Louis van Gaal (twitter.com/ManUtd)
Kedatangan Louis van Gaal di Old Trafford disambut dengan harapan besar oleh sebagian penggemar. Rekam jejaknya sebagai manajer Ajax Amsterdam, FC Barcelona, dan Bayern Munich membuat banyak orang optimis. Namun, ada juga yang skeptis dengan gaya bermainnya yang dikenal metodis dan terkadang membosankan.
van Gaal memang menerapkan filosofi sepak bola yang rapi dan mengutamakan penguasaan bola. Sayangnya, gaya bermain ini tidak selalu cocok dengan tradisi menyerang Manchester United. Meski ia berhasil membawa United meraih gelar juara FA Cup (2016), pencapaian itu dibayangi oleh permainan yang dinilai kurang atraktif.
Musim keduanya bersama Manchester United berjalan sulit. Mereka kesulitan meraih kemenangan. Apesnya, mereka juga tersingkir di fase grup Liga Champions yang membuat kekecewaan penggemar makin besar. Akhirnya, setelah mengemas 54 kemenangan, 24 imbang, dan 25 kekalahan dari 103 laga, van Gaal pun dipecat pada Mei 2016.
Keempat manajer Manchester United di atas sudah mencatatkan 100 laga setelah era Sir Alex Ferguson. Namun, dari keempat nama tersebut, belum ada yang mampu meraih gelar juara Premier League. Erik ten Hag, sang nahkoda baru, kini dihadapkan dengan tugas berat untuk membawa kembali kejayaan ke Old Trafford. Pertanyaannya, mampukah manajer asal Belanda itu mengukir prestasi yang dibebankan di pundaknya?