Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Mobil yang digunakan Presley Martono saat balapan virtual di 24H Le Mans (Dokumentasi JMX Phantom)

Jakarta, IDN Times - Balapan simulator alias Sim Racing, kini menjadi salah satu alternatif untuk menguji adrenalin di lintasan. Memang, ini termasuk e-Sports, tapi menjadi salah satu daya tarik tersendiri yang membuat sejumlah pembalap profesional di dunia nyata ikut serta.

Presley Martono, wonderkid balap Indonesia, ternyata beralih ke Sim Racing. Presley menggeluti Sim Racing sejak beberapa tahun terakhir, terutama ketika pandemik COVID-19 merebak.

Semua bermula dari kekecewaan Presley yang tak mampu promosi dari Formula 3 Asia, ke Formula 3 akibat masalah pendanaan. Sulitnya mencari sponsor buat bersaing di Formula 3, membuat karier Presley di dunia balap harus mandek.

Kemudian, ketika Sim Racing berkembang, Presley menemukan kembali gairahnya di dunia balap. Akhirnya, dia mencoba peruntungan di sana dan mendirikan tim JMX Phantom.

Tanpa diduga, ternyata Presley mampu menemukan kembali sentuhannya di lintasan, bahkan berhasil mencatatkan sejumlah prestasi dengan menjadi juara Pro Class eRacing GP Endurance Edition 2022, SRO GT World Challenge Asia Endurance Series 2021, hingga mewakili Indonesia di FIA Motorsport Games 2022.

Sim Racing, menurut Presley, bisa jadi alternatif, sekaligus karier baru bagi para pembalap. Selain biayanya lebih murah, ini juga mampu menunjang pengembangan usia dini di balap mobil Indonesia. Penasaran kisah lengkapnya? Yuk simak wawancara khususnya dalam Locker Room by IDN Times.

Halo, Presley, ke mana saja nih gak kedengaran kabarnya? Setelah main di Formula 4 kalau gak salah ya, habis itu menghilang

Pembalap Indonesia dan Founder JMX Phantom, Presley Martono (Dokumentasi Presley Martono)

Terakhir Formula 3, yang Asia. Selama pandemik COVID-19 memang gak ke mana-mana. Jadi, saya kan balapan dari 2008 sampai 2015. Lalu, 2016 sampai 2018 saya sempat ikut Formula juga kan. Mulai 2016, balapan di Formula 4.

Sempat juga ikut Formula Renault Euro Cup. Itu balapan yang lumayan tinggi lah di Eropa.

Emmmm, sempat ikut Formula 3 Asia. Tapi, waktu itu kami perhitungkan ya, kalau mau ke langkah selanjutnya, yaitu Formula 3, budget yang dibutuhkan kan lumayan tinggi tuh.

Terus kami gak bisa cari dukungan nih, sponsornya. Terus kami harus bikin keputusan untuk emmmm, istirahat dulu deh sampai dapat sponsor.

Akhirnya kami ambil jalur berbeda, ketemulah Sim Racing (balapan simulator). Cari gairah balap lagi pas di Sim Racing.

Jadi, justru gak di lintasan sesungguhnya dulu, tempuh Sim Racing nih? Padahal kan DNA dari dulu balapan di lintasan

Karena kan dulu agak kecewa sama balap kan. Sudah latihan setiap pekan, mengorbankan banyak hal. Gak bisa lanjut.

Bukan kehilangan gairah, tapi marah. Aduh gimana nih. Kemarin tuh sudah fokusnya ke yang lain, kerja di mana-mana.

Ketika COVID-19 kan Sim Racing naik tuh, sudah banyak kompetisi. Iseng ikut, eh deja vu deh. Balap, sebenarnya ini yang gw suka. Ya sudah, sekarang kami lagi berpetualang buat comeback.

Sebenarnya masih kangen balapan di lintasan karena basisnya dari situ. Awalnya dari real racing, lalu ke sim racing, kembali ke real racing. Kayak tadi dibilang, DNA-nya sudah balap.

Dari kecil sudah diracunin balap. Meski papa gak serius balap ya, tapi kan setiap minggu latihan, dari umur delapan tahun. DNA-nya, kiblatnya, sudah ada. Arahnya sih mau balik ke sana nanti.

Ada target gak sih balik balapan lagi?

