10 Pemain Bintang yang Pernah Berseragam Fulham, Masih Ingat?

- Dimitar Berbatov bergabung dengan Fulham pada 2012 dan mencetak 20 gol dalam 54 penampilan Premier League.
- Clint Dempsey membela Fulham selama lima setengah musim dengan torehan 232 penampilan dan 60 gol di semua kompetisi.
- John Arne Riise tampil sebanyak 87 kali di Premier League, berperan penting dalam menjaga keseimbangan pertahanan Fulham.
Fulham adalah salah satu klub Inggris yang dikenal sebagai klub papan bawah. Klub asal London dengan warna kebesaran putih hitam ini memang tidak punya prestasi mumpuni. Mereka pernah meraih beberapa trofi, tapi sebagian besar hanya merupakan trofi kompetisi kasta bawah di Inggris.
Namun meski minim prestasi, Fulham tetap bisa berbangga karena pernah dibela oleh nama-nama pemain top dunia. Dalam dua dekade terakhir, inilah 10 nama bintang sepakbola dunia yang pernah berseragam klub berjuluk The Cottagers ini. Apakah kamu masih ingat mereka?
1. Dimitar Berbatov

Dimitar Berbatov resmi bergabung dengan Fulham pada 31 Agustus 2012 setelah meninggalkan Manchester United. Striker asal Bulgaria ini menandatangani kontrak dua tahun dan langsung menjadi sosok penting di lini depan The Cottagers. Dengan gaya bermain elegan, kontrol bola lembut, dan kemampuan mencetak gol yang klinis, Berbatov memberi warna berbeda pada serangan Fulham. Di musim perdananya (2012/2013), ia tampil gemilang dengan torehan 15 gol di Premier League, menjadikannya top skor klub sekaligus membawa Fulham finis di papan tengah klasemen.
Secara keseluruhan, Berbatov membela Fulham dari 2012 hingga 2014, mencatatkan 19 gol dalam 54 penampilan Premier League. Jika dihitung di semua kompetisi, ia menorehkan total 20 gol dari 54 laga. Meski hanya dua musim, kehadirannya memberi pengaruh besar bagi tim, terutama karena pengalamannya di level tertinggi bersama Tottenham dan Manchester United. Warisannya di Craven Cottage adalah bukti bahwa bahkan klub seperti Fulham bisa menjadi rumah bagi striker berkelas dunia, meski dalam periode yang relatif singkat.
2. Clint Dempsey

Clint Dempsey resmi bergabung dengan Fulham pada Januari 2007 setelah didatangkan dari New England Revolution dengan nilai transfer sekitar Rp36 miliar. Awalnya diragukan bisa beradaptasi dengan intensitas Premier League, pemain asal Amerika Serikat ini justru menjelma menjadi sosok penting di Craven Cottage. Ia terkenal karena determinasi tinggi, kemampuan mencetak gol dari berbagai posisi, serta selalu tampil garang dalam laga-laga krusial. Salah satu momen paling ikoniknya adalah di musim 2009/2010, ketika ia mencetak gol chip indah melawan Juventus yang mengantarkan Fulham menembus final UEFA Europa League.
Secara keseluruhan, Dempsey membela Fulham selama lima setengah musim (2007–2012) dengan torehan 232 penampilan dan 60 gol di semua kompetisi. Di Premier League sendiri, ia mencetak 50 gol dari 189 penampilan, menjadikannya pencetak gol terbanyak Fulham di era modern liga. Musim terbaiknya datang pada 2011/2012, saat ia mencetak 23 gol di semua ajang, termasuk 17 gol di liga, sekaligus masuk ke dalam PFA Team of the Year. Setelah lima tahun penuh kontribusi, Dempsey hijrah ke Tottenham pada 2012, tetapi ia tetap dikenang sebagai salah satu legenda terbesar dalam sejarah Fulham.
3. John Arne Riise

John Arne Riise resmi bergabung dengan Fulham pada Juli 2011 setelah dibeli dari AS Roma dengan nilai transfer sekitar 2,1 juta euro atau setara Rp29–30 miliar. Bek kiri asal Norwegia ini datang dengan reputasi besar, setelah sebelumnya sukses bersama Liverpool dan mencatatkan lebih dari 300 penampilan, termasuk menjadi juara Liga Champions 2005. Di Fulham, Riise langsung dipercaya sebagai bek kiri utama berkat pengalaman, kecepatan, serta tendangan keras khas yang menjadi ciri khasnya sejak lama.
Selama membela Fulham dari 2011 hingga 2014, Riise tampil sebanyak 87 kali di Premier League, meskipun ia tidak pernah mencetak gol di liga untuk The Cottagers. Namun, kontribusinya tidak hanya soal angka, karena ia berperan penting dalam menjaga keseimbangan pertahanan dan juga membantu serangan dari sisi kiri. Pengalaman dan kepemimpinannya juga menjadi nilai tambah bagi Fulham di ruang ganti. Meski masa baktinya di Craven Cottage tidak seikonik saat di Liverpool, Riise tetap dikenang sebagai salah satu pemain bintang dengan karier Eropa yang panjang dan pernah memperkuat Fulham di periode penting klub.
4. Louis Saha

