Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi stadion Brighton & Hove Albion (unsplash.com/Alex Simpson)

Brighton & Hove Albion mengumumkan perekrutan Charalampos Kostoulas pada 13 Juni 2025. Pemain kelahiran 30 Mei 2007 tersebut dibeli dari Olympiacos dengan harga sekitar 35 juta pound sterling (Rp778 miliar).

Transfer ini mengundang pertanyaan. Mengapa The Seagulls memboyongnya padahal sudah memiliki Stefanos Tzimas?

1. Profil Charalampos Kostoulas dan Stefanos Tzimas cukup mirip

Lima bulan sebelum kedatangan Charalampos Kostoulas, Brighton & Hove Albion memang sudah terlebih dahulu merekrut Stefanos Tzimas. Ia dibeli dari FC Nuremberg dengan harga sekitar 26,5 juta pound sterling (Rp590 miliar). Namun, Brighton membiarkannya untuk tetap berada di klub 2. Bundesliga Jerman tersebut sampai akhir 2024/2025.

Secara profil, Kostoulas dan Tzimas sangatlah mirip. Keduanya merupakan penyerang berkaki kanan dengan postur dan umur yang tidak jauh berbeda. Tzimas lahir pada 6 Januari 2006 dan memiliki tinggi 1,86 meter. Ia 1 tahun dan 1 sentimeter saja di atas Kostoulas. Bahkan, mereka juga berasal dari negara yang sama, Yunani.

2. Fabian Huerzeler sudah memiliki rencana untuk Charalampos Kostoulas dan Stefanos Tzimas

Kemiripan profil Charalampos Kostoulas dan Stefanos Tzimas nyatanya bukanlah sebuah masalah bagi Brighton & Hove Albion. Sang pelatih, Fabian Huerzeler, tampaknya sudah memiliki rencana yang berbeda untuk keduanya. Itu setidaknya terlihat dari pernyataannya ketika menggambarkan mereka. Huerzeler menyebut Kostoulas sebagai pemain ‘yang akan memberi opsi penyerangan berbeda’. Sementara, Tzimas dianggap sebagai seorang penyerang murni.

Pernyataan Huerzeler tersebut menandakan, Kostoulas dan Tzimas direkrut bukan untuk menggantikan satu sama lain. Mereka berpotensi tampil bersama. Keduanya bahkan sudah menunjukkannya di Timnas Yunani junior, mulai dari U-16, U-17, U-19, hingga U-21. Tercatat, setidaknya ada lima kesempatan mereka bermain berbarengan, baik dari awal atau tengah pertandingan.

3. Perekrutan Charalampos Kostoulas dan Stefanos Tzimas merupakan bagian dari rencana jangka panjang Brighton & Hove Albion

Sejak promosi ke English Premier League (EPL) pada 2017/2018, Brighton & Hove Albion berkembang menjadi klub yang handal dalam mengorbitkan talenta-talenta muda. Mereka lantas menjual para pemain tersebut dengan harga selangit. Contohnya adalah Moises Caicedo, Marc Cucurella, Ben White, Alexis Mac Allister, atau Yves Bissouma.

The Seagulls pun berpeluang mendapat pemasukan yang besar lagi pada musim panas 2025 dari Kaoru Mitoma dan Joao Pedro. Keduanya memang dikabarkan diincar oleh klub-klub papan atas. Pada 2024/2025, mereka memang menjadi penyumbang gol tertinggi. Mitoma mencetak 11 gol dan 5 assist, sedangkan Pedro menorehkan 10 gol dan 7 assist. Dengan gaya bermain yang mirip, Charalampos Kostoulas tampaknya disiapkan sebagai pengganti Mitoma atau Pedro.

Sementara itu, Stefanos Tzimas merupakan salah satu opsi untuk meneruskan tugas Danny Welbeck. Pada 2024/2025, Welbeck mencetak jumlah gol dan assist yang sama dengan Mitoma. Musim lalu bahkan menjadi periode terbaiknya di Premier League. Sebabnya, Welbeck mampu mencapai gol dua digit untuk pertama kalinya. Sayangnya, ia kini sudah berusia 34 tahun. Brighton memang masih memiliki Evan Ferguson. Namun, Ferguson mulai tersingkir sejak tim dipimpin Fabian Huerzeler.

Musim lalu, Kostoulas dan Tzimas memang sama-sama tampil apik. Kostoulas mampu mengemas 7 gol dan 2 assist dari 35 penampilan. Jumlah tersebut tampak minim, tetapi ini adalah debutnya bermain di level senior. Sementara, Tzimas berhasil mencetak 12 gol dan 3 assist. Meski hanya berkiprah di kompetisi kasta kedua, torehan itu cukup mengesankan bagi pemain muda yang baru pertama kali bermain di luar negeri.

Saat diperkenalkan, Kostoulas ikut menyinggung Tzimas yang sudah direkrut Brighton lebih awal. Ia menegaskan, mereka memiliki karakteristik yang berbeda meski sama-sama penyerang. Alih-alih menganggapnya sebagai ancaman, Kostoulas malah sangat tidak sabar untuk bisa bermain bersama Tzimas. Ia bahkan mengaku sempat berdiskusi terlebih dahulu dengannya sebelum bergabung. Layaknya Castor dan Pollux dalam mitologi Yunani, Kostoulas dan Tzimas pun menjadi duet yang sangat menarik untuk dinantikan mulai musim depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAtqo