Di atas kertas, kekuatan tim putri Indonesia dan tim putri Malaysia nyaris berimbang. Utamanya di nomor tunggal. Fitriani dan Gregoria Mariska beberapa kali bertemu Soniaa Cheah dan Goh Jin Wei—dua tunggal putri andalan Malaysia—dan saling mengalahkan. Namun, tim putri Indonesia unggul di nomor ganda.
Secara peringkat, pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta, lebih tinggi dari pasangan ganda putri Malaysia Vivian Hoo, Chow Mei Kuan, Lee Meng Yean, Soong Fie Cho, Tee Jing Yi, dan Goh Yea Ching. Meski begitu, tim putri Indonesia memilih waspada.
"Malaysia tidak bisa dianggap enteng. Kemampuan teknis ganda mereka tidak jauh dari Indonesia. Jadi, saya harus perbaiki faktor non-teknis yakni dalam hal pola pikir," kata Apriyani Rahayu, pemain ganda putri Indonesia dikutip dari akun Instagram @badminton_newsflash.
Menurut Apriyani, dirinya lebih fokus untuk memperbaiki kekurangan diri sendiri. Pasangan Greysia Polii ini mengakui masih kurang konsisten saat menjalani pertandingan. Saya sering terburu-buru ingin menuntaskan pertandingan. Karena itu, saya ingin lebih konsisten di lapangan," ujar Apriyani.
Selain Malaysia, lawan tim putri Indonesia di Grup D adalah juara bertahan Tiongkok dan juga Prancis. Di atas kertas, bila mampu menang atas Malaysia dan menang atas Prancis di pertandingan kedua (22/5), tim putri Indonesia sudah akan lolos ke perempat final. pertandingan melawan tim putri Tiongkok di laga terakhir akan menjadi perebutan juara grup.