Selain kesalahan individu, kelemahan mobil McLaren turut memperburuk hasil akhir pekan. Sirkuit Baku menuntut mobil dengan efisiensi di lintasan lurus dan stabilitas pengereman, dua aspek yang bukan kekuatan utama McLaren MCL39. Mobil ini lebih unggul di tikungan medium hingga high speed, sesuatu yang minim di Baku.
Strategi tim juga patut dipertanyakan. Lando Norris memulai dengan ban medium, tetapi gagal memanfaatkannya pada awal balapan. Sejumlah analis menilai opsi start dengan ban hard lalu beralih ke medium bisa memberi peluang lebih baik, apalagi balapan minim insiden setelah safety car awal. Namun, McLaren memilih pendekatan konservatif yang justru membuat Norris kehilangan momentum sejak awal.
Andrea Stella selaku team principal membela keputusan membawa Norris keluar lebih dulu pada sesi kualifikasi. Ia menilai itu penting untuk menghindari risiko yellow flag atau red flag baru. Namun kenyataannya, keputusan itu justru membuat Norris kalah cepat dari para rival yang mendapat kondisi trek lebih ideal. Akhirnya, kombinasi karakteristik mobil yang tidak sesuai, strategi yang tidak optimal, dan kesalahan pembalap membuat McLaren pulang dari Baku tanpa hasil yang sepadan dengan potensi mereka.
McLaren kehilangan kesempatan emas di GP Azerbaijan 2025 akibat kombinasi kesalahan pembalap dan strategi yang tidak tepat. Walaupun masih unggul jauh dari para rival, persaingan di papan atas bisa semakin ketat jika kesalahan serupa kembali terulang pada seri-seri berikutnya.