Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Francesco Bagnaia saat menjalani pekan balap GP Malaysia 2024
Francesco Bagnaia saat menjalani pekan balap GP Malaysia 2024. (commons.wikimedia.org/ Liauzh)

Perebutan gelar juara MotoGP 2025 resmi rampung saat pekan balap GP Jepang yang berlangsung pada 26--28 September 2025. Marc Marquez berhasil menyabet titel juara di kelas utama setelah finis kedua pada balapan sprint dan utama di Sirkuit Motegi. Itu menjadi gelar kesembilan Marc Marquez di semua kelas MotoGP.

Pembalap asal Spanyol itu juga tercatat sebagai pembalap keempat Ducati yang merengkuh gelar juara MotoGP. Lalu, siapa saja pembalap yang pernah meraih gelar prestisius tersebut saat memacu motor dari pabrikan asal Italia itu?

1. Casey Stoner menjadi pembalap pertama yang meraih titel juara MotoGP bersama Ducati

Casey Stoner menjadi pembalap Ducati pertama yang meraih titel juara MotoGP. Pembalap asal Australia itu merengkuh gelar tersebut pada 2007. Itu adalah musim perdana dirinya memperkuat tim pabrikan Ducati setelah menjadi pembalap Honda LCR pada 2006.

Stoner mengunci gelar juara MotoGP untuk pertama kali dalam kariernya pada pekan balap GP Jepang. Saat itu, ia finis di posisi keenam pada balapan di Sirkuit Motegi. Sementara itu, Valentino Rossi yang berada di peringkat kedua klasemen pembalap merampungkan balapan di posisi ke-13. Hasil tersebut membuat Stoner memiliki keunggulan 83 poin atas Rossi.

Jarak poin tersebut tak lagi bisa dikejar meski ada tiga seri balap tersisa selepas GP Jepang. Casey Stoner menutup MotoGP 2007 dengan perolehan 367 poin. Di sisi lain, Rossi justru melorot ke posisi ketiga setelah mengemas 241 poin. Dani Pedrosa mampu mengambil alih posisi runner-up di klasemen akhir dengan keunggulan 1 poin atas Rossi.

2. Francesco Bagnaia merengkuh dua titel juara MotoGP dengan motor Desmosedici GP

Setelah Casey Stoner, Ducati harus menunggu selama 15 tahun untuk kembali melihat pembalap mereka menyabet gelar juara di kelas utama. Francesco Bagnaia menjadi pembalap kedua yang sukses meraih titel juara MotoGP bersama pabrikan tersebut. Bukan hanya satu gelar, Bagnaia merengkuh dua gelar secara beruntun pada 2022--2023.

Bagnaia sempat tertinggal 91 poin dari Quartararo seusai pekan balap GP Jerman 2022. Akan tetapi, Bagnaia mampu memangkas jarak dengan puncaknya mengambil alih singgasana klasemen saat finis ketiga di GP Australia. Ia memastikan gelar juara MotoGP 2022 pada seri pemungkas di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia. Pembalap bernomor motor 63 itu mampu menuntaskan perebutan titel juara setelah mengantongi keunggulan 17 poin atas Fabio Quartararo.

Bagnaia kembali menghadapi persaingan ketat dalam kontestasi gelar juara MotoGP 2023. Ia bertarung dengan Jorge Martin hingga seri pemungkas. Pembalap yang akrab disapa Pecco itu menyegel gelar juara di GP Valencia dengan keunggulan 39 poin.

3. Jorge Martin merengkuh gelar juara dunia untuk pertama kalinya saat memperkuat Pramac Racing

Jorge Martin yang menduduki posisi runner-up di MotoGP 2023 muncul sebagai salah satu kandidat juara pada 2024. Pembalap yang musim lalu memperkuat Pramac Racing itu kembali berhadapan dengan Francesco Bagnaia yang mengusung misi mempertahankan gelar juara. Kedua pembalap saling berebut hasil terbaik pada tiap pekan balap.

Martin dan Bagnaia sama-sama menorehkan tujuh kemenangan pada balapan sprint. Namun, Martin punya jumlah kemenangan utama lebih sedikit ketimbang Bagnaia. Ia menorehkan 3 kemenangan, sedangkan Bagnaia membukukan 11 kemenangan.

Akan tetapi, Martin memiliki performa lebih konsisten ketimbang Bagnaia. Juara Moto3 2018 itu hanya dua kali gagal finis saat balapan utama dan sekali tak menuntaskan balapan sprint. Di sisi lain, Bagnaia gagal finis 5 kali saat balapan sprint dan 3 kali pada balapan utama.

Martin memastikan dirinya meraih gelar juara MotoGP 2024 pada seri pemungkas di GP Valencia. Ia unggul 10 poin atas Bagnaia. Hasil tersebut melahirkan sejumlah catatan menarik.

Martin merupakan pembalap tim satelit pertama yang merengkuh gelar juara pada era MotoGP. Sebelumnya, Valentino Rossi melakukannya pada 2001 ketika kelas utama masih bernama GP500. Martin meraih gelar pada usia 26 tahun dan 293 hari. Itu menjadikannya sebagai pembalap tertua yang meraih gelar juara untuk pertama kali di kelas utama.

4. Marc Marquez menuntaskan puasa gelar juara yang berlangsung selama 2184 hari bersama Ducati Lenovo Team

Marc Marquez menjadi pembalap teranyar yang merengkuh gelar juara MotoGP bersama Ducati. Ia memastikan gelar juara menjadi miliknya setelah finis kedua pada balapan GP Jepang 2025. Hasil itu membuat keunggulannya di klasemen pembalap bertambah menjadi 201 poin atas Alex Marquez. Keberhasilan tersebut sekaligus memutus puasa gelar juara yang Marc Marquez alami selama 2184 hari.

Pencapaian tersebut menambah koleksi gelar Marc Marquez menjadi 9 gelar. Itu terdiri dari 1 gelar juara kelas 125cc, 1 gelar juara Moto2, dan 7 gelar juara MotoGP. Marc Marquez kini memiliki jumlah gelar juara kelas utama yang sama dengan Valentino Rossi. Ia hanya berselisih satu gelar juara dari Giacomo Agostini yang masih berstatus sebagai pembalap dengan gelar juara kelas utama terbanyak.

Pencapaian tersebut membuat Marc Marquez menjadi pembalap dengan jeda terlama antara gelar juara MotoGP saat ini dengan gelar juara sebelumnya. Marc Marquez butuh waktu enam tahun dari gelar sebelumnya yang diraih pada 2019 untuk bisa menorehkan prestasi serupa. Ia mengalahkan rekor Casey Stoner yang punya waktu jeda selama 4 tahun antara gelar juara pada 2007 bersama Ducati dan gelar juara pada 2011 ketika memperkuat Repsol Honda.

Keempat pembalap telah membuktikan kemampuannya saat beradu cepat menggunakan motor Desmosedici GP. Tidak mengherankan jika mereka berhasil mempersembahkan gelar juara untuk Ducati. Bukan tidak mungkin akan ada pembalap yang mampu mengikuti jejak mereka pada waktu mendatang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAtqo Sy