Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera Spanyol (pexels.com/Carloscruz Artegrafia)
ilustrasi bendera Spanyol (pexels.com/Carloscruz Artegrafia)

Intinya sih...

  • Diego Costa dibeli Atlético Madrid dari Chelsea dengan harga fantastis, namun performanya gagal memenuhi ekspektasi klub.
  • Julián Álvarez didatangkan dari Manchester City oleh Atlético Madrid dan langsung menjadi andalan di lini serang dengan kontribusi yang impresif.
  • Cristiano Ronaldo berhasil membuktikan kualitasnya setelah dibeli Real Madrid dari Manchester United dengan kontribusi yang luar biasa selama 9 musim.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Klub-klub LaLiga Spanyol beberapa tahun terakhir sering memboyong pemain-pemain bintang Premier League dengan harga tinggi. Pemain yang didatangkan kebanyakan memiliki reputasi bagus dan diharapkan memberikan dampak instan bagi klub. Sayangnya, tidak semua transfer tersebut berakhir sesuai harapan yang diinginkan oleh klub.

Memang benar, beberapa pemain sukses besar dan bahkan menjadi legenda di Spanyol. Namun, sebaliknya, ada juga yang gagal memenuhi ekspektasi meski dibeli dengan harga fantastis. Berikut ini tujuh pembelian termahal klub LaLiga dari Premier League, diurutkan dari yang termurah hingga termahal.

1. Diego Costa (Rp1 Triliun) di Atletico Madrid tidak setajam saat 3 musim berseragam Chelsea

Atlético Madrid memboyong Diego Costa dari Chelsea pada 2018 dengan ekspektasi tinggi. Los Rojiblancos bahkan rela menggelontorkan dana 57 Juta poundsterling atau Rp1 Triliun untuk membawanya ke Civitas Metropolitano. Mereka yakin dengan kemampuannya setelah ia mencetak 59 gol dan 21 assist dalam 3 musim di Premier League. 

Sebenarnya tahun 2018 adalah periode keduanya berseragam Putih Merah. Periode pertama terjadi pada tahun 2008 sampai pertengahan 2014. Sayangnya, di periode kedua ini badai cedera menghambat performanya selama 3 musim di Spanyol. Costa mencetak 19 gol dari 81 pertandingan, jauh dari ekspektasi klub. Pada 2021, Atlético akhirnya melepas Costa secara free transfer. Kini, pada usia 36 tahun, Diego Costa masih berstatus tanpa klub sejak Januari 2025.

2. Julian Alvarez (Rp1,34 Triliun) tampil tajam pada musim debutnya di Atletico Madrid

Setelah Diego Costa gagal, Los Rojiblancos tampaknya tidak kapok merekrut striker Premier League. Terbaru ada Julián Álvarez yang didatangkan dari Manchester City pada musim panas 2024. Atletico Madrid mendatangkan striker Timnas Argentina ini senilai 75 Juta poundsterling (Rp1,34 Triliun). Menariknya, pemain yang ikut andil dari treble City pada 2022/2023 langsung menjadi andalan di lini serang Atlético.

Bersama Los Rojiblancos, Alvarez berkembang menjadi striker tajam dan berbahaya. Hingga akhir Maret 2025 saja, ia telah mencetak 23 gol dan 5 assist dari 24 laga di semua kompetisi. Kontribusinya di Liga Champions musim ini juga sangat impresif dengan total 7 gol dan 1 assist. Sejauh ini, transfer Álvarez terlihat sangat menjanjikan bagi Atletico dan bisa menjadi pemain penting yang tak tergantikan di lini depan.

3. Luis Suarez (Rp1,34 Triliun) berkontribusi dalam 308 gol selama 6 musim di Barcelona

Barcelona merekrut Luis Suárez dari Liverpool pada 2014 setelah performa luar biasa di Inggris. Blaugrana mendatangkan Suarez untuk membentuk trio penyerang mematikan bersama Lionel Messi dan Neymar. Benar saja, Pemain asal Uruguay itu langsung membuktikan kualitasnya sebagai striker tajam pada musim pertama. Suarez dengan mudah langsung membuat 25 gol dan 24 assist di semua kompetisi.

Pada musim 2015/2016, Suárez bahkan berhasil mencetak 40 gol dan 18 assist di LaLiga dan membawa Barcelona meraih treble winners. Selama 6 musim bermain di Camp Nou, ia mencetak 195 gol dan 113 assist untuk Barcelona. Setelah hengkang, Suárez tetap meraih banyak gelar, salah satunya memenangkan trofi LaLiga bersama Atlético Madrid pada 2020/2021. Kini, ia bermain untuk Inter Miami dan bereuni dengan Lionel Messi.

