6 Eks Manchester United Terakhir yang Pernah Berkarier di Asia

- Jesse Lingard resmi pindah ke Seoul FC, klub asal Korea Selatan, pada Februari 2024.
- Lingard merupakan pemain ikonis Manchester United dan dikenal dengan tarian khasnya saat mencetak gol untuk Setan Merah.
- Pemain-pemain senior seperti Cristiano Ronaldo juga memilih bermain di Asia, karena intensitas pertandingan yang tidak setinggi liga-liga Eropa.
Liga-liga sepak bola di Asia sering menjadi persinggahan terakhir dari pesepak bola Eropa pada ujung kariernya. Fernando Torres, Andres Iniesta, dan David Villa adalah beberapa contoh pemain senior yang menjadikan Asia sebagai destinasinya. Beberapa eks Manchester United pun melakukan hal yang sama.
Enam pemain di bawah ini adalah eks Manchester United terakhir yang pernah berkarier di Asia. Siapa saja mereka?
1. Alex Telles bermain bersama Al Nassr

Alex Telles adalah pemain yang didatangkan Manchester United pada Oktober 2020. Ia memainkan 50 laga dengan mengemas 1 gol serta 8 assist selama berkarier di Old Trafford. Sang pemain sendiri sudah meninggalkan Setan Merah pada Juli 2023 lalu.
Alex Telles kemudian pindah ke Al Nassr setelah hengkang dari Manchester United. Sejauh ini, Telles sudah memainkan 20 laga dengan catatan 2 gol dan 4 assist. Pemain asal Brasil tersebut menjadi salah satu andalan di posisi bek kiri.
2. Odion Inghalo bermain bersama Al Wehda

Odion Inghalo adalah pemain yang membela Manchester United pada 2020 lalu. Ia saat itu dipinjam dari klub Chinese Super League, Shanghai Shenhua. Selama berkarier untuk Setan Merah, Inghalo mencetak 5 gol dan 1 assist dari 23 penampilan.
Sang pemain sendiri kini bermain untuk Al Wehda di Saudi Pro League. Ia sudah tidak asing dengan klub-klub di Asia. Selain Shanghai Shenhua dan Al Wehda, klub Asia lain yang pernah dibelanya adalah Changchun Yatai, Al Shabab, dan Al Hilal.
3. Shinji Kagawa bermain untuk Cerezo Osaka

Shinji Kagawa adalah salah satu pemain Jepang yang cukup berprestasi di Eropa. Ia pernah membela Manchester United pada 2012--2014. Selama kariernya untuk klub yang bermarkas di Old Trafford itu, Kagawa sudah mencetak 6 gol dan 10 assist dari 57 laga.
Sang pemain kembali ke klub masa kecilnya pada Februari 2023 lalu. Ia bergabung dengan Cerezo Osaka yang bermain di J1 League. Kagawa secara keseluruhan sudah memainkan 168 laga dengan mencetak 59 gol dan 17 assist untuk Cerezo Osaka.
4. Juan Mata pernah bermain untuk Vissel Kobe

Juan Mata menjadi salah satu andalan Manchester United pada masanya. Ia memainkan 285 laga dengan mencetak 51 gol serta 47 assist untuk Setan Merah. Mata juga sempat meraih gelar juara di sana, seperti UEFA Europa League (UEL), Piala FA, Carabao Cup, dan Community Shield.
Juan Mata berlabuh ke Vissel Kobe pada September 2023 lalu. Sayangnya, Mata hanya memainkan satu laga selama kariernya bersama Vissel Kobe. Ia kini berstatus tanpa klub setelah meninggalkan Vissel Kobe pada Februari 2024 lalu.
5. Cristiano Ronaldo menjadi andalan Al Nassr

Cristiano Ronaldo sudah tidak asing dengan Manchester United. Setan merupakan klub yang membesarkan namanya. Sepanjang kariernya untuk mereka, Ronaldo mengemas 145 gol dan 64 assist dari 346 penampilan. Ia juga pernah mempersembahkan gelar juara UEFA Champions League (UCL) untuk Manchester United.
Ronaldo kini bermain bersama Al Nassr di Saudi Pro League. Ia pindah ke klub tersebut sejak Januari 2023 lalu. Sang pemain mengemas 42 gol dan 13 assist dari 49 penampilan untuk Al Nassr sejauh ini.
6. Jesse Lingard bergabung dengan Seoul FC

Jesse Lingard merupakan nama terbaru dalam daftar ini. Ia resmi berseragam klub asal Korea Selatan, Seoul FC. Lingard pindah ke klub asal Korea Selatan tersebut pada Februari 2024 lalu. Ia pun sudah memainkan satu laga untuk Seoul FC.
Jesse Lingard merupakan salah satu pemain Manchester United yang cukup ikonis pada masanya. Ia dikenal dengan berbagai tariannya yang khas saat mencetak gol untuk Setan Merah. Lingard juga pernah mempersembahkan trofi UEFA Europa League untuk Manchester United.
Liga sepak bola di Asia memang cocok untuk pemain-pemain yang sudah berada di pengujung kariernya. Intensitas pertandingan yang tidak setinggi liga-liga Eropa menjadi alasannya. Ini sebuah cara yang tepat untuk mengakhiri karier sebagai pemain.