Pelatih Ungkap Kondisi Rehan Naufal Usai Absen Lama karena Cedera

- Kondisi Rehan semakin membaik pasca operasi ACL dan luka robekan pada tulang rawan lutut kiri.
- Belum ditetapkan target comeback, namun Rehan memiliki semangat juang tinggi untuk kembali bertanding.
Jakarta, IDN Times - Rehan Naufal Kusharjanto absen lama dari turnamen bulu tangkis. Atlet ganda campuran non-pelatnas PBSI binaan PB Djarum ini tengah vakum usai naik meja operasi karena cedera Anterior Cruatie Ligament (ACL) dan luka robekan pada tulang rawan lutut kiri sejak Agustus 2025 lalu.
Namun, pelatih Rehan, Vita Marissa, memastikan anak didiknya kini dalam kondisi yang semakin membaik. Rehan diharapkan bisa segera comeback dan kembali menjalani pertandingan seperti sedia kala.
1. Kondisi jauh lebih baik

Rehan naik meja operasi pada 12 Agustus 2025. Melewati pekan ketujuh pascaoperasi, Vita memastikan Rehan sudah dalam kondisi yang lebih baik.
“Kondisinya sesuai dengan yang diharapkan. Jadi dari operasi, sekarang kondisinya udah semakin pulih, udah mulai bisa berlari di air, sudah bisa ditekuk hampir 90 persen lebih. Ya, maksudnya masih sesuai (perhitungan dokter) sih. Masih on track,” kata Vita ditemui di Istora Senayan, Jakarta pada Jumat (3/10/2025) malam WIB.
2. Belum tetapkan target comeback

Vita memastikan, Rehan punya semangat juang tinggi untuk bisa segera kembali bertanding. Namun, Vita mengaku belum ada target pasti yang dibebankan kepada atlet binaannya terkait waktu comeback.
“Target comeback belum bisa dipastiin, tapi kita berharap cepat, karena anaknya keinginannya tinggi, positif,” kata Vita.
“Tapi kan memang kembali dari cedera itu bukan satu hal yang mudah. Tapi kita juga harus optimistis, kita harus positif, mudah-mudahan sesuai dalam plan, mungkin bisa sembilan bulan, dia udah bisa main. Tapi baik lagi kita gak mau sesumbar lah, kita tetep step by step, biar anaknya juga gak terburu-buru,” sambung Vita.
3. Masalah psikologi jadi PR selanjutnya

Vita menyadari, masalah psikologis akan jadi PR selanjutnya yang harus dilewati bersama Rehan. Sebagai mantan pemain, Vita paham menguatkan mental akan jadi masalah besar untuk atlet yang tengah bangkit dari cedera.
“Nah itu (penguatan mental) adalah PR paling terberat dari cedera. Karena waktu dia sudah sembuh secara total, hal yang harus dia kembalikan adalah rasa traumanya dia. Itu mah kita gak bisa nilai ya, bener-bener anaknya harus, tanding, masuk lapangan baru kita bisa,” kata Vita.
Vita menjadikan tunggal putri Spanyol, Carolina Marin sebagai contioh konkret atlet yang bangkit usai cedera.
“Yang pasti saya tahu itu bukan hal yang mudah, tapi bukan hal yang gak bisa dilalui. Karena kita punya banyak contoh. Carolina Marin berapa kali? Carolina Marin bisa jadi gambaran lah buat atlet-atlet kita, kalau cedera itu bukan atlet dari segalanya,” kata Vita.