Louis Saha bergabung dengan Fulham pada 1999 dari klub Prancis, Metz, dengan nilai transfer sekitar 2,1 juta euro atau sekitar Rp30 miliar. Striker asal Prancis ini langsung menjadi sosok penting bagi The Cottagers. Musim debutnya di Championship (1999/2000), Saha mencetak 32 gol dalam 48 pertandingan di semua kompetisi, membantu Fulham promosi ke Premier League. Kecepatan, kekuatan fisik, serta insting gol tajam membuatnya menjadi salah satu striker paling ditakuti di divisi tersebut.
Selama empat musim membela Fulham (1999–2004), Saha tampil dalam 144 pertandingan dan mencetak 63 gol di semua kompetisi. Catatan itu menjadikannya salah satu striker paling produktif dalam sejarah klub. Puncaknya datang pada paruh pertama musim 2003/2004, ketika ia tampil luar biasa dengan 15 gol hanya dalam setengah musim Premier League, yang akhirnya membuat Manchester United merekrutnya pada Januari 2004. Walau masa baktinya terbilang singkat, kontribusi Saha tidak ternilai karena ia menjadi motor utama keberhasilan Fulham menapak ke level tertinggi sepak bola Inggris.
5. Vincenzo Montella

Vincenzo Montella, striker asal Italia yang dijuluki L’Aeroplanino karena selebrasi khasnya, sempat bergabung dengan Fulham pada Januari 2007 dengan status pinjaman dari AS Roma. Kedatangannya cukup mengejutkan, karena Montella saat itu sudah berstatus legenda di Serie A bersama Roma dengan torehan lebih dari 80 gol. Di Fulham, ia diharapkan membawa pengalaman, teknik tinggi, serta naluri mencetak gol yang tajam untuk membantu lini serang tim di paruh kedua musim.
Selama masa pinjamannya yang singkat, Montella tampil dalam 10 pertandingan Premier League untuk Fulham, meskipun tidak mencetak gol di liga. Namun, ia berhasil mencetak 2 gol di ajang Piala FA saat menghadapi Leicester City pada Januari 2007. Meski kontribusinya terbatas, kehadiran Montella tetap meninggalkan kesan istimewa bagi fans, karena jarang sekali Fulham kedatangan striker top Eropa dengan reputasi besar. Setelah masa pinjaman berakhir, Montella kembali ke Roma sebelum akhirnya mengakhiri karier bermainnya dan beralih ke dunia kepelatihan.
6. Andre Schurrle

André Schürrle resmi bergabung dengan Fulham pada Juli 2018 dengan status pinjaman selama dua musim dari Borussia Dortmund. Kedatangan winger asal Jerman ini membawa banyak ekspektasi karena ia adalah bagian dari skuad Jerman juara Piala Dunia 2014, bahkan mencatat assist penting untuk gol Mario Götze di final melawan Argentina. Dengan pengalaman di Premier League sebelumnya bersama Chelsea, Schürrle diharapkan bisa menjadi motor serangan utama bagi Fulham yang baru promosi ke liga tertinggi.
Selama membela Fulham pada musim 2018/2019, Schürrle tampil dalam 24 pertandingan Premier League dan berhasil mencetak 6 gol, termasuk gol spektakuler jarak jauh ke gawang Burnley yang sempat menjadi sorotan. Sayangnya, meski kontribusinya cukup menonjol, Schürrle tidak mampu menyelamatkan Fulham dari degradasi ke Championship. Setelah satu musim, kontrak pinjamannya diputus lebih awal dan ia kembali ke Dortmund. Walau singkat, keberadaannya di Craven Cottage tetap dikenang karena memberi sentuhan pemain kelas dunia dalam periode sulit bagi klub.
7. Edwin van der Sar

Edwin van der Sar bergabung dengan Fulham pada 2001 setelah meninggalkan Juventus, dengan nilai transfer sekitar 7 juta euro atau setara Rp95–100 miliar. Kehadirannya langsung memberi efek besar bagi klub yang baru promosi ke Premier League. Dengan pengalaman bersama Ajax dan Juventus, Van der Sar menghadirkan ketenangan, refleks hebat, serta kemampuan distribusi bola yang modern untuk ukuran kiper di era tersebut. Ia menjadi figur penting yang menjaga stabilitas Fulham di papan tengah liga.
Selama empat musim membela Fulham (2001–2005), Van der Sar mencatatkan 127 penampilan di Premier League dan lebih dari 150 laga di semua kompetisi. Dari jumlah itu, ia berhasil mengoleksi sekitar 42 clean sheet di Premier League bersama Fulham, sebuah catatan impresif bagi klub yang tidak selalu berada di papan atas. Konsistensi dan kepemimpinannya di bawah mistar menjadikan Van der Sar salah satu kiper paling dihormati di Inggris kala itu. Penampilan solidnya di Craven Cottage kemudian membuka jalan bagi transfer besar ke Manchester United pada 2005, di mana ia akhirnya meraih berbagai gelar bergengsi, termasuk Liga Champions 2008.
8. Steed Malbranque