Semoga tahun ini bisa testing lagi. Kan balap itu kompetitif, butuh persiapan yang lumayan, gak bisa kita asal ikut balap aja. Terus berharap bisa dapat hasil bagus.

Kami berharap 2023 dipakai buat persiapan. Kami siapkan segalanya. Kalau simulator kan setiap hari latihan. Terus latih kebugaran, kalau bisa jajal beberapa trek sebelum nanti, semoga, bikin comeback di 2024.

Mau comeback yang masuk akal kan Formula 3. Sebenarnya di mana saja sih. Tapi, untuk sekarang, walaupun gak balap masih menikmati lah. Karena, yang sekarang kerjanya masih di dunia otomotif, motorsport.

Walaupun gak balap, tetap kan pembalap itu adrenalinnya ada kan. Karena pengetahuannya karena itu ada, terus diaplikasikan ke proyek yang berhubungan dengan balapan gitu.

Pres, ceritanya mirip dengan Rio Haryanto. Terbentur pendanaan, sponsorship, ketika mau menanjak lebih tinggi. Nah, gimana sih Presley melihat dunia balap di Indonesia nih? Sudah menjanjikan atau belum?

Pembalap Indonesia dan Founder JMX Phantom, Presley Martono (Dokumentasi JMX Phantom)

Sebenarnya baru-baru ini ketemu sama Mas Rio di Solo. Kami ngobrol soal ini. Memang sulit sih, biaya yang dibutuhkan memang gak masuk akal.

Kalau misal bicara bulu tangkis dan olahraga lain, biayanya lebih ke kepelatihan, perjalanan, yaaa.... ini olahraga mahal gitu. Mungkin dari beberapa perusahaan ketika melihat nilainya, merasa gak masuk akal.

Tapi, yang saya lihat sekarang nih, tentu banyak event internasional masuk ke Indonesia, Formula E, MotoGP, Superbike. Semoga, secepatnya F1 masuk ke Indonesia.

Nah ini mulai banyak event internasional, jadi pasti yang dibutuhkan local hero. Kan untuk menginspirasi generasi selanjutnya. Jadi, sekarang lebih banyak potensinya. Lebih masuk akal. Kesadarannya tentang motorsport mulai naik nih. Semoga sih ini bisa di jalur yang benar.

Ada beban buat buru-buru balik gak? Karena kan generasi setelah Presley gak ada nih, kosong banget.

Sebenarnya gak ada beban. Justru bebannya tuh dulu, pas 2018 tuh. Itu kan lagi aktif, terus berhenti, bebannya justru di sana.

Sekarang sudah berhenti nih. Istilahnya, nothing to lose saja. Saya tahu, punya kemampuan, dan sudah beberapa tahun melatihnya. Sudah terbukti, saya gak buruk dalam melakukannya, gitu.

Kalau dapat kesempatan, kami akan kerja keras buat memanfaatkannya. Ya, ayo lakukan! Tapi, itu bukannya beban, karena tahun ini ada beberapa hal lain yang bisa saya berkontribusi di dunia balapan. Terus ada beberapa, ya, life goes on.

Kalau pembalap kan ya, sayangnya memang ya..... kalau di Inggris setiap generasi ada penerusnya. Kalau Indonesia, ada Rio, ada Sean, saya.

Tapi, kan habis saya, panjang nih jaraknya. Calon berikutnya 11 tahun, 10 sampai 11 tahun. Jadi, masih jauh gitu. Jadi, semoga banyak insiatif ya buat memunculkan calon-calon pembalap baru.

Nah, kamu beralih ke simulator nih. Apakah ini jadi salah satu bentuk alternatif atau kayak kamu mau bangun karier baru di dunia balap?

Ya betul, dua-duanya. Tentu ini bisa jadi alternatif untuk bisa ke dunia balap sesungguhnya. Atau, ini bisa jadi alternatif jenjang karier juga gitu.

Misalnya kan, kalau mau mulai balapan, mobil, biasanya gokart kan. Gokart saja sudah mahal kan harus beli mobilnya, biayanya mahal lah.

Nah jadi, dengan simulator ini tuh, kita bikin pembinaan usia dini yang paralel gitu dengan gokart. Jadi, mau tahu passionnya, bisa nih coba simulator dulu.

Enaknya di simulator, gak cuma bisa mengembangkan kemampuan dan dapat pengalaman. Tapi, kan ada kompetisinya.

