Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Erick Thohir dan Shin Tae Yong. (IDN Times/Tino).

Intinya sih...

  • PSSI mendepak Shin Tae Yong dari kursi pelatih Timnas Indonesia demi memperlebar kans Pasukan Garuda lolos ke putaran final Piala Dunia 2026.
  • Racikan taktik Shin dinilai monoton dan kurang variatif, serta berbenturan dengan gaya bermain pemain Timnas.
  • PSSI enggan mengambil risiko kehilangan momentum ke Piala Dunia 2026, karena kondisi tim saat itu kurang pas.

Jakarta, IDN Times - PSSI resmi mendepak Shin Tae Yong dari kursi pelatih Timnas Indonesia, Senin (6/1/2025) siang WIB. Versi Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, ada sejumlah aspek yang jadi pertimbangan dalam pemecatan tersebut.

Shin dicopot dari jabatannya setelah mengabdi selama lima tahun di Indonesia. Langkah ini diambil PSSI, demi memperlebar kans Pasukan Garuda lolos ke putaran final Piala Dunia 2026.

Namun, pemecatan ini menimbulkan banyak pertanyaan, khususnya dari kalangan fans. Mengingat, Shin masih berada di jalur yang tepat, karena Timnas bertengger di urutan ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Erick pun menjelaskan ragam faktor yang memaksa federasi mengambil opsi pemecatan. Berikut alasan Shin didepak, menurut versi Ketua Umum PSSI tersebut.

1. Taktik dan strategi Shin dinilai kurang oke

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae Yong dalam jumpa pers jelang melawan Myanmar di Piala AFF, Minggu (8/12/2024). (Dok. PSSI).

Taktik dan strategi Shin menjadi landasan utama PSSI mengganti pelatih, sesuai dengan hasil evaluasi. Racikan Shin dinilai monoton dan kurang variatif.

Pendekatan Shin, khususnya dalam meracik memang sempat menjadapat sorotan negatif. Itu saat Timnas yang lebih difavoritkan dan membutuhkan kemenangan justru dipermalukan China dengan skor 1-2, pada 10 September 2024.

Meski tak dijelaskan secara gamblang, Erick bak membocorkan kalau taktik dan strategi Shin berbenturan dengan gaya bermain Thom Haye dan kawan-kawan.

"Sebelum pertandingan di China itu sudah terjadi dinamika yang cukup tinggi. Kami melihat perlunya ada pimpinan yang bisa lebih menerapkan strategi yang tentu disepakati oleh para pemain," kata Erick dalam jumpa pers, Senin (6/1/2025).

2. Ada masalah komunikasi

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae Yong. (Dok. PSSI)

Teori dan isu mengenai retaknya hubungan Shin dengan sejumlah pemain Timnas yang belakangan berkembang juga dikaitkan dengan pemecatan ini. Erick pun tak membantah membutuhkan sosok pelatih dengan komunikasi bagus.

Apalagi, Shin tidak lancar berbahasa Inggris. Kondisi ini yang memunculkan anggapan adanya masalah taktis di atas lapangan.

"Di sepak bola yang penting itu yang terlihat, kekompakan di antara pelatih, pemain, dan PSSI. Tapi, yang tadi saya sampaikan, kalau kita coba sebaik-baiknya, paling tidak titik-titik ini bisa kita kurangi, seperti komunikasi atau tactical issue seperti yang ditulis media Eropa," ucap Erick.

"Masalah komunikasi adalah salah satu isu yang kami perhatikan, tetapi tentu kami juga merasa butuh pelatih yang bisa cocok dari segi taktik," lanjutnya.

3. PSSI gak mau ambil risiko

Jumpa pers Ketua Umum PSSI, Erick Thohir di Menara Danareksa. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Masalah-masalah ini membuat PSSI enggan mengambil risiko. Mereka tidak mau Timnas kehilangan momentum ke Piala Dunia 2026, yang sisa empat laga lagi.

Erick sebenarnya ingin mengambil langkah ini lebih cepat. Namun, kondisinya kurang pas, mengingat laga Timnas di periode Oktober dan November 2024 begitu padat.

"Kalau kita hitung-hitung, jika dilakukan saat itu, jarak pertandingan ke pertandingan berikutnya cukup singkat. Makanya, hari ini yang terbaik. Risiko tentu ada. Tetapi lebih baik ambil risiko daripada menyesal di kemudian hari. Kemudian, kami mencar figur yang bisa memberi extra effort dalam hal komunikasi, taktikal, dan lain-lain," kata Erick.

Editorial Team