Dalam dunia sepak bola, bukan hal aneh jika seorang pemain pada akhirnya beralih profesi jadi pelatih setelah gantung sepatu. Ada beberapa pelatih yang kemudian dipercaya menangani klubnya dahulu. Namun, tentu banyak pula yang melatih di klub lain, baik di liga yang sama maupun berbeda.
Mereka yang ditunjuk jadi pelatih klub lain di liga yang sama tentu harus berhadapan dengan mantan klubnya. Profesionalisme tetap nomor satu. Mereka berusaha mengalahkan klub yang pernah dibelanya dahulu.
Christophe Galtier merupakan pelatih asal Prancis yang musim lalu menangani Lille dan membawa mereka menjuarai Ligue 1. Galtier sendiri ternyata pernah membela Lille semasa bermain dahulu. Tentu, ia punya banyak kenangan manis dengan Lille.
Namun, Galtier musim ini tak lagi menangani Lille. Ia memutuskan hengkang pada akhir musim lalu dan bergabung dengan Nice, yang juga bermain di Ligue 1. Alhasil, Galtier harus memimpin skuadnya menghadapi mantan klubnya dahulu. Pertemuan pertama terjadi pada pekan kedua liga pada Agustus 2021 lalu.
Bertandang ke markas Lille, Galtier sukses membawa klub barunya menang telak 4-0 atas sang juara bertahan. Nice sendiri berada di papan atas klasemen hingga menjelang paruh musim. Itu bukti bahwa racikan Galtier masih gacor meski sudah berganti klub. Bisakah ia terus konsisten di papan atas sampai akhir musim?
Pengalaman seperti Christophe Galtier juga dialami Simone Inzaghi. Musim lalu, Inzaghi menangani Lazio, klub yang pernah dibelanya dahulu. Namun, pada awal musim ini, ia memutuskan menerima pinangan Inter Milan, sang juara bertahan Serie A. Inzaghi pun sudah bentrok dengan Lazio pada pekan ke-8 Serie A di Stadio Olimpico.
Sayangnya, Inzaghi dan anak asuhnya harus mengakui keunggulan Lazio 1-3. Itu menjadi satu-satunya kekalahan yang diderita Inter di Serie A hingga pekan ke-17 musim ini. Pada pertemuan kedua nanti, bisakah Inzaghi membawa Inter membalaskan kekalahan tersebut?
Sementara, pelatih yang satu ini berhasil menahan imbang mantan klubnya pada pertemuan pertama liga musim ini. Patrick Vieira adalah gelandang legendaris Arsenal yang kini telah menjadi pelatih Crystal Palace. Pada Oktober lalu, Palace bertandang ke markas Arsenal di ajang Premier League. Mereka nyaris mencuri kemenangan.
Kemenangan Palace yang sudah di depan mata lenyap karena The Gunners sukses menyamakan kedudukan menjadi 2-2 pada pengujung laga. Namun, hasil imbang di kandang lawan tentu tetap bagus bagi Palace yang skuadnya kalah kualitas. Bisa setinggi apa pencapaian Palace musim ini bersama Vieira?
Berikutnya ada Mikel Arteta, pelatih Arsenal yang juga merupakan mantan pemain The Gunners. Namun, Arsenal bukan satu-satunya klub Premier League yang pernah dibela Arteta. Malah, ia lebih lama berseragam Everton, tepatnya selama 6 musim. Musim ini, Arteta harus bertemu lagi dengan The Toffees sebagai juru taktik Arsenal.
Pertemuan pertama tersebut baru saja terjadi sepekan lalu. Hasilnya Arteta bersama Arsenal harus menyerah 1-2 meski sempat unggul lebih dahulu. Kekalahan itu membatalkan rencana Arsenal untuk bangkit setelah dihajar Manchester United. Untungnya, Arsenal bisa benar-benar bangkit akhir pekan lalu dengan mengalahkan Southampton 3-0.
Jika mendengar nama Steven Gerrard, klub yang langsung teringat sudah pasti Liverpool. Gerrard memang merupakan legenda hidup Liverpool karena pernah membela The Reds selama 17 tahun. Musim ini, untuk pertama kalinya, Gerrard melatih klub Premier League sehingga harus bertemu dengan mantan klubnya sebagai lawan.
Pada laga Premier League akhir pekan lalu, pertemuan pertama Gerrard dengan Liverpool tersaji. Hasilnya, Gerrard bersama Aston Villa mesti mengakui keunggulan mantan timnya dengan skor tipis 0-1. Meski demikian, Gerrard tetap berhak berbangga karena Villa sempat memberi perlawanan sengit dan hanya kalah karena gol penalti.
Lima pelatih di atas sudah bertemu dengan mantan klub yang pernah dibelanya sebagai pemain dahulu. Hasilnya beragam, ada yang menang, ada yang kalah, ada pula yang imbang. Menarik ditunggu seperti apa hasil pertemuan mereka berikutnya musim ini.