Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pelatih kepala tunggal putri PBSI, Indra Wijaya (dok. PP PBSI)

Jakarta, IDN Times – Sudah menjadi kerinduan lama para penikmat bulu tangkis untuk kembali melihat sektor tunggal putri berjaya di kancah dunia. Pencarian "The Next Susy Susanti" seolah tak pernah berhenti dilakukan seluruh elemen bulu tanngkis nasional.

Perlahan tapi pasti, sektor tunggal putri bangkit dari tidur panjangnya. Terbaru, Gregoria Mariska Tunjung menjadi salah satu andalan. Setelah sempat menurun performanya, Gregoria kembali lebih kuat. Meraih satu gelar juara di awal musim 2023, Gregoria juga berhasil menembus perempat final Kejuaraan Asia 2023.

Bicara soal tunggal putri, sosok pelatih menjadi salah satu yang paling mencuri perhatian. Setelah cukup lama mencari sosok pelatih tetap, kini tunggal putri PBSI punya nahkoda baru. Indra Wijaya kembali ke Tanah Air setelah 23 tahun melancong ke luar negeri.

Mantan tunggal putra Indonesia ini sekarang menjadi pelatih kepala untuk Gregoria dan kawan-kawan. Kiprahnya sebagai pelatih tak perlu diragukan. Di tangan Indra Wijaya tercipta sosok jagoan bulu tangkis Malaysia, Lee Zii Jia.

Beberapa waktu lalu, IDN Times berksempatan melakukan wawancara khusus dengan Indra Wijaya. Soal kisah dibalik mundurnya Indra Wijaya dari Pelatnas PBSI pada tahun 2000 lalu, hingga pandangan Indra soal tunggal putri Indonesia yang kerap dicap manja, IDN Times bahas saat menemui Indra Wijaya di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta.

Sejak kapan seorang Indra Wijaya mengenal bulu tangkis?

Pelatih kepala tunggal putri PBSI, Indra Wijaya (dok. PP PBSI)

Kalau saya dari kecil bulu tangkis, mungkin umur tujuh atau delapan tahun itu saya sudah mengenal bulu tangkis. Karena keluarga saya, papa, om, dan saudara-saudara itu memang keluarga bulu tangkis. Saya empat bersaudara. Semuanya di badminton.

Kapan memutuskan jadi atlet?

Editorial Team

Tonton lebih seru di