Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-08-30 at 02.32.37.jpeg
Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi di perempat final Kejuaraan Dunia 2025 (dok.PP PBSI)

Jakarta, IDN Times - Pelatih ganda putri Pelatnas PBSI, Karel Mainaky, mengaku sempat ragu memecah pasangan Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi. Keraguan itu muncul saat Karel mendampingi Ana/Tiwi berlaga di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2025.

Hasil yang ditunjukkan Ana/Tiwi di Kejuaraan Dunia 2025 terbilang mengejutkan. Apalagi, Ana/Tiwi mampu menghentikan rekor buruknya kala jumpa lawan yang selama ini sulit buat ditaklukkan.

1. Ana/Tiwi kalahkan ganda Korea Selatan, Karel jadi ragu

Pelatih ganda putri utama Pelatnas PBSI, Karel Mainaky (IDN Times/Margith Damanik)

Ana/Tiwi menunjukkan penampilan impresif di babak awal Kejuaraan Dunia 2025. Pada babak 16 besar, Ana/Tiwi bahkan mampu menaklukkan pasangan Korea Selatan, Baek Ha Na/Lee So Hee, dua game langsung dengan skor 21-16, 21-15.

Hasil yang mengejutkan, karena biasanya ganda putri Korea Selatan selalu mampu menghadirkan teror buat Indonesia. Kemenangan tersebut sekaligus menghentikan rekor buruk Ana/Tiwi pecah saat jumpa Baek/Lee dan mempertipis ketertinggalan head to head menjadi 1-2.

Karel sempat menilai permainan Ana/Tiwi cukup menjanjikan dengan kemenangan atas Baek/Lee. Bahkan, Karel sempat ragu pada keputusannya memecah Ana/Tiwi usai Kejuaraan Dunia 2025.

"Memang tadinya sempat (agak ragu). Ana/Tiwi waktu main akhirnya bisa melewati Korea, termasuk baguslah. Ada sempat (pemikiran) 'oh kalau ini dia juara, apa saya masih begini atau bagaimana? gitu kan. Saya sempat seperti itu," kata Karel ditemui di Pelatnas PBSI Cipayung beberapa waktu lalu. 

2. Ternyata kalah dari Jepang

Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi di perempat final Kejuaraan Dunia 2025 (dok.PP PBSI)

Namun, keraguan Karel ternyata tak berlangsung lama. Ana/Tiwi tumbang di perempat final Kejuaraan Dunia 2025. Ana/Tiwi kalah dari ganda Jepang, Rin Iwanaga/Kie Nakanishi, dengan skor 15-21, 16-21. Kekalahan ini, menurut Karel, justru di luar dugaan karena Iwanaga/Nakanishi levelnya masih di bawah Ana/Tiwi.

"Terus terang, pasangan Jepang ini kan di antara lainnya, sebenarnya paling bawah. Saya memang yakin sekali sih, ketemu ini untuk kalah kemungkinannya karena kecil sekali. Tapi, ya kenyataannya malah (kalah)," kata Karel.

3. Kenapa bisa kalah dari Jepang?

Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi di perempat final Kejuaraan Dunia 2025 (dok.PP PBSI)

Karel mengaku sempat bicara dengan Ana/Tiwi soal performanya yang buruk saat melawan Iwanaga/Nakanishi. Meski tak mengungkapkan secara langsung, Karel menarik kesimpulan Ana/Tiwi justru merasa tegang usai menang atas Baek/Lee dan harus berhadapan dengan Iwanaga/Nakanishi.

"Mungkin karena mereka menang atas Korea, malah berikutnya saat melawan yang pada pertemuan terakhirnya menang. Jadi, malah mungkin tegang juga. Memang mereka gak bicara secara langsung. Cuma dari cara bicara saat saya tanya, dari jawaban mereka, ya lebih tegang sih sebenarnya," kata Karel.

Ana dan Tiwi akan berlaga di Hong Kong Open 2025 pekan depan dengan pasangan baru masing-masing. Ana diduetkan dengan Meilysa Trias Puspitasari, sementara Tiwi berduet bersama Lanny Tria Mayasari.

Editorial Team