantu Lawson finis di zona poin pada balapan sprint dan utama. Capaian tersebut menjadi dasar pertimbangan Red Bull mengganti Lawson. Pembalap berusia 23 tahun itu mengaku akan mengambil langkah berbeda jika tahu dirinya hanya menjalani dua balapan bersama Red Bull.

"Kami mencoba peruntungan dengan pengaturan tersebut untuk mempelajari sesuatu di GP China. Bagiku, langkah itu bertujuan untuk membantu pengembangan diriku pada masa mendatang agar bisa memahami mobil dengan baik. Jadi, aku tidak keberatan menggunakan pengaturan semacam itu. Pada dasarnya, performa itu yang kemudian dipakai untuk menurunkan posisiku di tim," kata Liam Lawson dilansir PlanetF1.

3. Liam Lawson tak ambil pusing soal peluangnya kembali ke Red Bull di Formula 1 2026

Liam Lawson sempat mengalami kesulitan pada lima balapan pertama sejak kembali ke Racing Bulls. Namun, ia berhasil mendulang poin usai finis kedelapan pada balapan utama GP Monako. Selain itu, Lawson juga menuntaskan balapan utama di posisi yang sama pada balapan utama GP Belgia dan Hungaria.

Hasil terbaik yang Lawson raih pada paruh pertama Formula 1 2025 adalah finis keenam di GP Austria. Pencapaian tersebut sekaligus menjadi hasil terbaiknya sepanjang berkiprah di kejuaraan. Lawson kini bertengger di posisi ke-15 klasemen pembalap lewat koleksi 20 poin.

Peningkatan performa yang terjadi terutama dalam empat seri balap terakhir membuat Lawson masuk menjadi kandidat pembalap Red Bull untuk musim depan. Apalagi, kontrak Yuki Tsunoda akan rampung pada akhir musim ini, begitu pula dengan Lawson. Akan tetapi, Lawson tak mau ambil pusing soal peluang dirinya kembali ke Red Bull. Ia lebih memilih fokus meningkatkan performa bersama Racing Bulls.

"Sejujurnya, musim ini sangat sibuk sehingga aku benar-benar tak sempat memikirkan soal masa depanku. Aku fokus untuk meraih beberapa hasil balap yang bagus. Tentunya, kami telah memperolehnya baru-baru ini," tegas Liam Lawson dikutip Racing News 365.

"Namun, tiga hasil bagus saja tidaklah cukup dalam 12 balapan. Jadi, kami perlu melakukannya lebih banyak. Kemudian, kita lihat saja hasilnya," lanjutnya.

Formula 1 2025 menyisakan sepuluh seri balap. Lawson masih berkesempatan meraih poin lebih banyak jika mampu menjaga performanya. Jika berhasil menunjukkan penampilan terbaik pada paruh kedua musim ini, bukan tidak mungkin Lawson kembali mendapat kursi balap di Red Bull pada 2026.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team