NBA kerap dipandang sebagai panggung atlet terbaik Amerika Serikat, tetapi sejarah liga ini justru diperkaya talenta global. Pemain non-Amerika Serikat bukan hadir sebagai pelengkap, melainkan sebagai pengubah arah permainan, ikon budaya, sekaligus penentu standar baru. Bahkan, sepanjang 2019--2025, Most Valuable Player (MVP) NBA didapat oleh mereka yang datang dari luar negeri. Apa kiranya yang membuat para pemain itu bisa begitu? Lima pemain berikut boleh jadi memengaruhinya.
5 Pemain Non-Amerika Serikat yang Berpengaruh di NBA

Intinya sih...
Hakeem Olajuwon mengubah cara center bermain bola basket dengan footwork legendaris bernama Dream Shake.
Drazen Petrovic dianggap pelopor yang membuka portal Eropa ke NBA dengan mentalitas kompetitif dan kemampuan menembak yang presisi.
Steve Nash turut memengaruhi point guard dalam memimpin tim dengan visi permainan, akurasi tembakan, dan kemampuan membuat rekan setim tampil lebih baik.
1. Hakeem Olajuwon mengubah cara center bermain bola basket
Hakeem Olajuwon, lahir di Lagos, Nigeria, membawa sentuhan elegan pada posisi center yang selama ini identik dengan kekuatan mentah. Dengan footwork legendaris bernama Dream Shake, dia memperlihatkan, kelincahan dan kecerdasan turut menaklukkan post play. Keahliannya dalam bertahan juga luar biasa, yang menjadikannya ancaman dua arah yang komplet.
Pengaruh Olajuwon terasa hingga kini, terutama pada cara center modern dilatih. Banyak big man generasi berikutnya mempelajari gerakan kakinya melalui rekaman dan sesi latihan khusus, bahkan yang privat. Ini ditambah gelar juara NBA bersama Houston Rockets pada 1994 dan 1995 yang mempertegas dominasi internasional sebagai fondasi generasi.
2. Drazen Petrovic dianggap pelopor yang membuka portal Eropa ke NBA
Drazen Petrovic dari Kroasia adalah pelopor yang membuka mata NBA terhadap bakat Eropa. Pada era saat pemain internasional kerap diragukan, Petrovic hadir dengan mentalitas kompetitif dan kemampuan menembak yang presisi. Dia menolak stereotip dan memaksa kompetisi untuk mengakui kualitasnya.
Meski kariernya terhenti secara tragis karena kecelakaan, pengaruh Petrovic tetap hidup. Dia menginspirasi gelombang pemain Eropa untuk percaya diri menembus NBA. Warisannya bukan hanya angka, melainkan juga keberanian untuk menuntut tempat setara di liga paling kompetitif di dunia.
3. Steve Nash turut memengaruhi point guard dalam memimpin tim
Steve Nash, kelahiran Afrika Selatan yang besar di Kanada, mengubah cara point guard memimpin serangan. Dia dikenal karena visi permainan, akurasi tembakan, dan kemampuan membuat rekan setim tampil lebih baik. Dua gelar MVP berturut-turut membuktikan pengaruhnya yang sistemik, bukan sekadar individual.
Di bawah kepemimpinan Nash, gaya seven seconds or less Phoenix Suns mempercepat tempo permainan di NBA. Pendekatan ini menjadi cikal bakal permainan cepat dan berbasis spacing yang kini mendominasi kompetisi. Nash menunjukkan, kecerdasan dan efisiensinya bisa mengalahkan kekuatan semata.
4. Dirk Nowitzki memanfaatkan tinggi badan dengan kemampuan menembak perimeter
Dirk Nowitzki (Jerman) mendefinisikan ulang peran power forward. Dengan tinggi menjulang dan tembakan fadeaway satu kaki yang nyaris tidak terhentikan, dia memadukan ukuran dengan sentuhan perimeter. Keunikan ini memaksa pertahanan lawan beradaptasi.
Kesetiaannya kepada Dallas Mavericks dan gelar juara NBA 2011 juga memperkuat statusnya sebagai ikon global. Nowitzki telah membuka jalan bagi big man yang mampu menembak dari luar, sebuah arketipe yang kini menjadi kebutuhan. Pengaruhnya terasa dalam evolusi posisi 4 dan 5 pada masa modern di NBA.
5. Nikola Jokic, paket komplet big man cerdas dengan potensi MVP
Nikola Jokic menghadirkan revolusi di posisi center melalui playmaking. Dia membaca permainan seperti point guard, tetapi dengan tubuh seorang big man. Operan tanpa melihat dan pengambilan keputusan cepat menjadi ciri khasnya.
Sebagai MVP dan wajah utama Denver Nuggets era modern, Jokic menegaskan, pusat permainan tidak harus bergantung kepada atletisme yang eksplosif. Efisiensi, kecerdasan, dan ketenangan juga ternyata bisa menjadi senjata utama. Pemain Serbia itu merepresentasikan fase terbaru NBA yang makin menghargai kreativitas sekaligus visi.
Kelima pemain di atas datang dari latar belakang berbeda, tetapi memiliki kesamaan. Mereka mengubah NBA dari dalam. Pengaruh para pemain itu terasa pada taktik, pengembangan pemain, dan keberanian liga merangkul globalisasi. Tanpa mereka, NBA mungkin tidak akan seinklusif dan sevariatif sekarang.
Pada akhirnya, kisah mereka adalah pengingat, keunggulan tidak mengenal batas negara. NBA berkembang karena keberanian untuk menerima ide baru, gaya baru, dan talenta dari seluruh dunia. Masa depan liga tampaknya akan makin global setelah berdiri di atas fondasi yang telah mereka bangun.