Meski dominan di lintasan, McLaren mulai menghadapi dinamika internal yang tak bisa diabaikan. Persaingan antara Oscar Piastri dan Lando Norris tak jarang menimbulkan ketegangan di lintasan. Pada seri pembuka 2025 di GP Australia, Piastri diinstruksikan untuk tidak menyalip Norris meski terlihat lebih cepat. Situasi serupa terjadi di GP Jepang, ketika Piastri kembali meminta izin untuk menyerang, tetapi ditolak dengan alasan Norris sedang menyimpan tenaga untuk dorongan terakhir.
Konflik ini mengingatkan kepada persaingan legendaris antarrekan setim seperti Lewis Hamilton–Nico Rosberg atau Ayrton Senna–Alain Prost. Dengan kedua pembalap saling bersaing ketat, Piastri memimpin klasemen dengan 284 poin dan 6 kemenangan, disusul Norris dengan 275 poin dan 5 kemenangan, McLaren harus bijak dalam menyeimbangkan ambisi pribadi dengan kepentingan tim. Jika tidak dikelola dengan hati-hati, potensi gesekan ini bisa menjadi bumerang pada paruh kedua 2025.
Selain urusan internal, dominasi McLaren turut diperkuat dengan kegagalan pesaing utama. Ferrari, yang berada di peringkat kedua klasemen konstruktor, memiliki masalah suspensi dan desain sasis yang memaksa mereka menggunakan setelan ekstrem dan ride height lebih tinggi. Masalah ini tampak di GP Hungaria ketika ban baru Charles Leclerc justru mengganggu setelan sasis mobil SF-25 dan membuatnya kehilangan posisi podium.
Red Bull pun belum mampu mengatasi masalah keseimbangan dan understeer pada mobil RB21. Hal ini makin diperparah dengan transisi kepemimpinan usai kepergian Christian Horner. Sementara itu, Mercedes masih tertinggal dalam hal inovasi teknis, yang menjadikan McLaren terlihat tanpa pesaing serius pada paruh pertama musim.
Namun, McLaren tak bisa bersantai. Musim 2026 akan membawa regulasi teknis baru dan mereka harus mulai mengalokasikan sumber daya untuk mengembangkan mobil masa depan tanpa mengorbankan peluang juara musim ini. Dengan tekanan dari dalam dan luar, menjaga stabilitas tim akan menjadi ujian berat berikutnya.
McLaren telah membuktikan diri sebagai tim Formula 1 terbaik sejauh ini dengan kombinasi inovasi teknis dan performa yang tak terbantahkan. Namun, tantangan sebenarnya adalah mempertahankan keunggulan ini di tengah tekanan internal dan persaingan yang kian sengit.