Pada 14 November 2024, Pengawas Hak Asasi Manusia menerbitkan laporan sepanjang 154 halaman tentang perilaku Israel yang menyebabkan pengungsian 1,9 juta warga Palestina dan kehancuran yang terbina di sebagian besar wilayah Gaza dalam kurun waktu 13 bulan. Dilaporkan, pasukan Israel menghancurkan rumah dan fasilitas sipil dengan sengaja dan terkendali, bahkan di buffer zone dan koridor keamanan. Selain itu, Pengawas Hak Asasi Manusia turut mewawancarai 39 warga Palestina yang mengungsi di Gaza, menganalisis sistem evakuasi Israel, dan memverifikasi bukti visual dari serangan di zona aman dan rute evakuasi.
"Pemerintah Israel tidak dapat mengklaim bahwa mereka menjaga keamanan warga Palestina ketika mereka (Pemerintah Israel) membunuh mereka (warga Palestina) di sepanjang rute pelarian, mengebom apa yang disebut sebagai zona aman, dan memutus akses terhadap makanan, air, dan sanitasi," ungkap Nadia Hardman selaku peneliti hak-hak pengungsi dan migran, sebagaimana dilansir Human Rights Watch.
Pejabat Israel mengklaim, karena kelompok-kelompok bersenjata Palestina bertempur di antara penduduk sipil, militer Israel sah mengungsikan warga sipil untuk menyerang sambil membatasi bahaya bagi warga sipil. Akan tetapi, klaim ini sebagian besar tidak benar. Perintah evakuasi ternyata tidak konsisten, tidak akurat, dan tidak mempertimbangkan kebutuhan penyandang disabilitas serta mereka yang memerlukan bantuan.
Lewis Hamilton, pembalap Formula 1 yang mengoleksi tujuh gelar juara dunia turut menyerukan penghentian serangan Israel ke Jalur Gaza. Dia menyampaikan maksud penting ini melalui media sosial pribadi sembari berbicara tentang anak-anak yang hidup di Rafah, Gaza Selatan, yang diserang Israel. Padahal, perilaku Israel itu ditentang keputusan Mahkamah Internasional.
"Cukup sudah. Kita tidak bisa terus melihat tragedi ini terjadi dan tidak bersuara. Trauma dan teror yang dialami banyak orang, terutama anak-anak yang tidak bersalah, sungguh mengerikan. Ini harus dihentikan—untuk anak-anak, untuk keluarga mereka, dan untuk kehidupan mereka," jelas Lewis Hamilton dikutip Anadolu Ajansı.