4. Cristiano Ronaldo (Rp1,43 Triliun) memecahkan rekor transfer termahal pada 2009

Real Madrid memboyong Cristiano Ronaldo dari Manchester United pada 2009. Los Blancos membayar 80 Juta poundsterling atau Rp1,43 Triliun, memecahkan rekor transfer saat itu, untuk mendatangkan CR7. Real Madrid melihat potensi Ronaldo muda sebagai calon bintang besar saat itu. Benar saja, pemain yang memilki julukan CR7 ini langsung tampil luar biasa pada musim debutnya dengan mencetak 33 gol di semua kompetisi.

Selama 9 musim berseragam Real Madrid, ia telah mencetak 450 gol dan memberikan 131 assist dalam 438 pertandingan di seluruh kompetisi. Ia juga berhasil memenangkan 5 trofi Liga Champions dan 4 Ballon d’Or selama bermain di Santiago Bernabeu. Transfer tercatat sebagai salah satu pembelin paling sukses dalam sejarah Los Blancos. Kontribusi yang dibuat CR7 sebanding dengan harga belinya yang mahal pada 2009.

5. Gareth Bale (Rp1,43 Triliun) membantu Real Madrid mendapat 5 trofi UCL dan 3 gelar LaLiga

Real Madrid merekrut Gareth Bale dari Tottenham pada 2013. Winger asal Wales ini dibeli Real Madrid seharga 80 Juta poundsterling atau Rp1,43 Triliun. Los Blancos ingin memanfaatkan kecepatannya untuk memperkuat lini serang. Bale langsung membuktikan kualitasnya dengan mencetak 22 gol dan 19 assist pada musim debutnya di Santiago Bernabeu.

Selama 7 musim, Bale telah berkontribusi dalam 173 gol (106 gol dan 67 assist) untuk Real Madrid. Selain itu, Ia juga memenangkan 5 trofi Liga Champions, 3 gelar LaLiga, dan 3 Piala Copa del Rey bersama Los Blancos. Namun, di musim terakhirnya bersama Real Madrid ia mulai sering dikritik akibat lebih fokus ke golf dibandingkan sepak bola. Bale meninggalkan Spanyol pada 2022 dan pensiun setelah semusim bermain di klub Amerika Serikat, Los Angeles FC, pada 2023.

6. Eden Hazard (Rp2,3 Triliun) pensiun pada usia 32 tahun setelah gagal di Real Madrid

Real Madrid mendatangkan Eden Hazard dari Chelsea pada 2019. Los Blancos terpincut dengan performa menakjubkannya selama bermain di Chelsea. Mereka ingin menjadikannya pengganti Cristiano Ronaldo yang hengkang ke Juventus. Sayangnya, Hazard kesulitan mencapai performa terbaiknya karena cedera dan masalah kebugaran setelah tiba di kota Madrid.

Dalam 76 pertandingan yang telah dimainkan bersama Real Madrid, ia hanya mencetak 7 gol dan memberikan 9 assist. Ia bahkan tercatat tidak pernah bermain lebih dari 20 laga LaLiga dalam satu musim. Pada 2023, Hazard memilih untuk pensiun lebih cepat setelah gagal bersinar di Spanyol. Eden Hazard pensiun saat usia matang sebagai seorang pesepakbola, yaitu 32 tahun. Dilansir 90min, alasan Hazard pensiun dini adalah sudah kehilangan hasrat untuk bermain sepak bola.

7. Philippe Coutinho (Rp2,5 Triliun) gagal tunjukkan kualitas yang sesuai dengan harga beli

Barcelona memboyong Philippe Coutinho dari Liverpool pada 2018 dengan harga mahal. The Reds mendapatkan dana segar senilai 142 Juta poundsterling (Rp2,5 Triliun) dari penjualan Coutinho. Dengan dana yang sangat besar tersebut, Klub Catalan ini berharap Coutinho bisa menjadi penerus Andres Iniesta di lini tengah. Sayangnya, Coutinho kesulitan menyesuaikan diri dengan gaya bermain Barcelona.

Sebenarnya, Coutinho memulai musim debutnya dengan cukup baik, mencetak 8 gol dan 5 assist dalam 18 pertandingan LaLiga. Namun, ia gagal mempertahankan performa tersebut bersama Blaugrana. Selama 3,5 musim di Camp Nou, ia hanya mencetak 25 gol dan 14 assist dari 106 pertandingan. Setelah beberapa musim mengecewakan, klub akhirnya meminjamkannya ke Bayern Munich sebelum menjualnya ke Aston Villa. Kini, Coutinho bermain di klub Brasil, Vasco da Gama, berstatus pinjaman dari Aston Villa.

Beberapa pemain dalam daftar ini ada yang berhasil membuktikan diri sebagai bintang di LaLiga. Namun, ada juga yang gagal memenuhi ekspektasi meski dibeli dengan harga mahal seperti Philippe Coutinho. Transfer mahal tidak selalu menjamin kualitas yang akan diterima, bisa bagus atau malah sebaliknya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team