Musim 2014 menjadi kali terakhir McLaren menggandeng Mercedes sebagai penyuplai mesin. Sebab, McLaren mulai menggunakan mesin Honda pada 2015. Ini bertujuan agar performa mereka meningkat dari musim 2014.
Namun, McLaren rupanya salah besar. Alih-alih meningkat, performa McLaren setelah menggunakan Honda sebagai power unit justru menurun drastis. Sebab, kecepatan mesin Honda ternyata lebih lamban daripada mesin Mercedes yang dipakai McLaren pada 2014. Ukuran mesin Honda yang kecil juga sering membuat mobil mengalami overheat dan rusak di tengah balapan.
Performa ampas McLaren pada 2015 lantas membuat pembalap anyar mereka saat itu, Fernando Alonso, frustrasi. Sebab, Alonso yang sudah rela hengkang dari Ferrari demi bergabung bersama McLaren malah mendapatkan mobil ampas dengan kecepatan minim. Saking lambannya, pembalap juara dunia dua kali itu sampai mengaku mobil Formula 1 McLaren terasa seperti mobil Formula 2. Ini membuat Alonso tak bisa bersaing dengan pembalap lainnya di grid.
Memasuki musim 2016, performa McLaren masih belum menunjukkan perbaikan. Begitu pula pada musim 2017. Saat itu, performa McLaren malah makin amburadul. Mobil mereka makin terasa lamban dan sulit dikendalikan. Ini membuat McLaren hanya mampu bertengger di peringkat ke-2 terakhir di klasemen konstruktor dengan total 30 poin.
Saat itu, Alonso juga sering memberikan sindiran keras kepada timnya imbas performa mobil yang terasa seperti siput. “Mesin mobil ini sudah terasa enak. Kecepatannya lebih lamban daripada sebelumnya. Ini sangat menakjubkan,” bunyi salah satu sindiran Alonso kepada timnya saat membalap di Spanyol pada 2017 dilansir Formula 1.