Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Veddriq Leonardo dan Rajiah Salsabillah bersama pelatih Hendra Basir usai mengunci tiket ke Olimpiade 2024 Paris (Instagram.com/fpti_official)
Veddriq Leonardo dan Rajiah Salsabillah bersama pelatih Hendra Basir usai mengunci tiket ke Olimpiade 2024 Paris (Instagram.com/fpti_official)

Intinya sih...

  • Tim Panjat Tebing Indonesia tanpa beban target tinggi di The World Games 2025

  • Tak ada tekanan tinggi setelah tiga tahun bertanding dengan tekanan tinggi

  • Ekspektasi masyarakat tidak membebani tim, fokus pada persiapan dan enjoy pertandingan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Tim Panjat Tebing Indonesia bertanding tanpa beban di The World Games 2025. Veddriq Leonardo dan kolega tidak dibebankan target tinggi dalam ajang yang berlangsung di Chengdu, China, pada 14-16 Agustus 2025 tersebut.

Skuad Merah Putih menurunkan total delapan atlet terbaik untuk berlaga di The World Games 2025. Seluruhnya terdiri dari empat atlet speed putra dan empat atlet speed putri.

1. Tak ada beban tinggi untuk tim Indonesia

Kiromal Katibin menjadi juara di IFSC Climbing World Cup Denver 2025, Amerika Serikat (dok.FPTI)

Pelatih tim panjat tebing Indonesia Hendra Basir mengonfirmasi, skuad Garuda telah tiba di Chengdu, China. Tim Indonesia dipastikan sudah memiliki persiapan yang matang dan tinggal menjalani latihan dan rehan sesuai porsinya. 

Hendra sendiri mengaku skuad Indonesia tak dibebankan target di The World Games 2025.

“Tahun ini pada dasarnya untuk target adalah mau enjoy pertandingan saja,” kata Hendra saat dihubungi IDN Times pada Selasa (12/8/2025) sore WIB.

2. Tiga tahun dengan tekanan tinggi

Atlet panjat tebing putra Indonesia, Veddriq Leonardo di podium speed putra usai memenangkan medali emas di Olimpiade 2024 Paris (dok.NOC Indonesia/Naif Muhammad Al’as/Canon Indonesia)

Keputusan ini diambil bukan tanpa alasan. Menurut Hendra, anak asuhnya sudah tampil dengan tekanan tinggi dalam tiga tahun terakhir.

Lagipula, Hendra yakin tim Indonesia masih mampu bersaing di level dunia dengan kemampuan para atletnya.

“Karena kan tahun-tahun sebelumnya sudah banyak pressure segala macam, kan. 2024 Olimpiade, 2023 kualifikasi Olimpiade, 2022 Asian Games. Di tiga tahun tersebut kan tekanan sangat tinggi,” kata Hendra.

“Makanya di tahun ini ya kami enjoy sama sama pertandingan. Di World Games sendiri kami gak ada menargetkan tim harus (dapat) apa. Cukup enjoy saja. Dan lagi pula, mereka masih pemain yang bisa bersaing di level dunia,” sambung dia.

3. Tak ambil pusing soal ekspektasi masyarakat

Desak Made Rita Kusuma Dewi lolos ke perempat final Olimpiade 2024 Paris (dok.NOC Indonesia/Naif Muhammad Al’as/Canon Indonesia)

Ekspektasi masyarakat kepada tim panjat tebing Indonesia mulai semakin tinggi. Apalagi setelah Veddriq Leonardo berhasil meraih medali emas di Olimpiade 2024 Paris dari nomor speed putra dan menjadi peraih emas olimpiade pertama di luar cabang olahraga bulu tangkis untuk Indonesia.

Tak hanya itu, pekan ini, atlet speed putra lainnya, Kiromal Katibin pun resmi menempati ranking satu dunia. Namun, Hendra memastikan timnya tak ambil pusing dengan eskpektasi tinggi.

“Soal ekspektasi, ya biarkan berjalan saja. Yang penting tim tidak terganggu dengan itu,” kata Hendra. “Kami sudah memetakan kami harus apa di tahun ini. Itu fokusnya. Kalau saya harus memenuhi ekspektasi orang, nanti gak ada waktu untuk enjoy, cooling down, malah resiko-resiko lain bisa muncul. Pemikiran ini juga yang ditanamkan ke teman-teman atlet,” beber dia.

Hendra memastikan, urusan hasil merupakan tanggung jawab pelatih. “Soal hasil kan tanggung jawab saya. Saya gak mau membebankan mereka,” kata Hendra.

Editorial Team