Awalnya, kan saya cuma buat latihan saja gitu. Tapi, pas cari-cari ternyata ada kompetisinya. Dan kompetisinya itu ada hadiah uang tunai juga. Jadi, oh dari pada saya habiskan uang, mending menghasilkan uang.

Lebih menjanjikan gak?

Ya, tentu. Tapi, ini kan investasi. Setelah itu ada hadiah uang dan masuk terus kan. Jadi, belakangan ini banyak pembalap beneran, mereka masuk sim racing juga karena ada kompetisi dan hadiahnya.

Dua-duanya itu ada. Ini bisa jadi alternatif untuk start karier balapan, atau bisa bangun karier sendiri di Sim Racing.

Kemarin kan baru ikut 24H Le Mans Sim Racing, katanya ada Max Verstappen juga? Kayaknya Sim Racing sudah berkembang pesat ya.

Yes, ada-ada. Dan, dia meskipun double world Champions F1 gak paling kencang di sana loh. Jadi, itu membuktikan sekompetitif apa di Sim Racing.

Soalnya, kalau di dunia nyata kan latihannya terbatas. Tapi, kalau di Sim Racing, orang latihan bisa 10 jam sehari kalau mereka mau kan. Jadi, kompetisinya tuh tinggi banget. Bahkan Max Verstappen saja gak jadi yang tercepat di Sim Racing.

Sim Racing itu sudah mulai berkembang, belum puncaknya lah. Ini kan sesuatu yang baru ya, masih harus ada informasi yang diserap dari Sim Racing. Walaupun lebih murah dari balapan sebenarnya, tapi kan aksesnya masih terbatas.

Harus investasi dulu di mesinnya. Ini mesin yang spesifikasi lebih bagus lagi, ada yang entry level. Saya rasa, ini masih banyak banget potensinya. Kami baru mulai di COVID-19, orang baru pada tahu.

Puncaknya bukan pas COVID-19 gitu. Tapi, hypenya justru bukan pas COVID-19 doang. Pas COVID-19 turun, Sim Racing ini masih tetap ramai gitu. Terus masih banyak yang nonton dan percaya, "Oh Sim Racing sebenarnya seru ya" gitu.

Emmm, jadi kan kemarin banyak event tuh. Formula E, ada turnamen e-Sportsnya. Potensinya besar, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sampai 270 jutaan lah.

Artinya, ini juga bisa jadi bagian pembinaan usia dini juga dong untuk dunia balap? Buat anak-anak yang mau kenal balap bisa main di sini dulu?

Ya ya, dan saya merekomendasikan kalau serius di dunia balap harus ada simulator. Karena, dulu waktu saya masih kecil masih belum terlalu berkembang. Gak mungkin bisa dapat yang kayak gini lah.

Tahulah yang kayak logitech, yang pakai PS3 gitu kan. Sekarang kan sudah berkembang banget.

Ini termasuk investasi. Karena selain nyetir itu, yang paling dekay ya simulator. Jadi, bayangin sudah latihan di sirkuit, bisa latihan lagi.

Pembalap dunia selalu punya ini loh. Kayak Max Verstappen gitu. Kan dia kalau nyalip-nyalip begitu agresif. Latihannya pasti di simulator.

Ini real, paling bedanya di fisiknya saja. Karena gak dapat pengalaman yang nyata ya. Tapi, kalau teknik nyata. Semuanya dapat.

Ini, penasaran sih, pertanyaan yang paling aku mungkin agak pribadi. Presley sudah menjalani peran berbeda. Atlet dan mungkin kalau ini, Presley sudah merintis sebuah tim, jadi leader dalam bisnis juga. Ada perbedaan role gak di antara dua itu?

Pasti ada bedanya, tapi ada kesamaan juga. Kalau jadi driver, pasti bekerja secara tim, gak bisa sendiri, ada mekanik dan lainnya. Harus tahu caranya berkomunikasi dengan mobil dan lainnya.

Sama gitu, di dunia ini ada visi. Nah harus tahu bagaimana caranya mengejar visi itu sebagai sebuah tim. Nah ini kan soal balap, untungnya saya banyak pengalaman sebelumnya di sini. Saya berusaha kasih tahu pengalaman yang ada dan kasih yang paling baik di JMX Phantom dengan pengalaman lain bisa kasih masukan lagi.

Editorial Team