Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Charles Leclerc menjuarai GP Monako 2024. (formula1.com)
Charles Leclerc menjuarai GP Monako 2024. (formula1.com)

Menang di balapan kandang merupakan pengalaman yang luar biasa bagi setiap pembalap Formula 1. Terdapat rasa istimewa karena bisa memberikan kemenangan di hadapan publik sendiri. Ketika melintasi garis finis, ribuan pendukung sudah siap menyambut kemenangan mereka.

Hal itulah yang dirasakan Charles Leclerc ketika menjuarai GP Monako 2024. Kemenangan itu begitu emosional bagi Leclerc karena merupakan kemenangan pertama Leclerc di GP Monako. Ia harus menunggu cukup lama untuk meraih kemenangan di hadapan publik sendiri sejak debut di Formula 1 pada 2018.

Menariknya, bukan hanya Leclerc yang harus menunggu cukup lama untuk bisa menjuarai balapan kandang. Bahkan, mereka sempat mengalami banyak hasil buruk sebelum akhirnya meraih kemenangan. Termasuk Leclerc, berikut tiga pembalap Formula 1 yang harus menunggu cukup lama sebelum menjuarai balapan kandang.

1. Niki Lauda menunggu 13 tahun sebelum menjuarai GP Austria

Niki Lauda menjuarai GP Austria 1984. (formula1.com)

Niki Lauda harus menunggu hingga 13 tahun sebelum akhirnya menjuarai GP Austria. Lauda yang debut di Formula 1 pada 1971 baru bisa meraih kemenangan di Sirkuit Oesterreichring atau yang saat ini lebih dikenal sebagai Red Bull Ring pada 1984. Itu juga merupakan satu-satunya kemenangan Lauda di hadapan publik sendiri.

Sebelum meraih kemenangan pada 1984, rekor Lauda di GP Austria tak cukup baik. Ia hanya pernah satu kali naik podium pada 1977 bersama Ferrari. Bahkan, Lauda pernah lima kali gagal menyelesaikan balapan di GP Austria.

Mengawali balapan dari posisi keempat, Lauda cukup beruntung karena Elio de Angelis dan Alain Prost mengalami masalah. Ia kemudian berhasil mendahului Nelson Piquet untuk memimpin jalannya balapan. Namun, kemenangan yang sudah di depan mata hampir gagal digapai karena masalah gearbox. Beruntung, Lauda mampu mengatasi hal tersebut untuk memberikan kemenangan bagi ribuan pendukungnya.

Kemenangan tersebut juga semakin spesial karena menjadi salah satu kunci Lauda bisa menjadi juara dunia. Sebelum GP Austria, Lauda tertinggal 4,5 poin dari Prost dengan 5 balapan tersisa. Dengan raihan kemenangan dan Prost yang gagal finis membuat Lauda berbalik unggul. Pada akhir musim, Lauda berhasil menjadi juara dunia untuk kali ketiga sekaligus yang terakhir baginya.

2. Ayrton Senna begitu emosional setelah menjuarai GP Brasil

Ayrton Senna menjuarai GP Brasil 1991. (formula1.com)

Dalam enam balapan pertama di GP Brasil, Ayrton Senna tak mampu tampil apik. Posisi terbaik yang diraih Senna hanyalah menjadi runner-up pada 1986. Selain itu, ia sekali menempati urutan kesebelas, 3 kali gagal finis, dan 1 kali didiskualifikasi.

Senna baru bisa meraih kemenangan di Sirkuit Interlagos pada 1991. Senna yang tampil dari pole position berhasil menjauhi para pesaingnya hingga berjarak 40 detik. Namun, kemenangan tersebut hampir sirna ketika mobilnya mengalami masalah gearbox. Hal itu membuat Senna tertahan di gigi enam pada sisa balapan.

Senna hampir terkejar dua pembalap Williams, Nigel Mansell dan Riccardo Patrese. Beruntung, Mansell mengalami masalah serupa dengan Senna yang membuatnya gagal menyelesaikan balapan. Sementara itu, Patrese yang terus mendekat hingga berselisih dua detik tak punya cukup waktu untuk mendahului Senna.

Kemenangan yang diraih tiga kali juara dunia tersebut sangat emosional karena menjadi kemenangan pertama di hadapan publik sendiri. Senna juga terlihat begitu lelah karena harus menahan dua pembalap Williams dengan mobil yang memiliki masalah gearbox. Senna kembali meraih kemenangan di GP Brasil pada 1993.

3. Charles Leclerc akhirnya berhasil menjuarai GP Monako

Charles Leclerc menjuarai GP Monako 2024. (formula1.com)

Leclerc mengawali balapan GP Monako 2024 dengan apik setelah mencatatkan waktu tercepat pada sesi kualifikasi. Itu menjadi modal bagus di Sirkuit Jalan Raya Monte Carlo yang dikenal sulit untuk saling menyalip. Posisi pertama yang diraih Leclerc juga membuatnya terhindar dari chaos yang terjadi pada awal balapan yang membuat red flag dikibarkan. Setelah balapan kembali dimulai, Leclerc berhasil mempertahankan posisi terdepan hingga menyentuh garis finis. 

Charles Leclerc akhirnya mengakhiri penantian panjang untuk menjuarai GP Monako. Sejak debut bersama Sauber pada 2018, Leclerc belum pernah sekalipun berdiri di puncak podium. Bahkan, Leclerc seringkali mendapat nasib kurang baik ketika berlaga di hadapan publik sendiri. Ia pernah 2 kali gagal finis dan 1 kali gagal start.

Ketiga pembalap di atas harus menunggu cukup lama untuk bisa menang di hadapan publik sendiri. Tak heran jika mereka terlihat begitu emosional seusai balapan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAtqo Sy