Steed Malbranque bergabung dengan Fulham pada Agustus 2001 setelah didatangkan dari Olympique Lyon dengan nilai transfer sekitar 4,5 juta euro atau setara Rp90 miliar. Gelandang asal Prancis ini langsung menjadi motor serangan tim berkat visi permainan, kreativitas, dan teknik tinggi yang dimilikinya. Di musim debutnya, Malbranque tampil mengesankan dengan mencetak 10 gol di semua kompetisi, termasuk 7 gol di Premier League, sebuah torehan yang sangat baik untuk seorang gelandang serang.
Selama lima musim (2001–2006) membela Fulham, Malbranque mencatatkan lebih dari 200 penampilan dan mencetak 32 gol di semua kompetisi. Ia dikenal sebagai pengatur tempo permainan dan kreator peluang yang konsisten, menjadi salah satu pemain paling berpengaruh dalam menjaga Fulham tetap kompetitif di Premier League. Penampilannya yang stabil membuatnya diminati klub lain, hingga akhirnya ia pindah ke Tottenham Hotspur pada 2006. Meski tidak meraih trofi bersama Fulham, Malbranque tetap dikenang sebagai salah satu gelandang terbaik yang pernah memperkuat Craven Cottage di era modern.
9. Brede Hangeland

Brede Hangeland bergabung dengan Fulham pada Januari 2008 dari FC Copenhagen dengan nilai transfer sekitar 2,5 juta euro atau setara Rp45 miliar. Bek tengah asal Norwegia ini datang atas rekomendasi manajer Roy Hodgson, yang pernah melatihnya di klub Denmark tersebut. Dengan postur menjulang 1,91 meter, Hangeland langsung menjadi pilar kokoh di lini belakang The Cottagers. Debutnya bertepatan dengan periode krusial Fulham yang tengah berjuang menghindari degradasi, dan kehadirannya terbukti membawa stabilitas dalam pertahanan.
Selama tujuh musim (2008–2014) di Craven Cottage, Hangeland tampil dalam 272 pertandingan di semua kompetisi dan mencetak 12 gol, mayoritas dari situasi bola mati berkat keunggulannya di udara. Puncak kariernya bersama Fulham terjadi pada musim 2009/2010, ketika ia menjadi bagian penting dari perjalanan tim hingga mencapai final UEFA Europa League, meski harus puas sebagai runner-up usai kalah dari Atlético Madrid. Selain kontribusi di lapangan, Hangeland juga dihormati karena kepemimpinannya dan perannya sebagai kapten tim. Hingga kini, ia dikenang fans sebagai salah satu bek terbaik dalam sejarah modern Fulham.
10. Ryan Sessegnon

Ryan Sessegnon merupakan produk akademi Fulham yang mencuri perhatian sejak usia sangat muda. Ia melakukan debut profesionalnya pada Agustus 2016 di ajang Championship saat baru berusia 16 tahun, menjadikannya pemain pertama kelahiran tahun 2000 yang tampil dan mencetak gol di kompetisi sepak bola profesional Inggris. Dengan kecepatan, kemampuan dribbling, dan insting mencetak gol dari sisi kiri, Sessegnon segera menjadi andalan Fulham meskipun usianya masih remaja.
Selama membela tim utama Fulham pada periode 2016–2019, Sessegnon tampil dalam 120 pertandingan di semua kompetisi dan mencetak 25 gol. Musim terbaiknya adalah 2017/2018, ketika ia mengemas 16 gol di Championship, membantu Fulham promosi ke Premier League melalui jalur play-off. Atas performa tersebut, ia dianugerahi penghargaan sebagai Pemain Muda Terbaik EFL dan masuk dalam Championship Team of the Season. Meskipun hanya semusim membela Fulham di Premier League, Sessegnon tetap dikenang sebagai salah satu talenta terbaik yang lahir dari akademi klub, sebelum akhirnya bergabung dengan Tottenham Hotspur pada Agustus 2019.
Dari Edwin van der Sar hingga Ryan Sessegnon, deretan pemain bintang yang pernah membela Fulham membuktikan bahwa klub ini bukan sekadar tempat persinggahan, melainkan panggung penting yang mampu melahirkan cerita berkesan dalam perjalanan karier mereka. Meski tidak selalu berada di papan atas, Fulham berhasil menghadirkan nama-nama besar yang memberi warna tersendiri bagi sejarah klub dan meninggalkan kenangan tak terlupakan bagi para penggemar Craven Cottage.