Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi supporter di stadion Anfield (pexels.com/Tembela Bohle)
ilustrasi supporter di stadion Anfield (pexels.com/Tembela Bohle)

Pep Guardiola telah menjadi salah satu pelatih luar biasa dalam sejarah sepak bola modern. Sejak memulai karier kepelatihannya bersama Barcelona pada 2008, ia berhasil memenangkan 12 gelar liga dalam 15 musim bersama 3 klub berbeda. Hanya dalam tiga kesempatan ia gagal finis di puncak klasemen, yaitu sekali di peringkat ketiga dan dua kali sebagai runner-up.

Musim 2024/25 tampaknya akan menjadi ujian berat bagi Guardiola. Manchester City saat ini berada di posisi lima, tertinggal cukup jauh dari para rival di klasemen. Jika tidak berubah, Arne Slot, Mikel Arteta, dan Nuno Espírito Santo berpeluang finish di atas Pep Guardiola. Menariknya, sampai saat ini hanya ada empat manajer yang berhasil finis di atas Pep di klasemen akhir liga.

Siapa saja mereka?

1. Jose Mourinho (2011/2012) mencetak rekor 100 poin dan 121 gol bersama Real Madrid

Jose Mourinho tiba di Real Madrid pada 2010 dengan misi utama mengalahkan Barcelona. Pada musim pertamanya, ia gagal dan hanya mampu membawa Madrid finis di peringkat kedua di bawah Guardiola. Namun, kemenangan di final Copa del Rey 2011 atas Barcelona memberi timnya kepercayaan diri untuk musim berikutnya.

Pada musim 2011/12, Mourinho membawa Madrid tampil mendominasi di La Liga. Timnya mencetak rekor 100 poin dan 121 gol dalam 1 musim, mengungguli Barcelona dengan selisih sembilan poin. Lionel Messi memang mencetak 50 gol, tetapi itu tidak cukup untuk mempertahankan gelar. Barcelona finis di posisi dua, tertinggal sembilan poin di belakang Madrid. 

Guardiola mengalami tekanan berat dari rivalitasnya dengan Mourinho. Menjelang akhir musim, ia mengumumkan kepergiannya dari Barcelona dan menuju ke Bayern Munchen. Keputusan itu membuktikan betapa intensnya persaingan mereka berdua di La Liga.

2. Antonio Conte (2016/2017) mencatatkan 13 kemenangan beruntun bersama Chelsea

Antonio Conte mengambil alih Chelsea pada musim panas 2016 dengan harapan mengembalikan kejayaan klub. Setelah kekalahan dari Liverpool dan Arsenal, ia mengubah formasi tim menjadi 3-4-3. Perubahan taktik tersebut terbukti sangat efektif dan membawa Chelsea ke jalur kemenangan.

Chelsea mencatatkan 13 kemenangan beruntun dari Oktober hingga Desember. Tim asuhan Conte terus mendominasi liga hingga akhir musim dan meraih gelar dengan 91 poin. Manchester City asuhan Guardiola tertinggal jauh dan hanya finis di peringkat ketiga.

Guardiola, yang baru saja bergabung dengan City, mengalami musim  mengecewakan. Musim itu menjadi satu-satunya musim dalam karier Guardiola tanpa trofi. Ia kesulitan beradaptasi dengan gaya permainan Premier League. Kegagalan tersebut memaksanya melakukan perombakan besar. Positifnya, perubahan ini membuat The Cityzen berkuasa di Liga Premier Inggris pada musim-musim berikutnya.

3. Mauricio Pochettino (2016/2017) sukses bertengger di posisi kedua Klasemen EPL

Mauricio Pochettino membawa Tottenham Hotspur tampil luar biasa pada musim 2016/17. Timnya menjadi pesaing utama Chelsea dalam perebutan gelar dan akhirnya finis sebagai runner-up. Prestasi ini menjadi pencapaian terbaik Tottenham di era Premier League.

Empat pemain andalan, Harry Kane, Dele Alli, Son Heung-min, dan Christian Eriksen berperan besar dalam kesuksesan tim. Mereka mencetak total 69 gol dan 86 poin pada akhir musim itu. Tottenham juga memberikan tekanan besar kepada Manchester City asuhan Guardiola dan saling kejar-kejaran dengan Chelsea.

Tottenham mengalahkan Manchester City 2-0 pada Oktober 2016. Mereka juga bangkit dari ketertinggalan dua gol untuk bermain imbang 2-2 di Etihad Stadium. Performa konsisten Spurs membuat mereka finis delapan poin di atas City yang hanya finis di peringkat tiga klasemen akhir.

4. Jurgen Klopp (2019/2020) membawa Liverpool juara Premier League 2019/2020.

Jurgen Klopp mulai menangani Liverpool pada 2015. Namun, Jurgen Klopp baru bisa membawa Liverpool meraih gelar Premier League pada musim 2019/2020. The Reds mengumpulkan 99 poin, unggul 18 poin dari Manchester City. Ini menjadi gelar liga pertama Liverpool dalam 30 tahun.

Liverpool hanya kehilangan dua poin dari 27 pertandingan pertama musim itu. Mereka menunjukkan dominasi yang luar biasa sepanjang musim. Guardiola dan City tidak mampu menyaingi performa Liverpool bersama Klopp pada musim tersebut. Musim 2019/20 menjadi milik Liverpool dan Jurgen Klopp.

Klopp membangun tim yang tangguh di semua lini. Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Virgil van Dijk menjadi pilar utama kesuksesan Liverpool pada musim tersebut. Musim itu menegaskan Klopp sebagai salah satu manajer terbaik pada Liga Premier Inggris.

Guardiola menghadapi tantangan besar di musim ini. Manchester City tertinggal cukup jauh dari para pesaingnya dalam perburuan gelar Premier League. Jika situasi ini tidak berubah, kemungkinan besar akan ada nama baru yang bergabung dalam daftar pelatih yang pernah finis di atas Guardiola di akhir liga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team