Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Chico Aura Dwi Wardoyo di Japan Open 2024 (dok.PP PBSI)

Intinya sih...

  • Chico Aura Dwi Wardoyo tumbang di babak 32 besar Indonesia Masters 2025 dan di 16 besar Thailand Masters 2025.
  • Pelatih Mulyo Handoyo menilai permainan Chico berada di bawah levelnya, membuat gap antara elite utama dan pemain pelapis semakin jauh.
  • Mulyo sudah menarik mundur keikutsertaan Chico dari turnamen besar karena performanya yang kurang baik, namun tidak memberikan hasil yang memuaskan.

Jakarta, IDN Times - Pelatih kepala tunggal putra Pelatnas PBSI, Mulyo Handoyo angkat bicara soal performa Chico Aura Dwi Wardoyo, terutama di awal 2025. Penampilan Chico di dua turnamen yang diikutinya sejak awal 2025 terbilang jauh dari harapan.

Chico tumbang di babak 32 besar Indonesia Masters 2025. Kala itu, Chico kalah melawan wakil Jepang, Kenta Nishimoto dengan skor 18-21, 14-21.

Pada Thailand Masters 2025, hasil Chico tak jauh lebih baik. Chico tumbang di 16 besar turnamen BWF Super 300 tersebut usai kalah melawan wakil India, S. Sankar Muthusamy Subramanian dengan skor 21-9, 10-21, 17-21.

Penampilan Chico menurun sejak mencapai semifinal French Open 2024 lalu. Sejak kala itu, Chico selalu tumbang di putaran pertama dan kedua turnamen yang diikutinya.

1. Seharusnya sudah berpengalaman

Pelatih tunggal putra Indonesia, Irwansyah bersama Chico Aura Dwi Wardoyo (https://pbsi.id/)

Mulyo jelas tak puas dengan capaian Chico di awal 2025. Mulyo mengingatkan, Chico sudah di pelatnas selama kurang lebih tujuh hingga delapan tahun.

Menurutnya, sudah sepantasnya Chico bertanding dengan level pemain dengan pengalaman tinggi.

“Memang banyak ya, banyak sekali kelemahannya atau kekurangannya Chico. Terutama sebagai seorang pemain kan mestinya harus punya pengalaman. Apalagi dia di sini (pelatnas) udah tujuh sampai delapan tahun dan pernah bermain di Super 1000. Tapi kalau saya lihat kemarin itu seperti seorang pemain yang tidak mempunyai pengalaman. Atau ibaratnya baru masuk atau pemain junior,” kata Mulyo ditemui di Pelatnas PBSI Cipayung, Rabu (12/2/2025).

 

2. Bermain di bawah levelnya

Chico Aura Dwi Wardoyo kalah di babak 32 besar China Open 2024 (dok. PP PBSI)

Menurut Mulyo, permainan Chico berada di bawah levelnya. Kondisi ini tak menguntungkan sektor tunggal putra Indonesia.

Lemahnya posisi Chico membuat tunggal putra punya gap yang cukup jauh antara dua elite utamanya, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting, dengan para pemain pelapis seperti Alwi Farhan, Yohannes Saut Marcellyno dan lainnya.

“Di sini ada gap antara Ginting sama Jojo dengan Alwi dkk. Ini kan hilang di satu-satu gap. Yang sebenarnya itu diisi Chico cs, siapa waktu itu saya belum lihat. Harusnya di situ. Tapi kan sekarang ada gap yang cukup-cukup jauh yang mesti harus kita kejar,” kata Mulyo.

3. Sudah diturunkan turnamennya

Chico Aura Dwi Wardoyo kalah di babak 32 besar China Open 2024 (dok. PP PBSI)

Umumnya, saat performa seorang pemain mengalami penurunan performa, pelatih akan memilih untuk menurunkan level turnamen yang akan diikut atlet tersebut. Namun, hal ini agaknya takkan berlaku lebih jauh untuk Chico.

Sebab, Mulyo sudah menurunkan level turnamen Chico dengan menarik mundur keikutsertaan Chico dari BWF Super 1000 Malaysia Open 2025 dan BWF Super 750 India Open 2025. Kala itu, keputusan menarik mundur keikutsertaan Chico di dua turnamen besar itu dilakukan Mulyo karena mendengar hasil sederet turnamen Chico terbilang kurang baik sehingga dia ingin memberikan persiapan yang lebih baik untuk atlet berusia 26 tahun tersebut.

“Ya kan kemarin udah saya turunkan. Nah diturunkan juga nggak ada hasil, mau gimana? Jadi ya mau bagaimana lagi. Maksudnya mau turunkan lagi sampe challenge gitu? kan ya nggak lucu lah,” kata Mulyo.

Editorial Team